Senin, 28 November 2011

caraku mencintaimu

ini merupakan jawaban dari kegalauan hati ku belakangan ini tentang hadirnya.., yach puisi yang cukup mengobati luka dari rasa perih yang setiap hari dicuekin, tapi apalah daya.., 



hhehe ga pengen bermelow2 siih untuk kali ini sudah cukup rasa  galau yang ku rasa semoga cepat sembuh 

This is



Caraku Mencintaimu....

Dengan tak menghubungimu,

Tak juga mengirim pesan untuk menanyakan kabarmu,

dan bahkan sekedar chatting untuk menyapamu,

Aku mencintaimu dengan menjauh darimu,

Bukan karena aku membencimu,

Namun karena aku ingin menjagamu dan menjaga diriku sendiri dari khalwat yang menjebak,



Aku mencintaimu dengan menjaga diriku dan dirimu,

Menjaga kesucianku dan kesucianmu,

Menjaga kehormatanku dan kehormatanmu,

Menjaga kebeningan hatiku dan hatimu,
ya......



Beginilah caraku mencintaimu,

Mencintaimu dalam diamku,

Karena diamku adalah bukti cintaku padamu..


Dan sekarang, Keadaan menegurku,
Sehingga dapat membantu, menyadarkanku dari kesalahan yang telah aku perbuat,
Meskipun pesonamu terhadapku belum pulih,
belum pulih..


Aku tak bisa memungkiri, bahwa setiap manusia pasti akan merasakan fitrahnya,

termasuk permasalahan ketertarikannya terhadap lawan jenis,
maka jika harus demikian,

untuk apa jika hati ini aku tambatkan kepada siapa yang bukan orangnya nanti,

jika memang hati ini sangat peka terhadap pengaruh diri yang memilikinya ketika hati ini 
salah dalam pengelolaanya,



Oleh karenanya,

jika aku harus mencintai lawan jenis adalah fitrahku sebagai manusia, maka aku akan 


mencoba untuk mencintai siapa yang akan menikah denganku nanti,

walaupun aku belum pernah bertemu dengannya,

lantaran pasti Allah akan mempertemukanku dengannya,

sehingga usahaku yang sia-sia akan cenderung berkurang di dalam lingkup fitrahku,
InsyaALLAH..


Kalau saja Allah menjadikan aku menikah dengan seorang laki-laki yang ditakdirkan Allah kepadaku,

maka untuk apa aku berharap dan menghabiskan waktuku kepada yang lainnya,

yang belum tentu akan menjadi suami ku kelak,

sedangkan hati ini mudah terdominasi dengan sesuatu hal yang lain,.



Dan rasa ketertarikanku cukuplah akan aku tumpahkan kepada suami ku kelak..



Yaa Allah, sucikanlah hatiku hanya untuk siapa yang pantas menempatinya dengan keridhoanMu, cukup dia sajalah yang aku cintai karena aku tidak menginginkan keburukan ketika aku berbuat salah terhadap hatiku,

amiiin.. 
terimakasih mas telah mengajarkanku cara mencintaimu dengan sempurna.,  

Minggu, 13 November 2011

Emotion

macem-macem emotion yang bisa di pakai buat mengekspresikan tulisan-tulisan .., penting ga penting dibuat penting aje deeh yaa.., dari pada nulis ga ada emotion.nya ntar dikira ngobrol ama robot.., (^0^)
chek this out!! 

(^_^) atau (^-^) = Tersenyum
(^0^) = Tertawa lebar
(^.^) = Senyum simpul
\(^0^0)/ = Bersorak riang
(^3^) = Berseru
(*^-^*) = Senyum malu, tersipu
(o^-^o) = Senyum merona
("-"Wink = Merasa terganggu
(-_-;Wink = Gugup
f(^_^) = Garuk garu kepala
(T_T) = Menangis
( ;_; ) = Menitikkan air mata
(" ~ ") = Manyun
(>_<) = Geram
(-_-#) = Marah
(+_+) = BeTe
(x_x) = Pusing
(x_x#) = Pusing habis dipukuli
(?_?)...??? = Bertanya-tanya dalam hati
(@_@) = Melotot, Heran
( _ _ )..zzZZ = Tidur
( _ _ ")..zzZZ = Bosan sampai ketiduran
m( _ _ )m = Memohon
w(^ _ ^) = Mendengarkan
(*^3^) = Mencium
(*^.^*) = Dicium
(=_=) atau (#^ ^#) = Malu sampai tersipu-sipu
( _ _ ) ..ooOO = Bermimpi
Ø(. .) = Menulis
((( (((;^ ^) = Berlari
C=C=(;' _') = Tergesa-gesa
(o_ _)o = Putus asa
(^ _^)d = Acungkan jempol
(^ _^)V = Tanda peace
(p^ ^)p = Ngajak brantem
y(^o^)y~~~ = Merokok

Minggu, 25 September 2011

kami Perempuan "BIASA"


Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian tidaklah setampan Leonardo Dicaprio, tapi tolong mengertilah itu sama sekali bukan masalah bagi kami, saat kami memuja-muja pemuda seperti itu, itulah pujian dan pujaan, tapi hati kami sungguhnya telah terikat oleh kalian, tuan. Mungkin saat itu kami hanya ingin tau apa pendapat kalian jika kami jatuh cinta pada orang lain, semacam mengukur tingkat kecemburuan kalian.

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian tidaklah semenakjubkan John Nash atau sebrillian Isaac Newton, namun kami sebenarnya sangat menghargai bantuan kecil dari kalian meskipun hanya membantu mencarikan artikel dari internet, kami ingin menunjukkan pada kalian bahwa kalian lebih kami percayakan daripada Newton atau Galileo.

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian tidaklah segagah Achilles pada film Troy, maka itu kami tidak pernah minta kalian mengikuti program peng six-pack an tubuh atau kontes L-men. Namun dengan kalian berhenti dan tidak pernah merokok, kami sangat akan memilih kalian dari Achilles manapun. Menyuruh kalian berhenti merokok adalah untuk meyakinkan diri kami bahwa kalian lebih gagah dari Achilles (karena tentu kalian akan kalah beradu pedang dengan Achilles bukan?).

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian bukan Pangeran dengan kuda putih yang akan melawan naga demi kami, karena kami pun bukan putri tidurnya, dan maka dari itu kami tidak pernah minta kalian melawan preman pasar yang pernah menggoda kami waktu lalu, tapi setidaknya, mengertilah tanpa kami harus minta, saat hujan lebat datang dan dirumah sedang mati lampu dan ayah ibu belum datang, kami hanya dapat mengandalkan kalian, maka itu temani kami walau hanya dengan sms dan telepon, karena menurut kami, berbincang dengan kalian adalah melegakan, maka itu jangan trade off (tukar) keadaan seperti itu dengan Game PES 2010 terbaru kalian itu (sangat mengesalkan! )

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian bukanlah bayi yang harus diingatkan hal ini dan itu setiap waktunya, tapi mengertilah bahwa kami sangat merisaukan anda, kenapa kami mengingatkan kalian makan atau sembahyang, itu karena tepat saat itu, kami baru saja hendak makan atau sembahyang, maka itu saat kalian bertanya kembali atau mengingatkan kembali, kami akan jawab “iya, bentar lagi nih”

Kami, para wanita tau kalian bukanlah Romi Rafael yang pandai menyulap saputangan menjadi bunga, maka itu kami tidak pernah meminta hal hal semacam itu, namun mengertilah bahwa melihat bunga rose di pinggiran jalan itu menggoda hati kami, bahkan meski kami tidak suka bunga, pemberian kalian akan menjadi hal yang kami sukai, karena kami sebenarnya hanya sangat ingin menyimpan kalian saat itu, setelah malam kalian antar kami pulang, namun kami tahu kita harus berpisah saat itu.

Kami, para wanita tau kalian bukanlah Mr. Bean yang dapat membuat kami tertawa terbahak saat sedang bosan, maka itu jangan coba-coba menjadi juru selamat untuk mencoba membuat kami tertawa saat itu, karena kami tau kalian tidak mampu sekocak Mr. Bean dan malah hanya akan memperkeruh suasana, yang kami inginkan saat itu hanyalah memastikan kalian ada disamping kami saat masa-masa sulit meski hanya dengan senyuman menenangkan.

Kami, para wanita juga tau kalian bukanlah pemuda seperti Edward Cullen yang akan segera datang dengan Volvo saat kami diganggu oleh preman jalanan, namun setidaknya, pastikan kami aman bersama kalian saat itu dengan tidak membawa kami pulang terlalu larut dan mengantarkan kami sampai depan pintu rumah dan bertemu ayah ibu, (jangan hanya sampai depan gang, hey, tuan!)

Kami, para wanita tau kalian tidak akan bisa seperti ibu kami yang dapat menghentikan tangisan kami, namun tolong mengerti, saat kami menangis dihadapanmu, kami bukan sedang ingin dihentikan tangisannya, justru kami sangat ingin kalian dihadapan kami menampung berapa banyak air mata yang kami punya, atau sekedar melihat apa reaksi kalian melihat kami yang –menurut kami- akan terlihat jelek saat menangis

Kami, para wanita tau juga sebenarnya, bahwa kalian tidak akan punya jawaban yang benar atas pertanyaan, “aku gendut ya?”, kami sungguh tau, tapi saat itu kami hanya ingin tau, apa pendapat kalian tentang kami yang pagi tadi baru bercermin dan sedang merasa tidak secantik Kristen Stewart.

Kami tau, kalian adalah makhluk bodoh yang tidak peka dan terlalu lugu untuk percaya pada setiap hal yang kami katakan, tapi mengertilah bahwa saat kalian bertanya “baik-baik aja?” dan kami jawab “iya, aku baik-baik aja” itu adalah bahasa kami untuk menyatakan keadaan kami yang sedang tidak baik namun kami masih menganggap kalian adalah malaikat penyelamat yang mampu mengatasi ketidak-baik- baikan kami saat itu tanpa kami beritau, (tentu mestinya kalian sadari jika kami memang benar sedang baik-baik saja kami akan menambahkan perkataan seperti “iya aku baik-baik aja, malah tadi aku di kampus ketemu dengan dosen yang itu lho….*bla.bla. bla”)

Iya, kami sepertinya tau apa yang kalian pikirkan tentang kami yang begitu merepotkan. Tapi begitulah kami, akan selalu merepotkan kalian, tuan. Hal ini bukan sesuatu yang kami banggakan, namun inilah bahasa kami untuk mempercayakan hati kami pada kalian, jika kalian bukanlah pemuda yang kami percayakan dan kami butuhkan, tentu saja yang kami repotkan dan persulitkan bukan kalian. Kami makhluk yang amat perasa dan gampang merasa “tidak enak”. Kami enggan merepotkan “orang lain”.

Jika kami merepotkan dan menyusahkan, berarti kami menganggap anda bukanlah orang lain, tuan.

Kami tidak senang bermain-main, tuan pemuda. Maka tolong jaga hati yang kami percayakan ini. Kami mungkin mudah berbesar hati atau “ge er”, tapi sekali kami menaruh hati kami pada satu pemuda, butuh waktu yang lebih lama dari menemukan lampu bohlam untuk menghilangkannya (bukan melupakan).

Kami akan sulit menerima hati baru setelah itu, karena kami harus membiasakan diri lagi. Padahal kami sudah terbiasa dengan anda, terbiasa melakukan semuanya dengan anda. Maka tolong, mengertilah tuan. Karena kami, wanita sungguh sangat tau sebenarnya kalian, pemuda, dapat mengatasi semua tingkah kami yang merepotkan ini...


sumber: dari segala sumber… ^^? ^^/

Jumat, 23 September 2011

yang dulu lebih asik :)

hhahaa.., aku bosan dengan yang sekarang, lebih wow, lebih ga asik, lebih berpilih kasih, lebih semua yang seharusnya tak tergantikan,. kangen sama bu,f*ne.., hheheeu.. :p

lebih rumit menjenuhkan, ga asik aah, aku rindu dengan masa2 yg dulu, terlalu indah untuk di gantikan dengan yang tidak layak, aah bosan euy.. tapi gimana lagi..? semoga cepat berakhir semester ini supaya tetep bisa menatap masa depan yg lebih aseek lg :D

usai sudah aah.., cuma sebatas mimpi, mungkin lain kali akan lebih baik lagi.., :)

Jumat, 05 Agustus 2011

Pendidikan Komprehensif Dengan Inovasi Pembelajaran

Pendidikan Komprehensif adalah pembelajaran yang berkelanjutan mulai dari PAUD/SD-SMP-SMA-PT. Pembelajaran yang meliputi banyak hal yaitu Ilmu Pengetahuan, Budi Pekerti, Akhlak, Karakter, Kreativitas, Inovatif. Istilah komprehensif yang digunakan dalam pendidikan karakter mencakup berbagai aspek. Aspek yang pertama isinya harus komprehensif, meliputi suatu permasalahan yang berkaitan dengan pilihan nilai-nilai yang bersifat pribadi sampai kepada pertanyaan-pertanyaan mengenai etika secara umum. Kedua metodenya harus komprehensif yang meliputi penanaman nilai, pemberian teladan kepada peserta didik. Ketiga Pendidikan karakter hendaknya terjadi dalam keseluruhan proses pendidikan di kelas, dalam kegiatan ekstrakulikuler, dalam proses bimbingan dan penyuluhan. Yang terakhir, keempat, pendidikan karakter hendaknya terjadi melalui kehidupan dalam masyarakat, karena peran serta masyarakat atau lingkungan dapat mempengaruhi karakter peserta didik (generasi muda).

Didalam pembelajaran di sekolah harus membuat standarisasi bahwa kelompok bermain adalah saat anak memang bermain, PAUD saat anak bermain, Sekolah Dasar saat anak mulai dibangunkan karakternya supaya fundamen dalam diri anak tersebut benar-benar kuat, karakter SMP dan SMA lebih condong kepada pertengahan antara pendidikan Akademik dan pendidikan Karakter, tingkatan akhir pada pembelajaran di Perguruan Tinggi lebih diajarkan mengenai pendidikan akademik dan mengesampingkan Pendidikan Karakter, karena pada usia mahasiswa sudah mengerti mengenai hakekat yang benar dan salah. Standardisasi ini berfungsi untuk paling tidak menseragamkan output dari yang dihasilkan. Memadukan antara Pendidikan Karakter dan Pendidikan Akademik sangat di perlukan dalam pembelajaran yang berkelanjutan. Keduanya dibutuhkan peserta didik dalam proses pembelajaran supaya diperoleh kesempurnaan dalam pembelajarannya. Kunci utama yang harus dipegang guru adalah bahwa setiap proses atau produk inovatif yang dilakukan dan dihasilkannya harus mengacu pada kepentingan siswa.
Inovasi pembelajaran di PAUD/SD harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik yang masih dalam tahap bermain dan penanaman fundamen, mengenai kebutuhan mereka dalam pendidikan karakter, penanaman Budi Pekerti, Akhlak, serta sopan santun.

Dalam pendidikan karakter pemberian teladan merupakan metode yang bisa digunakan. Pendidik harus berperan sebagai model atau pemberi teladan yang baik bagi peserta didik dan harus bisa menjadi contoh atau panutan. Misalkan cara guru menyelesaikan masalah secara adil, menghargai pendapat anak, dan mengkritik orang lain secara santun merupakan perilaku alami yang dapat dijadikan teladan oleh peserta didik. Demikian juga apabila guru berperilaku sebaliknya, anak-anak secara tidak sadar juga akan menirunya. Oleh karena itu para pendidik atau guru harus berhati-hati dalam bertutur kata dan bertindak, supaya tidak tertanamkan nilai-nilai negatif dalam sanubari peserta didik. Jika pendidikan akademik diutamakan pada pembelajaran di PAUD/SD kurang sesuai, karena pada usia sekolah dasar peserta didik akan lebih membutuhkan pendidikan karakter yang diajarkan gurunya. Pada usia sekolah dasar, peserta didik belum bisa membedakan antara benar dan salah, maka dari itu perlu ada bimbingan dari guru untuk menanamkan nilai fundamen dasar kepada peserta didik supaya lebih terarahkan kepada nilai moral yang baik.

Pada Pembelajaran Tingkat SMP dan SMA siswa lebih kepada semboyan ki Hajar Dewantara tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan). Pendidik hanya mengarahkan peserta didik dalam inovasi pembelajarannya menggabungkan antara ilmu pengetahuan dengan Budi Pekerti atau Akhlak dan Karakter peserta didik. Terjadi keseimbangan dalam pembelajaran tingkat SMP dan SMA. Peserta didik membutuhkan pembelajaran Pendidikan Akademik tetapi tidak meninggalkan pada Pendidikan Karakter itu sendiri. Dalam hal ini guru dapat mengajarkan kepada siswa pembelajaran Komprehensif yaitu mengenai pengembangan Kererampilan hidup. Ada beberapa keterampilan yang diperlukan supaya peserta didik dapat mengamalkan nilai-nilai yang dianut sehingga berperilaku konstruktif dan bermoral dalam masyarakat, keterampilan tersebut antara lain berpikir kritis, berkomunikasi secara jelas, menyimak, bertindak asertif, dan menemukan resolusi konflik dapat disebutkan secara ringkas sebagai keterampilan akademik dan keterampilan sosial.

Pembelajaran terintegrasi dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik, karena mereka memahami konsep-konsep keterampilandan nila-nilaiyang mereka pelajari dengan menghubungkannya dengan konsep dan keterampilan lain yang sudah mereka pahami. Konsep dan keterampilan tersebut dapat berasal dari satu bidang studi (intrabidang studi), dapat pula dari beberapa bidang studi (antarbidang studi). Pengalaman ini sangat diperlukan dalam kehidupan, mengingat masalah yang dihadapi hanya mungkin dapat diatasi secara tuntas dengan memanfaatkan berbagai bidang ilmu secara interdisipliner atau multidisipliner.

Pada pembelajaran yang dilakukan sejak PAUD/SD-SMP-SMA-PT inovasi pembelajaran akan mengalami integrasi peningkatan sesuai dengan perkembangan usia peserta didik. Semakin tinggi pendidikan yang ditempuh maka peserta didik akan mengalami pembiasaan terhadap gaya lingkungan belajarnya. Serta apa yang harus dikuasai dalam pembelajarannya.

Semakin tinggi jenjang pendidikan semakin banyak pengalaman mengenai karakter yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Pada jenjang Perguruan Tinggi mahasiswa sudah bisa mengenali jati diri meraka sendiri. Tidak ada materi yang diajarkan pendidik (dosen) mengenai pendidikan karakter. Inovasi Pembelajaran lebih diutamakan kepada penguasaan materi melalui pendidikan Akademik yang diterima pada perkuliahan. Guna menciptakan kultur yang bermoral perlu diciptakan lingkungan sosial yang dapat mendorong mahasiswa memiliki moralitas yang baik atau karakter yang terpuji. Sebagai contoh, apabila suatu Perguruan Tinggi memiliki iklim demokratis, paka mahasiswa akan terdorong untuk bertindak secara demokratis. Sebaliknya apabila suatu perguruan tinggi terbiasa menggunakan tidakan-tindakan otoriter maka sulit untuk mendidik mahasiswa untuk menjadi pribadi yang demokratis. Demikian juga apabila perguruan tinggi dapat menciptakan lingkungan sosial yang menjunjung tinggi kejujuran dan rasa tanggung jawab maka lebih mudah bagi para mahasiswa untuk berkembang menjadi pribadi-pribadi yang jujur dan bertanggung jawab.

Strategi yang dapat digunakan untuk mengembangkan karakter mahasiswa melewati kultur perguruan tinggi ialah dengan melibatkan para mahasiswa dalam membangun kehidupan di kampus. Misalnya dalam membangun kehidupan yang demokratis yang menghargai pluralistik, dan yang mematuh peaturan. Di dalam hal ini mahasiswa juga dilibatkan dalam pembuatan peraturan, evaluasi peraturan, penegakan peraturan dan juga dalam hal penggantian peraturan.

Pembelajaran Seni Rupa di Sekolah Dasar

A. Kreativitas Dalam Seni

Kreativitas merupakan ungkapan unik dari keseluruhan kepribadian sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya, dan yang tercermin dalam pikiran, perasaan, sikap atau perilakunya. Kreativitas dimulai dengan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru. Biasanya seorang individu yang kreatif memiliki sifat yang mandiri. Ia tidak merasa terikat pada nilai-nilai dan norma-norma umum yang berlaku dalam bidang keahliannya. Ia memiliki sistem nilai dan sistem apresiasi hidup sendiri yang mungkin tidak sama dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat ramai.
Dengan kata lain, kreativitas merupakan sifat pribadi seorang individu (dan bukan merupakan sifat sosial yang dihayati oleh masyarakat) yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan sesuatui yang baru. Pemikiran kreatif sering disebut dengan berfikir divergen. Pemikiran kreatif perlu dilatih karena membuat anak lancar, luwes dalam berfikir, mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan mampu melahirkan banyak gagasan.

Di masa perkembangan dan era yang semakin mengglobal serta penuh persaingan ini, setiap individu dituntut untuk mempersiapkan mentalnya agar mampu menghadapi tantangan-tantangan masa depan. Untuk itu kreativitas perlu ditumbuh kembangkan sejak dini, khususnya pada usia sekolah dasar, karena pada usia-usia tersebut berlangsung “periode kritis” di samping “periode puncak” perkembangan kreativitas. Bahwa masa anak usia sekolah adalah tahun-tahun efektif dalam kehidupan manusia untuk mengembangkan kreativitas. Potensi anak seusia itu berada pada masa yang amat penting untuk dirangsang perkembangannya untuk menjamin terpeliharanya kebebasan psikologis. Oleh karena itu, upaya perangsang kreativitas pada usia sekolah sangat penting artinya. Setelah melewati masa kritis, perangsang berbagai aspek perkembangan dan kreativitas akan lebih sulit meski dirangsang dengan rangsang yang sama. Akibatnya anak akan mengalami kerugian.

Gagasan-gagasan baru sebagai buah pemikiran kreatif akan sangat diperlukan untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Bakat kreatif sesungguhnya dimiliki setiap anak, tapi perkembangan kreativitas tergantung pada lingkungan dimana anak berada. Lingkungan yang kondusif yang dapat mengembangkan keativitas anak adalah lingkungan yang memberi keamanan, dan kebebasan psikologis anak, baik kemampuan kognisi, kemampuan afeksi dan kemampuan psikomotoriknya secara bersama-sama. Lingkungan harus memberi kesempatan anak untuk mendapatkan latihan, pengetahuan, pengalaman dan dorongan atau motivasi agar kretaivitas itu dapat terwujud, peranan sektor pendidikan penting dalam menunjang pembangunan. Sektor pendidikan menjadi sumber potensial dalam menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang kreatif. Tapi pada kenyataannya pendidikan di Indonesia lebih banyak menekankan pada cara berfikir konvergen daripada cara berfikir divergen yang potensial kreatif. Selain itu, penyediaan lingkungan yang merangsang berkembangnya kreativitas belum optimal sehingga peserta didik belum sepenuhnya mengaktualisasikan diri lewat kreativitas.

Lingkungan yang diharapkan mampu mewujudkan kreativitas anak adalah keluarga dan sekolah. Sekolah yang diharapkan mampu memberi suasana pendidikan untuk mengembangkan bakat kreatif anak, pada kenyataannya terjebak pada pengoptimalan salah satu aspek saja yaitu dilatih pengetahuan, kemampuan berfikir logis/penalaran dan hafalan, sehingga kreativitas pada masa anak sekolah kurang dikembangkan dalam dunia pendidikan. Bahkan yang sekarang terjadi adalah kondisi orang tua modern dimana mereka menghadapi situasi yang kompetitif dan mereka berupaya agar anak-anak mereka bisa unggul dengan persiapan sejak dini.

Akibatnya para orang tua lebih memperhatikan pekembangan otak. Begitu anak-anak mulai bisa bicara dan berinteraksi dengan lingkungan, banyak orang tua yang berlomba-lomba memasukkan anaknya untuk ikut program dwi bahasa, aritmatika, sempoa dan berbagai aktivitas lain yang berkaitan dengan akademik. Hal ini disebabkan oleh konsep orang tua tentang anak yang pandai, dimana orang tua menganggap anak yang pandai adalah anak yang dapat menguasai akademis dan akhirnya mendapat nilai akademis yang bagus. Terkadang tak segan-segan pula orang tua mengeluarkan biaya lebih untuk dapat mengikutkan anaknya dalam pelajaran tambahan dengan harapan dapat menunjang nilai akademisnya. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Kathy Hirsh-Pasek tentang anak yang di didik dengan lebih mengedepankan akademis daripada menekankan bermain dan eksplorasi, anak tersebut tidak memiliki kelebihan akademik jangka pendek apalagi jangka panjang. Yang terjadi adalah anak terlihat lebih gelisah dan kurang kreatif. Hal ini disebabkan karena mereka ditekan untuk mengingat berbagai hal. Sehingga anakanak malah menjadi korban dan menjadi pihak yang kalah karena belajar secara akademik dipaksakan sebelum mereka siap.

Anak-anak dimasa sekolahnya dulu sudah dikondisikan untuk mengeluarkan daya kreativitasnya seperti melalui mata pelajaran kesenian atau prakarya dengan membuat beberapa perhiasan, barang cendera mata, atau peralatan rumah tangga dari barang-barang yang ada di lingkungan rumah dan sekolah. Tapi sekarang situasi di sekolah tidak memunginkan anak untuk kreatif. Suatu penelitian di Jakarta menunjukkan kondisi bahwa sekolah sekarang kurang menghargai perkembangan inisiatif, kemandirian dan kebebasan yang erat hubungannya dengan pengembangan kreativitas dan lebih mementingakan disiplin dan kepatuhan.

Banyak siswa cenderung kurang bisa mengembangkan kreativitasnya dalam kelas. Siswa kurang mampu untuk menciptakan ide-ide baru dan mereka cenderung meniru hasil karya dari temannya. Hal ini dikarenakan sistem pendidikan yang senantiasa bergantung pada pendidik. Pendidikan kitalah yang telah membunuh kapasitas kreatif anak-anak kita. Padahal tidak dapat dipungkiri bahwa kreativitas itu penting untuk pemenuhan kebutuhan dari aspek manapun. Jaman sekarang ada bermacam-macam tantangan baik di bidang ekonomi, politik, lingkungan, kesehatan maupun dalam bidang budaya dan sosial yang harus dihadapi. Semakin tinggi persaingan dengan segala problem yang ada, maka semakin diperlukan tenaga ahli pilihan yang cakap, terampil dan cekatan. Salah satu cara untuk menghadapi berbagai macam tantangan dan persaingan tersebut, individu diharapkan memiliki suatu yang dapat dikembangkan, dikenali, dan dipupuk yaitu kreativitas. Orang yang tidak kreatif, kehidupannya statis dan sulit meraih keberhasilan. Di zaman yang sudah mengglobal dan penuh persaingan keras seperti sekarang ini, dibutuhkan kreativitas yang sangat tinggi.

B. Konsep Seni
1. Pengetian Seni
Kata seni adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata "sani" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Mungkin saya memaknainya dengan keberangkatan orang/ seniaman saat akan membuat karya seni, namun menurut kajian ilimu di eropa mengatakan "ART" (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan. Namun kita tidaka usah mempersoalkan makna ini, karena kenyataannya kalu kita memperdebatkan makna yang seperti ini akan semakain memperkeruh suasana kesenian, biarlah orang memilih yang mana terserah mereka.
Seni adalah proses yang sengaja mengatur unsur-unsur dalam suatu cara yang menarik indra atau emosi. Ini mencakup berbagai macam kegiatan manusia, ciptaan, dan cara berekspresi, termasuk musik, sastra, film, patung, dan lukisan. Makna seni ini dibahas dalam cabang filsafat yang dikenal sebagai estetika.

2. Sifat Seni Secara Umum
Seni memiliki sifat dasar kreatif, individual, perasaan, abadi, dan universal. Pengertian kreatif adalah kemampuan seseorang untuk mengubah sesuatu yang ada menjadi baru dan orisinil. Contoh: Batu yang diubah menjadi patung, tanah liat dapat menjadi keramik, suara diubah menjadi musik, gerakan menjadi sebuah tarian, dll. Sifat individual adalah bahwa suatu karya seni memiliki ciri perseorangan dari penciptanya. Lagu-lagu yang diciptakan Ebit G. Ade, sangat berbeda dengan lagu-lagu Rhoma Irama, Titik Puspa, atau pun yang lainnya. Atau lukisan Afandi sangat berbeda dengan lukisan-lukisan Basuki Abdullah, Raden Saleh, Popo Iskandar, Piccaso, Van Googh, maupum pelukis lainnya. Ciri khas pribadi inilah yang merupakan identitas dari karya mereka.Seni memiliki sifat perasaan, pengertiannya dalam membuat karya seni selalu melibatkan emosi dan jiwa.

Oleh sebab itu, untuk dapat menikmati sebuah karya harus menggunakan kepekaan perasaan yang paling dalam. Sebuah lagu yang diciptakan melalui perasaan seorang seniman, kemudian dibawakan seorang penyanyi yang menjiwai isi lagu itu. Tampil dalam suara dan penampilan yang seirama, maka para pendengar lagu itu akan tergugah hatinya. Semua itu jika ada kesungguhan dalam menggunakan indera rasa seperti yang dilakukan pencipta dan penyanyinya. Seni memiliki sifat abadi atau keabadian. Sesungguhnya semua pembuatan manusia memiliki sifat demikian, yaitu perbuatan baik atau tercela yang sudah dilakukan tidak dapat dibatalkan. Seseorang yang telah berjasa kepada kita, sosoknya akan selalu melekat sampai akhir hayat, walau pun mungkin bendanya sudah hilang ditelan masa. Jika membuat karya seni memiliki tujuan estetik atau keindahan, hendaknya orang yang menikmatinya turut berlatih juga untuk berbuat sesuatu yang indah dan terpuji.

Maka layaklah seorang seniman mendapat penghargaan ketika ada anak yang berbuat sesuatu kebaikan jika terpengaruh (menangkap amanat) cerita film, novel, syair lagu, dll. Tetapi sebaliknya, siapa yang bersalah jika kelakuan tidak baik diakibatkan oleh pengaruh cerita film atau buku-buku yang tidak mendidik? Seni bersifat universal, artinya seni tidak mengenal batasan waktu, bangsa, bahasa, dll. Sebagai contoh, semua orang yang berlainan bahasa akan tertawa terbahak-bahak ketika melihat tingkah laku badut sirkus yang sangat lucu. Atau seorang yang melihat gambar karikatur akan tersenyum tanpa mengetahui siapa pembuatnya.

C. Konsep Seni Rupa
1. Pengetian Seni Rupa
Seni rupa adalah salah satu cabang kesenian,seni rupa merupakan ungkapan gagasan dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan median dan penataan elemen serta prinsip-prinsip desain.
2. Seni rupa dapat berfungsi sebagai :
a. media ekspresi
b. media ekspresi
c. media komunikasi
d. media pengembangan bakat
e. media pendidikan
3. Aspek seni rupa :
a. Aspek grahita
b. Aspek Garapan
c. Aspek Tata
4. Jenis Karya Seni Rupa
a. Karya rupa murni yakni karya seni rupa yang sengaja diciptakan sebagai sarana ekspresi komunikasi,rekreasi dan terapi.Karya seni rupa murni ini dapat berupa dwimarta ataupun trimatra.
b. Karya seni rupa terapan yang sengaja dicipta untuk tujuan fungsional.Karya seni rupa ini pun mencakup 2 macam yakni dwimarta dan trimarta

D. Konsep Pendidikan Seni
Pendidikan seni merupakan saran untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktivitas permainan. Melalui permainan, kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Melalui permainan dalam pendidikan seni anak memiliki keleluasaan untuk mengembangkan kreativitasnya. Beberapa aspek penting yang perlu mendapat perhatian dalam pendidikan seni antara lain kesungguhan, kepekaan, daya produksi, kesadaran berkelompok, dan daya cipta.
Pendidikan seni adalah segala usaha untuk meningkatkan kemampuan kreatif ekspresif anak didik dalam mewujudkan kegiatan artistiknya berdasrkan aturan-aturan estetika tertentu. selain itu, pendidikan seni di SD bertujuan menciptakan cipta rasa keindahan dan kemampuan mengolah menghargai seni. Jadi melalui seni, kemampuan cipta, rasa dan karsa anak di olah dan dikembangkan.
Selain mengolah cipta, rasa dan karsa seperti yang diterapkan di atas, pendidikan seni merupakan mengolah berbagai ketrampilan berpikir. Hal tersebut meliputi ketrampilan kreatif, inovatif, dan kritis. Ketrampilan ini di olah melalui cara belajar induktif dan deduktif secara seimbang. Dunia anak adalah dunia bermain. Salah satu fungsi seni adalah sebagai media bermain. Oleh sebab itu, aktivitas berolah seni dapat dikembangkan melalui bermain. Melalui bermain kemampuan mencipta atau berkarya, bercita rasa estetis dan berapresiasi seni diperoleh secara menyenangkan. Melalui kondisi yang menyenangkan seperti ini, anak akan mengulang setiap aktivitas belajarnya secara mandiri dan akan menjadi kebiasaan dan keinginan terhadap seni.

E. Konsep Pendidikan Seni Rupa SD
Pendidikan Seni Rupa sesungguhnya merupakan istilah yang relatif baru digunakan dalam dunia persekolahan. Pada mulanya digunakan istilah menggambar. Penggunaan istilah pengajaran menggambar ini berlangsung cukup lama hingga kemudian diganti dengan istilah Pendidikan Seni rupa.Materi pelajaran yang diberikan tidak hanya menggambar tetapi juga beragam bidang seni rupa yang lain seperti mematung, mencetak, menempel dan juga apresiasi seni. Tujuan pengajaran menggambar di sekolah adalah untuk menjadikan anak pintar menggambar melalui latihan koordinasi mata dan tangan.

Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan, melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Pendidikan Seni Rupa adalah mengembangkan keterampilan menggambar, menanamkan kesadaran budaya lokal, mengembangkan kemampuan apreasiasi seni rupa, menyediakan kesempatan mengaktualisasikan diri, mengembangkan penguasaan disiplin ilmu

Seni Rupa, dan mempromosikan gagasan multikultural. Jenis karya rupa antara lain :
1. Menggambar/Melukis
Kegiatan menggambar/melukis di SD dapat diterapkan dalam berbagai cara dari mulai pembuatan shet,pengembangan shet,menjadikan karya karya lukis atau gambar ,menggambar dengan skema,memindahkan gambar denagan bantuan kisi-kisi,dan menggambar ekspresi dengan cara memberikan gambaran kepada siswa bagaimana seorang maestro menggarap karya mereka dari awal sampai akhir.

Membentuk Teknik membentuk sangat beraneka ragam,diantaranya :
a. Disambungkan Membutsir
Membutsir adalah membuat karya tiga dimensi dari bahan yang lunak dengan cara diremas-remas dengan tangan pada saat tanah masih dalam keadaan lembek. Bahan yang biasa digunakan adalah tanah dan plastisin.Selain membutsir dengan tangan yang diremas-remaskan tetapi sering juga menggunakan alat yang disebut sudip.

b. Memahat
Membentuk dengan jalan membuang bahan yang tidak dipergunakan dengan cara memahat.Setiap bahan ada peringkat pahat yang khusus .Media yang dapat dipakai antara lain kayu,batu es,dsb.Karya yang dibuat dari bahan yang disambung-sambung.

c. Cor (Menuang)
Proses menuang menggunakan bahan cair yang dituangkan pada alat acuan yang berbentuk cetakan.Setelah menjadi keras dikeluarkan dari acuan/cetakan.Bahan cair ini dibuat dari semen,plastic ,karet dan gips.

d. Merakit
Membuat karya dengan cara menyambung-nyambung beberapa bagian atau potongan bahan.Caranya disebut merakit,hasilnya disebut rakitan.Potongan bahan disambungkan dengan cara dilas,dipatri,disekrup atau dengan cara yang lain.

2. Mencetak
Mencetak adalah proses memperbanyak suatu gambar atau naskah dengan menggunakan teknik tertentu diantaranya cetak datar,cetak tinggi,cetak dalam,cetak saring,cetak copy,dan cetak dengan pintu out.

3. 3M (Menggunting,Menempel,Melipat)
Karya rupa 3M ini merupakan proses manipulasi lembaran kertas menjadi suatu bentuk tiga dimensi. Di Jepang teknik seperti ini disebut teknik origami.

F. Metode Pembelajaran Seni Rupa di SD
1. Strategi Penataan
Strategi penataan berkaitan dengan rancangan menata urutan materi pembelajaran dari yang mudah ke yang sulit, dari konkrit ke abstrak.
2. Strategi penyampaian
Strategi penyampaian berkaitan dengan media pembelajaran atau alat bantu pembelajaran untuk menyampaikan materi yang telah dikemas.
3. Stategi pengelolaan
Strategi pengelolaan berkaitan dengan kegiatan pengelolaan kelas selama pembelajaran dilaksanakan.

G. Model Pembelajaran Seni Rupa
1.Model Terkait
Model terkait adalah model pembelajaran terpadu yang paling sederhana karena menekankan pada hubungan secara eksplisit tentang konsep atau prinsip,atau pokok bahasan atau ketrampilan atau tugas,atau sikap dalam suatu bidang studi.Pada pembelajaran SR-KT terpadu keterkaitan dalam substansial material seni.Model terkait dalam SR-KT terpadu dapat dimodifikasikan berdasarkan jenis matra substansial seni.Urutan keterkaitan dan besr bobot materi masing-masing substansial materi yang terkait.
Keunggulan Model Terkait :
a. Paling sederhana sehingga paling mudah di rancang dan dilaksanakan
b. Terjadi interalisasi karena adanya pengembangan konsep-konsep inti secara terus-menerus
c. Memudahkan proses transfer gagasan-gagasan dalam pemecahan masalah.
d. Siswa lebih mudah dalam mendapatkan gambaran-gambaran mengenai suatu ketrampilan tertentu.

Kelemahan Model Terkait :
Pada intinya adalah mengaitkan antara prinsip,konsep ketrampilan dan tugas atau sikap pada suatu bidang kajian tertentu.Hal ini menyebabkan SR-KT tetap terpisah dan keterpaduan tidak Nampak walaupun hubungan telah dirancang secara eksplisit dalam suatu disiplin mata kajian. Fokus pembelajaran masih bersifat sempit karena usaha-usaha untuk memadukan gagasan-gagasan dalam suatu bidang studi dapat membatasi usaha mengembangkan hubungan yang lebih menyeluruh dengan bidang studi lain.

2. Model Terjala
Merupakan pembelajaran terpadu yang meggunakan pendekatan tematik. Model ini menekankan hubungan antara dua atau lebih mata pelajaran melalui tema. Pada pembelajaran senirupa terpadu, model terjala ini dapat memadukan secara intra bidang studi (seni music, tari) dan inter bidang studi (senirupa, music, tari, matematika, ips, ipa dll).
Keunggulan:
a. Melalui pendekatan tematik, pembelajaran terpadu model ini memiliki kekuaatn komprehensif yang tinggi.
b. Membangun motivasi siswa melalui kegiatan pemilihan dan pengembangan tema
c. Meningkatkan kemampuan wawasan guru tentang suatu konsep secara komprehensif
Kelemahan :
a. Membutuhkan waktu yang lama dalam merancang pembelajaran
b. Ketrampilan seni rupa yang diperoleh siswa kurang optimal
c. Guru memerlukan kemampuan mengevaluasi proses dan produk pembelajaran agar perencanaan dan pelaksanaan pembalajaran dapat tercapai secara optimal

3. Model Terpadu
Model terpadu merupakan pembelahjaran terpadu yang menggunakan tema yang diangkat dari adanya tumpang tindih tentang konsep ketrampilan dan sikap dalam kurikulum yang berlaku dari berbagai mata pelajaran atau mata kajian.
Keunggulan :
a. Mampu membangun motivasi siswa
b. Mampu mengembangkan aspek sikap pada dampak pengiring dalam pembelajaran
c. Menghemat waktu
d. Memiliki kekuatan komprehensif yang tinggi
Kelemahan :
a. Membutuhkan kurikulum yang mengacu pada keterpaduan serta kebijakan-kebijakan pendukung dalam system evaluasi pembelajaran
b. Membutuhkan waktu, tenaga dan pikiran dalam merancang model pembelajaran terpadu
c. Model terpadu merupakan pembelajaran terpadu yang paling rumit.

H. Pendekatan Pembelajaran Seni Rupa
Pembelajaran Pendidikan Seni dilaksanakan baik dengan pendekatan terpisah dan terpadu. Pendekatan terpisah ialah melaksanakan pembelajaran setiap bidang seni, sesuai dengan ciri-ciri khusus dan kesatuan substansi masing-masing. Pendekatan terpadu ialah melaksanakan pembelajaran yang memadukan bidang-bidang seni dalam bentuk seni pertunjukan, seni multimedia, atau kolaborasi seni. Pembelajaran Pendidikan Seni secara terpadu meliputi pembelajaran apresiatif dan produktif.

Pembelajaran apresiatif secara terpadu dilaksanakan dengan kegiatan apresiasi terhadap karya seni yang merupakan perpaduan antara dua atau lebih bidang seni, baik secara langsung maupun melalui media audio-visual, misalnya pertunjukan musik, tari, teater, atau film. Pembelajaran produktif secara terpadu dilaksanakan dengan kegiatan berkarya dan penyajian seni yang melibatkan dua atau lebih bidang seni, misalnya dalam bentuk seni pertunjukan atau kolaborasi antar bidang seni.

Alternatif pelaksanaan mata pelajaran Pendidikan Seni sebagai berikut. Sekolah yang memiliki lebih dari satu guru bidang seni, masing-masing guru memberikan pembelajaran seni sesuai dengan bidangnya secara terpisah. Siswa memilih salah satu bidang seni sesuai dengan minatnya. Pembelajaan secara terpadu dilaksanakan dengan kerja sama antara guru-guru bidang seni yang bersangkutan. Sekolah yang hanya memiliki guru salah satu bidang seni, guru tersebut melaksanakan pembelajaran seni sesuai dengan bidangnya, tetapi sedapat mungkin juga melaksanakan pembelajaran seni secara terpadu, sesuai dengan kemampuannya.
Materi pokok yang bersifat teoritik tidak diberikan secara terpisah, tetapi secara integratif dengan materi kegiatan apresiasi seni, berkarya seni, kritik seni, dan penyajian seni. Pembelajaran yang bersifat praktek (berkarya) lebih berorientasi pada proses dari pada hasil, sehingga lebih menekankan usaha membentuk dan mengungkapkan gagasan kreatif dari pada kualitas komposisi yang dihasilkan.

Dalam pembelajaran Pendidikan Seni, pengembangan sikap memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan, dan pengetahuan. Untuk menunjang pembelajaran materi yang mengarah pada penguasaan keahlian profesional, termasuk menggambar dengan mistar (menggambar konstruksi), perlu ditunjang dengan program ekstrakurikuler, sesuai dengan bakat dan minat siswa.

1. Kesimpulan
Kata seni adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata "sani" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa".

Sifat Seni Secara Umum, Seni memiliki sifat dasar kreatif, individual, perasaan, abadi, dan universal. Pengertian kreatif adalah kemampuan seseorang untuk mengubah sesuatu yang ada menjadi baru dan orisinil. Contoh: Batu yang diubah menjadi patung, tanah liat dapat menjadi keramik, suara diubah menjadi musik, gerakan menjadi sebuah tarian, dll. Sifat individual adalah bahwa suatu karya seni memiliki ciri perseorangan dari penciptanya. Seni rupa adalah salah satu cabang kesenian,seni rupa merupakan ungkapan gagasan dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan median dan penataan elemen serta prinsip-prinsip desain.

2. Saran
Pendidikan seni rupa amatlah penting dalam suatu pembelajaran untuk mengembangkan bakat dan kreativitas anak. Oleh karena itu pendidikan seni rupa perlu ditananmkan pada anak sejak usia dini, agar bakat yang dimiliki anak dapat dikembangkan sesuai dengan minat dan kreativitas yang dimiliki anak.

Minggu, 31 Juli 2011

Pembelajaran Seni Rupa di Sekolah Dasar

A. Kreativitas dalam Seni

Kreativitas merupakan ungkapan unik dari keseluruhan kepribadian sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya, dan yang tercermin dalam pikiran, perasaan, sikap atau perilakunya. Kreativitas dimulai dengan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru. Biasanya seorang individu yang kreatif memiliki sifat yang mandiri. Ia tidak merasa terikat pada nilai-nilai dan norma-norma umum yang berlaku dalam bidang keahliannya. Ia memiliki sistem nilai dan sistem apresiasi hidup sendiri yang mungkin tidak sama dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat ramai.
Dengan kata lain, kreativitas merupakansifat pribadi seorang individu (dan bukan merupakan sifat sosial yang dihayati oleh masyarakat) yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan sesuatui yang baru. Pemikiran kreatif sering disebut dengan berfikir divergen. Pemikiran kreatif perlu dilatih karena membuat anak lancar, luwes dalam berfikir, mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan mampu melahirkan banyak gagasan.

Di masa perkembangan dan era yang semakin mengglobal serta penuh persaingan ini, setiap individu dituntut untuk mempersiapkan mentalnya agar mampu menghadapi tantangan-tantangan masa depan. Untuk itu kreativitas perlu ditumbuh kembangkan sejak dini, khususnya pada usia sekolah dasar, karena pada usia-usia tersebut berlangsung “periode kritis” di samping “periode puncak” perkembangan kreativitas. Bahwa masa anak usia sekolah adalah tahun-tahun efektif dalam kehidupan manusia untuk mengembangkan kreativitas. Potensi anak seusia itu berada pada masa yang amat penting untuk dirangsang perkembangannya untuk menjamin terpeliharanya kebebasan psikologis. Oleh karena itu, upaya perangsang kreativitas pada usia sekolah sangat penting artinya. Setelah melewati masa kritis, perangsang berbagai aspek perkembangan dan kreativitas akan lebih sulit meski dirangsang dengan rangsang yang sama. Akibatnya anak akan mengalami kerugian.

Gagasan-gagasan baru sebagai buah pemikiran kreatif akan sangat diperlukan untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Bakat kreatif sesungguhnya dimiliki setiap anak, tapi perkembangan kreativitas tergantung pada lingkungan dimana anak berada. Lingkungan yang kondusif yang dapat mengembangkan keativitas anak adalah lingkungan yang memberi keamanan, dan kebebasan psikologis anak, baik kemampuan kognisi, kemampuan afeksi dan kemampuan psikomotoriknya secara bersama-sama. Lingkungan harus memberi kesempatan anak untuk mendapatkan latihan, pengetahuan, pengalaman dan dorongan atau motivasi agar kretaivitas itu dapat terwujud, peranan sektor pendidikan penting dalam menunjang pembangunan. Sektor pendidikan menjadi sumber potensial dalam menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang kreatif. Tapi pada kenyataannya pendidikan di Indonesia lebih banyak menekankan pada cara berfikir konvergen daripada cara berfikir divergen yang potensial kreatif. Selain itu, penyediaan lingkungan yang merangsang berkembangnya kreativitas belum optimal sehingga peserta didik belum sepenuhnya mengaktualisasikan diri lewat kreativitas.

Lingkungan yang diharapkan mampu mewujudkan kreativitas anak adalah keluarga dan sekolah. Sekolah yang diharapkan mampu memberi suasana pendidikan untuk mengembangkan bakat kreatif anak, pada kenyataannya terjebak pada pengoptimalan salah satu aspek saja yaitu dilatih pengetahuan, kemampuan berfikir logis/penalaran dan hafalan, sehingga kreativitas pada masa anak sekolah kurang dikembangkan dalam dunia pendidikan. Bahkan yang sekarang terjadi adalah kondisi orang tua modern dimana mereka menghadapi situasi yang kompetitif dan mereka berupaya agar anak-anak mereka bisa unggul dengan persiapan sejak dini.

Akibatnya para orang tua lebih memperhatikan pekembangan otak. Begitu anak-anak mulai bisa bicara dan berinteraksi dengan lingkungan, banyak orang tua yang berlomba-lomba memasukkan anaknya untuk ikut program dwi bahasa, aritmatika, sempoa dan berbagai aktivitas lain yang berkaitan dengan akademik. Hal ini disebabkan oleh konsep orang tua tentang anak yang pandai, dimana orang tua menganggap anak yang pandai adalah anak yang dapat menguasai akademis dan akhirnya mendapat nilai akademis yang bagus. Terkadang tak segan-segan pula orang tua mengeluarkan biaya lebih untuk dapat mengikutkan anaknya dalam pelajaran tambahan dengan harapan dapat menunjang nilai akademisnya. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Kathy Hirsh-Pasek tentang anak yang di didik dengan lebih mengedepankan akademis daripada menekankan bermain dan eksplorasi, anak tersebut tidak memiliki kelebihan akademik jangka pendek apalagi jangka panjang. Yang terjadi adalah anak terlihat lebih gelisah dan kurang kreatif. Hal ini disebabkan karena mereka ditekan untuk mengingat berbagai hal. Sehingga anakanak malah menjadi korban dan menjadi pihak yang kalah karena belajar secara akademik dipaksakan sebelum mereka siap.

Anak-anak dimasa sekolahnya dulu sudah dikondisikan untuk mengeluarkan daya kreativitasnya seperti melalui mata pelajaran kesenian atau prakarya dengan membuat beberapa perhiasan, barang cendera mata, atau peralatan rumah tangga dari barang-barang yang ada di lingkungan rumah dan sekolah. Tapi sekarang situasi di sekolah tidak memunginkan anak untuk kreatif. Suatu penelitian di Jakarta menunjukkan kondisi bahwa sekolah sekarang kurang menghargai perkembangan inisiatif, kemandirian dan kebebasan yang erat hubungannya dengan pengembangan kreativitas dan lebih mementingakan disiplin dan kepatuhan.

Banyak siswa cenderung kurang bisa mengembangkan kreativitasnya dalam kelas. Siswa kurang mampu untuk menciptakan ide-ide baru dan mereka cenderung meniru hasil karya dari temannya. Hal ini dikarenakan sistem pendidikan yang senantiasa bergantung pada pendidik. Pendidikan kitalah yang telah membunuh kapasitas kreatif anak-anak kita. Padahal tidak dapat dipungkiri bahwa kreativitas itu penting untuk pemenuhan kebutuhan dari aspek manapun. Jaman sekarang ada bermacam-macam tantangan baik di bidang ekonomi, politik, lingkungan, kesehatan maupun dalam bidang budaya dan sosial yang harus dihadapi. Semakin tinggi persaingan dengan segala problem yang ada, maka semakin diperlukan tenaga ahli pilihan yang cakap, terampil dan cekatan. Salah satu cara untuk menghadapi berbagai macam tantangan dan persaingan tersebut, individu diharapkan memiliki suatu yang dapat dikembangkan, dikenali, dan dipupuk yaitu kreativitas. Orang yang tidak kreatif, kehidupannya statis dan sulit meraih keberhasilan. Di zaman yang sudah mengglobal dan penuh persaingan keras seperti sekarang ini, dibutuhkan kreativitas yang sangat tinggi.

B. Konsep Seni
1. Pengetian Seni
Kata seni adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata "sani" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Mungkin saya memaknainya dengan keberangkatan orang/ seniaman saat akan membuat karya seni, namun menurut kajian ilimu di eropa mengatakan "ART" (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan. Namun kita tidaka usah mempersoalkan makna ini, karena kenyataannya kalu kita memperdebatkan makna yang seperti ini akan semakain memperkeruh suasana kesenian, biarlah orang memilih yang mana terserah mereka.
Seni adalah proses yang sengaja mengatur unsur-unsur dalam suatu cara yang menarik indra atau emosi. Ini mencakup berbagai macam kegiatan manusia, ciptaan, dan cara berekspresi, termasuk musik, sastra, film, patung, dan lukisan. Makna seni ini dibahas dalam cabang filsafat yang dikenal sebagai estetika.

2. Sifat Seni Secara Umum
Seni memiliki sifat dasar kreatif, individual, perasaan, abadi, dan universal. Pengertian kreatif adalah kemampuan seseorang untuk mengubah sesuatu yang ada menjadi baru dan orisinil. Contoh: Batu yang diubah menjadi patung, tanah liat dapat menjadi keramik, suara diubah menjadi musik, gerakan menjadi sebuah tarian, dll. Sifat individual adalah bahwa suatu karya seni memiliki ciri perseorangan dari penciptanya. Lagu-lagu yang diciptakan Ebit G. Ade, sangat berbeda dengan lagu-lagu Rhoma Irama, Titik Puspa, atau pun yang lainnya. Atau lukisan Afandi sangat berbeda dengan lukisan-lukisan Basuki Abdullah, Raden Saleh, Popo Iskandar, Piccaso, Van Googh, maupum pelukis lainnya. Ciri khas pribadi inilah yang merupakan identitas dari karya mereka.Seni memiliki sifat perasaan, pengertiannya dalam membuat karya seni selalu melibatkan emosi dan jiwa.

Oleh sebab itu, untuk dapat menikmati sebuah karya harus menggunakan kepekaan perasaan yang paling dalam. Sebuah lagu yang diciptakan melalui perasaan seorang seniman, kemudian dibawakan seorang penyanyi yang menjiwai isi lagu itu. Tampil dalam suara dan penampilan yang seirama, maka para pendengar lagu itu akan tergugah hatinya. Semua itu jika ada kesungguhan dalam menggunakan indera rasa seperti yang dilakukan pencipta dan penyanyinya. Seni memiliki sifat abadi atau keabadian. Sesungguhnya semua pembuatan manusia memiliki sifat demikian, yaitu perbuatan baik atau tercela yang sudah dilakukan tidak dapat dibatalkan. Seseorang yang telah berjasa kepada kita, sosoknya akan selalu melekat sampai akhir hayat, walau pun mungkin bendanya sudah hilang ditelan masa. Jika membuat karya seni memiliki tujuan estetik atau keindahan, hendaknya orang yang menikmatinya turut berlatih juga untuk berbuat sesuatu yang indah dan terpuji.

Maka layaklah seorang seniman mendapat penghargaan ketika ada anak yang berbuat sesuatu kebaikan jika terpengaruh (menangkap amanat) cerita film, novel, syair lagu, dll. Tetapi sebaliknya, siapa yang bersalah jika kelakuan tidak baik diakibatkan oleh pengaruh cerita film atau buku-buku yang tidak mendidik? Seni bersifat universal, artinya seni tidak mengenal batasan waktu, bangsa, bahasa, dll. Sebagai contoh, semua orang yang berlainan bahasa akan tertawa terbahak-bahak ketika melihat tingkah laku badut sirkus yang sangat lucu. Atau seorang yang melihat gambar karikatur akan tersenyum tanpa mengetahui siapa pembuatnya.

C. Konsep Seni Rupa
1. Pengetian Seni Rupa
Seni rupa adalah salah satu cabang kesenian,seni rupa merupakan ungkapan gagasan dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan median dan penataan elemen serta prinsip-prinsip desain.
2. Seni rupa dapat berfungsi sebagai :
a. media ekspresi
b. media ekspresi
c. media komunikasi
d. media pengembangan bakat
e. media pendidikan
3. Aspek seni rupa :
a. Aspek grahita
b. Aspek Garapan
c. Aspek Tata
4. Jenis Karya Seni Rupa
a. Karya rupa murni yakni karya seni rupa yang sengaja diciptakan sebagai sarana ekspresi komunikasi,rekreasi dan terapi.Karya seni rupa murni ini dapat berupa dwimarta ataupun trimatra.
b. Karya seni rupa terapan yang sengaja dicipta untuk tujuan fungsional.Karya seni rupa ini pun mencakup 2 macam yakni dwimarta dan trimarta

D. Konsep Pendidikan Seni
Pendidikan seni merupakan saran untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktivitas permainan. Melalui permainan, kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Melalui permainan dalam pendidikan seni anak memiliki keleluasaan untuk mengembangkan kreativitasnya. Beberapa aspek penting yang perlu mendapat perhatian dalam pendidikan seni antara lain kesungguhan, kepekaan, daya produksi, kesadaran berkelompok, dan daya cipta.
Pendidikan seni adalah segala usaha untuk meningkatkan kemampuan kreatif ekspresif anak didik dalam mewujudkan kegiatan artistiknya berdasrkan aturan-aturan estetika tertentu. selain itu, pendidikan seni di SD bertujuan menciptakan cipta rasa keindahan dan kemampuan mengolah menghargai seni. Jadi melalui seni, kemampuan cipta, rasa dan karsa anak di olah dan dikembangkan.
Selain mengolah cipta, rasa dan karsa seperti yang diterapkan di atas, pendidikan seni merupakan mengolah berbagai ketrampilan berpikir. Hal tersebut meliputi ketrampilan kreatif, inovatif, dan kritis. Ketrampilan ini di olah melalui cara belajar induktif dan deduktif secara seimbang. Dunia anak adalah dunia bermain. Salah satu fungsi seni adalah sebagai media bermain. Oleh sebab itu, aktivitas berolah seni dapat dikembangkan melalui bermain. Melalui bermain kemampuan mencipta atau berkarya, bercita rasa estetis dan berapresiasi seni diperoleh secara menyenangkan. Melalui kondisi yang menyenangkan seperti ini, anak akan mengulang setiap aktivitas belajarnya secara mandiri dan akan menjadi kebiasaan dan keinginan terhadap seni.

E. Konsep Pendidikan Seni Rupa SD
Pendidikan Seni Rupa sesungguhnya merupakan istilah yang relatif baru digunakan dalam dunia persekolahan. Pada mulanya digunakan istilah menggambar. Penggunaan istilah pengajaran menggambar ini berlangsung cukup lama hingga kemudian diganti dengan istilah Pendidikan Seni rupa.Materi pelajaran yang diberikan tidak hanya menggambar tetapi juga beragam bidang seni rupa yang lain seperti mematung, mencetak, menempel dan juga apresiasi seni. Tujuan pengajaran menggambar di sekolah adalah untuk menjadikan anak pintar menggambar melalui latihan koordinasi mata dan tangan.

Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan, melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Pendidikan Seni Rupa adalah mengembangkan keterampilan menggambar, menanamkan kesadaran budaya lokal, mengembangkan kemampuan apreasiasi seni rupa, menyediakan kesempatan mengaktualisasikan diri, mengembangkan penguasaan disiplin ilmu

Seni Rupa, dan mempromosikan gagasan multikultural. Jenis karya rupa antara lain :
1. Menggambar/Melukis
Kegiatan menggambar/melukis di SD dapat diterapkan dalam berbagai cara dari mulai pembuatan shet,pengembangan shet,menjadikan karya karya lukis atau gambar ,menggambar dengan skema,memindahkan gambar denagan bantuan kisi-kisi,dan menggambar ekspresi dengan cara memberikan gambaran kepada siswa bagaimana seorang maestro menggarap karya mereka dari awal sampai akhir.

Membentuk Teknik membentuk sangat beraneka ragam,diantaranya :
a. Disambungkan Membutsir
Membutsir adalah membuat karya tiga dimensi dari bahan yang lunak dengan cara diremas-remas dengan tangan pada saat tanah masih dalam keadaan lembek. Bahan yang biasa digunakan adalah tanah dan plastisin.Selain membutsir dengan tangan yang diremas-remaskan tetapi sering juga menggunakan alat yang disebut sudip.

b. Memahat
Membentuk dengan jalan membuang bahan yang tidak dipergunakan dengan cara memahat.Setiap bahan ada peringkat pahat yang khusus .Media yang dapat dipakai antara lain kayu,batu es,dsb.Karya yang dibuat dari bahan yang disambung-sambung.

c. Cor (Menuang)
Proses menuang menggunakan bahan cair yang dituangkan pada alat acuan yang berbentuk cetakan.Setelah menjadi keras dikeluarkan dari acuan/cetakan.Bahan cair ini dibuat dari semen,plastic ,karet dan gips.

d. Merakit
Membuat karya dengan cara menyambung-nyambung beberapa bagian atau potongan bahan.Caranya disebut merakit,hasilnya disebut rakitan.Potongan bahan disambungkan dengan cara dilas,dipatri,disekrup atau dengan cara yang lain.

2. Mencetak
Mencetak adalah proses memperbanyak suatu gambar atau naskah dengan menggunakan teknik tertentu diantaranya cetak datar,cetak tinggi,cetak dalam,cetak saring,cetak copy,dan cetak dengan pintu out.

3. 3M (Menggunting,Menempel,Melipat)
Karya rupa 3M ini merupakan proses manipulasi lembaran kertas menjadi suatu bentuk tiga dimensi. Di Jepang teknik seperti ini disebut teknik origami.

F. Metode Pembelajaran Seni Rupa di SD
1. Strategi Penataan
Strategi penataan berkaitan dengan rancangan menata urutan materi pembelajaran dari yang mudah ke yang sulit, dari konkrit ke abstrak.
2. Strategi penyampaian
Strategi penyampaian berkaitan dengan media pembelajaran atau alat bantu pembelajaran untuk menyampaikan materi yang telah dikemas.
3. Stategi pengelolaan
Strategi pengelolaan berkaitan dengan kegiatan pengelolaan kelas selama pembelajaran dilaksanakan.

G. Model Pembelajaran Seni Rupa
1.Model Terkait
Model terkait adalah model pembelajaran terpadu yang paling sederhana karena menekankan pada hubungan secara eksplisit tentang konsep atau prinsip,atau pokok bahasan atau ketrampilan atau tugas,atau sikap dalam suatu bidang studi.Pada pembelajaran SR-KT terpadu keterkaitan dalam substansial material seni.Model terkait dalam SR-KT terpadu dapat dimodifikasikan berdasarkan jenis matra substansial seni.Urutan keterkaitan dan besr bobot materi masing-masing substansial materi yang terkait.
Keunggulan Model Terkait :
a. Paling sederhana sehingga paling mudah di rancang dan dilaksanakan
b. Terjadi interalisasi karena adanya pengembangan konsep-konsep inti secara terus-menerus
c. Memudahkan proses transfer gagasan-gagasan dalam pemecahan masalah.
d. Siswa lebih mudah dalam mendapatkan gambaran-gambaran mengenai suatu ketrampilan tertentu.

Kelemahan Model Terkait :
Pada intinya adalah mengaitkan antara prinsip,konsep ketrampilan dan tugas atau sikap pada suatu bidang kajian tertentu.Hal ini menyebabkan SR-KT tetap terpisah dan keterpaduan tidak Nampak walaupun hubungan telah dirancang secara eksplisit dalam suatu disiplin mata kajian. Fokus pembelajaran masih bersifat sempit karena usaha-usaha untuk memadukan gagasan-gagasan dalam suatu bidang studi dapat membatasi usaha mengembangkan hubungan yang lebih menyeluruh dengan bidang studi lain.

2. Model Terjala
Merupakan pembelajaran terpadu yang meggunakan pendekatan tematik. Model ini menekankan hubungan antara dua atau lebih mata pelajaran melalui tema. Pada pembelajaran senirupa terpadu, model terjala ini dapat memadukan secara intra bidang studi (seni music, tari) dan inter bidang studi (senirupa, music, tari, matematika, ips, ipa dll).
Keunggulan:
a. Melalui pendekatan tematik, pembelajaran terpadu model ini memiliki kekuaatn komprehensif yang tinggi.
b. Membangun motivasi siswa melalui kegiatan pemilihan dan pengembangan tema
c. Meningkatkan kemampuan wawasan guru tentang suatu konsep secara komprehensif
Kelemahan :
a. Membutuhkan waktu yang lama dalam merancang pembelajaran
b. Ketrampilan seni rupa yang diperoleh siswa kurang optimal
c. Guru memerlukan kemampuan mengevaluasi proses dan produk pembelajaran agar perencanaan dan pelaksanaan pembalajaran dapat tercapai secara optimal

3. Model Terpadu
Model terpadu merupakan pembelahjaran terpadu yang menggunakan tema yang diangkat dari adanya tumpang tindih tentang konsep ketrampilan dan sikap dalam kurikulum yang berlaku dari berbagai mata pelajaran atau mata kajian.
Keunggulan :
a. Mampu membangun motivasi siswa
b. Mampu mengembangkan aspek sikap pada dampak pengiring dalam pembelajaran
c. Menghemat waktu
d. Memiliki kekuatan komprehensif yang tinggi
Kelemahan :
a. Membutuhkan kurikulum yang mengacu pada keterpaduan serta kebijakan-kebijakan pendukung dalam system evaluasi pembelajaran
b. Membutuhkan waktu, tenaga dan pikiran dalam merancang model pembelajaran terpadu
c. Model terpadu merupakan pembelajaran terpadu yang paling rumit.

H. Pendekatan Pembelajaran Seni Rupa
Pembelajaran Pendidikan Seni dilaksanakan baik dengan pendekatan terpisah dan terpadu. Pendekatan terpisah ialah melaksanakan pembelajaran setiap bidang seni, sesuai dengan ciri-ciri khusus dan kesatuan substansi masing-masing. Pendekatan terpadu ialah melaksanakan pembelajaran yang memadukan bidang-bidang seni dalam bentuk seni pertunjukan, seni multimedia, atau kolaborasi seni. Pembelajaran Pendidikan Seni secara terpadu meliputi pembelajaran apresiatif dan produktif.

Pembelajaran apresiatif secara terpadu dilaksanakan dengan kegiatan apresiasi terhadap karya seni yang merupakan perpaduan antara dua atau lebih bidang seni, baik secara langsung maupun melalui media audio-visual, misalnya pertunjukan musik, tari, teater, atau film. Pembelajaran produktif secara terpadu dilaksanakan dengan kegiatan berkarya dan penyajian seni yang melibatkan dua atau lebih bidang seni, misalnya dalam bentuk seni pertunjukan atau kolaborasi antar bidang seni.

Alternatif pelaksanaan mata pelajaran Pendidikan Seni sebagai berikut. Sekolah yang memiliki lebih dari satu guru bidang seni, masing-masing guru memberikan pembelajaran seni sesuai dengan bidangnya secara terpisah. Siswa memilih salah satu bidang seni sesuai dengan minatnya. Pembelajaan secara terpadu dilaksanakan dengan kerja sama antara guru-guru bidang seni yang bersangkutan. Sekolah yang hanya memiliki guru salah satu bidang seni, guru tersebut melaksanakan pembelajaran seni sesuai dengan bidangnya, tetapi sedapat mungkin juga melaksanakan pembelajaran seni secara terpadu, sesuai dengan kemampuannya.
Materi pokok yang bersifat teoritik tidak diberikan secara terpisah, tetapi secara integratif dengan materi kegiatan apresiasi seni, berkarya seni, kritik seni, dan penyajian seni. Pembelajaran yang bersifat praktek (berkarya) lebih berorientasi pada proses dari pada hasil, sehingga lebih menekankan usaha membentuk dan mengungkapkan gagasan kreatif dari pada kualitas komposisi yang dihasilkan.

Dalam pembelajaran Pendidikan Seni, pengembangan sikap memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan, dan pengetahuan. Untuk menunjang pembelajaran materi yang mengarah pada penguasaan keahlian profesional, termasuk menggambar dengan mistar (menggambar konstruksi), perlu ditunjang dengan program ekstrakurikuler, sesuai dengan bakat dan minat siswa.

1. Kesimpulan
Kata seni adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata "sani" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa".

Sifat Seni Secara Umum, Seni memiliki sifat dasar kreatif, individual, perasaan, abadi, dan universal. Pengertian kreatif adalah kemampuan seseorang untuk mengubah sesuatu yang ada menjadi baru dan orisinil. Contoh: Batu yang diubah menjadi patung, tanah liat dapat menjadi keramik, suara diubah menjadi musik, gerakan menjadi sebuah tarian, dll. Sifat individual adalah bahwa suatu karya seni memiliki ciri perseorangan dari penciptanya. Seni rupa adalah salah satu cabang kesenian,seni rupa merupakan ungkapan gagasan dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan median dan penataan elemen serta prinsip-prinsip desain.

2. Saran
Pendidikan seni rupa amatlah penting dalam suatu pembelajaran untuk mengembangkan bakat dan kreativitas anak. Oleh karena itu pendidikan seni rupa perlu ditananmkan pada anak sejak usia dini, agar bakat yang dimiliki anak dapat dikembangkan sesuai dengan minat dan kreativitas yang dimiliki anak.

Kamis, 14 Juli 2011

seperti teori relativitasku" :")

Di awal hari ini, sembari menyelesaikan yang belum selesai (hhe karena aku harus menyelesaikan apa yang sudah aku perbuatkan) hhmm, aku kembali merasa ingin menulis. Kegiatan yang terkadang membuat aku harus melakukannya, karena satu dan lain hal.. Satu, karena aku terlalu takut untuk sekedar jujur pada diriku sendiri. Dan lain halnya, mungkin karena aku terlalu lelah.

Aku tak tau harus menulis apa. Potongan kisah hidup mana yang akan kutuliskan. Akhir-akhir ini semua berjalan begitu cepat sekaligus begitu lambat. Seperti hidup dalam dua dimensi waktu yang berbeda, padahal itu mustahil. tetapi bisa menjadi sama ketika aku harus berdebat dengan seseorang yang pandai merangkai huruf A-Z dan bahkan aku kehabisan huruf-huruf itu untuk dapat aku rangkai... 

Ahh mood sedang tak menuntunku untuk sekedar dapat memecahkan tentang apa yang seharusnya dapat aku jawab,. sekedar iseng mungkin, meskipun kita semua pasti yakin bahwa tidak ada yang namanya waktu senggang itu, karena waktu pasti berguna, apa pun yang kita lakukan. Seperti dalam kerangka teori relativitas,

"maka dimensi waktu tidak berbeda dengan dimensi jarak, meskipun pada kenyataannya kita belum bisa mengendalikan si waktu itu. Apa pun yang kita lakukan...si waktu akan tetap berjalan" 

Teori itu yang membuatku mati kutu,, bungkam T.T terhenti untuk dapat merangkai huruf mendiskusikan sesuatu yang harus bisa aku lakukan.. sesuatu yang akhirnya dapat membuatku ngakak. HAHAHA ada-ada saja memang sesuatu yang aku lakukan. membingungkan diri sendiri dan bisa membuatku bete seharian di kamar sambil merenungkan apa yang harus aku jawab, entahlah tidak akan aku jawab. mungkin nanti setahun... dua tahun.. tiga tahun... atau beberapa tahun lagi setelah ilmuku mumpuni untuk bisa menjawabnya. bahwa dimensi itu sama... kalopun tidak sama akan aku ukir huruf lagi akan aku ciptakan sebuah teori yang mungkin mustahil bagi alam nyata untuk dapat diterapkan. 

Esok hari ini aku merasa ingin selalu tertawa sampai tergila-gila nantinya,, HAHAHA
sincerely:
embun pagi

Senin, 11 Juli 2011

good bye semester.4 ;)

GOOD BYE SEMESTER.4"
pertama aku mengawali semeter.4 masih hangat di ingatan betapa bersemangatnya untuk mengikuti perkuliahan.. pada mulanya bahagia sekali tapi ada rasa bimbang bagaimana bisa aku menghadapi semua ini tanpa kalian... kalian yang meninggalkanku atau aku yang meninggalkan kalian. terlalu egois mungkin diriku. tapi sumpah aku tak bermaksud seperti itu.. sekian lama aku melawan penyakit ke egoisanku tapi justru kalian semakin menjauh.. aku bimbang.. tapi aku sadar bagaimanapun aku inilah aku menjadi diri sendiri lebih menyenangkan.. apa adanya, dan terimakasih karena kalian sudah mengajarkan arti kedewasaan pada diriku,. :-)
kembali lagi pada perjuangan semester.4 yang penuh suka duka bahagia keterpurukan cape'tp semua itu terbayarkan dengan apa yang akan aku dapatkan nanti.. yah apa yang kita tanam itu yang akan kita petik.. berbagai pengalaman yang aku dapatkan dari mata kuliah yang gokil sampai dosen-dosennya pun ikut gokil seiring dengan mata kuliah yang gokil hhahaa... :D tetep bu.fine numbero uno... :))
banyak kenangan yang pastinya akan mengiringi langkah-langkahku untuk bisa menjadi pengajar yang baik, berkat ilmu yang aku dapatkan dari bapak ibu dosen terbaikku aku percaya suatu saat nanti aku dapat dengan baik menerapkannya. :-) aku juga mempunyai angan dan mimpi kan ku gantung anganku di jendela rumah... eh maksud jendela dunia sajalah.hhee untuk suatu hari nanti bisa melanjutkan semua yang sudah aku perjuangkan.
sampai pada hari terakhir aku ujian semester.4 sudah semua yang aku kerahkan semua tenaga usaha kerjakeras aku rasa sudah semaksimal mungkin, semoga hasilnya juga maksimal, tapi apapun hasilnya aku akan menghargai itu nantinya. tetep semangat.. semua ini hanya untuk mendapatkan senyum bangga dari kedua orang yang sangat aku sayangi di dunia.. yah... ibu dan bapak... nyak babe, mom 'n dady..i will always love u as long as i live..
Akhirnya selamat berlibur teman-teman... ^^ ingat jaga porsi makan kalau di rumah.. hhehee :p

Rabu, 06 Juli 2011

UAS semester4

sudah lama tak jumpa dalam tautan menulis tentang keluh kesah di blog saya.. hhehee sekedar iseng saja ketika liburan dulu mencoba membuat blog yang berisi file tugas-tugas kuliah, yach dari pada numpuk ga jelas mending di share..
sekarang dalam rangka menghadapi UASsemester 4 masih siap kah dalam belajar hhahaa apa itu yaa??? hari-hariku di semester4 semakin membuatku tak jelas tentang seorang mahsiswa yang tidak jelas juga. hhmmm aku ingin kabur... pengalaman di semester.4 pengalaman bersama teman yang baru dengan berbagai tugas praktek sempat juga pada bulan april kemarin pergi ke bali.. dengan istilah kkl..(kuliah kerja lapangan) tapi sebut saja piknik.. hhehee :P 
ada sesuatu hal yang istimewa dan yang teristimewakan.. capek pastinya, tapi tak sebanding dengan pengalaman yang di dapatkan di sana... wonderful island... 
aduuuuwh pengalaman waktu UAS tadi pengawase bikin gemeeez saja... bisa-bisanya yaa dy bisa seperti itu.. aaarh shit..!! 

Sabtu, 29 Januari 2011

KISAH RINGKAS KURIKULUM PENDIDIKAN di INDONESIA

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut. Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh. Berbagai kurikulum yang mewarnai dunia pendidikan di Indonesia : RENCANA PELAJARAN 1947 Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan ( dalam bahasa Belanda ) artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang curriculum (bahasa Inggris). Asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950. RENCANA PELAJARAN TERURAI 1952 Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952. KURIKULUM 1968 Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9. KURIKULUM 1975 Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu,” kata Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas. 
KURIKULUM 1984 
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL). 
KURIKULUM 1994 dan SUPLEMEN KURIKULUM 1999 
Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. “Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan proses,” kata Mudjito menjelaskan. KURIKULUM 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum 2004, adalah kurikulum dalam dunia pendidikan di Indonesia yang mulai diterapkan sejak tahun 2004 walau sudah ada sekolah yang mulai menggunakan kurikulum ini sejak sebelum diterapkannya. Secara materi, sebenarnya kurikulum ini tak berbeda dari Kurikulum 1994, perbedaannya hanya pada cara para murid belajar di kelas. Dalam kurikulum terdahulu, para murid dikondisikan dengan sistem caturwulan. Sedangkan dalam kurikulum baru ini, para siswa dikondisikan dalam sistem semester. Dahulu pun, para murid hanya belajar pada isi materi pelajaran belaka, yakni menerima materi dari guru saja. Dalam kurikulum 2004 ini, para murid dituntut aktif mengembangkan keterampilan untuk menerapkan IPTek tanpa meninggalkan kerja sama dan solidaritas, meski sesungguhnya antar siswa saling berkompetisi. Jadi di sini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, namun meski begitu pendidikan yang ada ialah pendidikan untuk semua. Dalam kegiatan di kelas, para siswa bukan lagi objek, namun subjek. Dan setiap kegiatan siswa ada nilainya. KTSP 2006 Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.

Upaya Peningkatan Hasil belajar IPS di SD melalui pendekatan INKUIRI

Oleh : Husnia Aisyah ABSTRAK Menurut pandangan konstruktivisme, dalam proses pembelajaran guru harus memfasilitasi peserta didik untuk membangun sendiri konsep-konsep baru berdasar konsep lama yang telah dimiliki. Pembangunan konsep baru itu tidak terjadi di ruang hampa, melainkan dalam konteks sosial, di mana mereka dapat berinteraksi dengan orang lain untuk merestrukturisasi ide-idenya. Dengan demikian konsep lama yang sudah sesuai dengan konsep ilmiah sangat penting artinya bagi penanaman konsep-konsep baru yang akan dilakukan dalam pembelaran Inkuiri-dicavery-problem solving adalah istilah-istilah yang sesungguhnya mengandung arti yang sejiwa, yaitu istilah yang menunjukkan kegiatan atau cara belajar yang bersifat mencari secara logis, kritis, analitis menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan. Selanjutnya Sund menyatakan bahwa discovery adalah proses mental di mana siswa mengasimilasikan sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut, misalnya, mengamati, mengklasifikasi, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan. Sedangkan inkuiri dibentuk meliputi discovery, dengan perkataan lain inkuiri adalah perluasan proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Artinya proses inkuiri mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya. Misalnya merumuskan masalah, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan mengalisis data, dan menarik kesimpulan. Pengajaran IPS yang bermaterikan masalah-masalah sosial, memerlukan penerapan atau penggunaan pendekatan/metode yang mampu melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu pendekatan yang memenuhi tuntutan tersebut adalah inkuiri, yaitu suatu pendekatan yang bersifat student centered. Hasil belajar IPS sangat ditentukan oleh metode pembelajaran dan motivasi belajar siswa, metode inkuiri lebih unggul dibandingkan dengan metode ceramah dalam hal meningkatkan hasil belajar siswa, serta motivasi belajar sangat menentukan hasil belajar siswa. Apabila motivasi belajar tinggi maka hasil belajar pun tinggi pula. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kelompok siswa dengan skor Motivasi belajar yang tinggi maka hasil belajar IPS tinggi pula. Sehingga terdapat interaksi pengaruh antara motivasi belajar dan metode inkuiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri tepat sebagai metode pembelajaran siswa dengan motivasi belajar tinggi. Jadi pembelajaran IPS dengan menggunakan metode inkuiri lebih efektif digunakan untuk siswa dengan motivasi belajar tinggi.Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi maka peningkatan mutu pendidikan perlu mendapat perhatian yang lebih serius dan seksama. Oleh karena itu, berbagai usaha telah diupayakan untuk meningkatan kualitas pendidikan. PENDAHULUAN IPS sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya disamping aspek nilai dan moral, banyak memuat materi sosial dan bersifat hapalan sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima siswa sebatas produk hapalan. Sifat materi pelajaran IPS tersebut membawa konsekuensi terhadap proses belajar mengajar yang di dominasi oleh metode ceramah sedangkah siswa kurang aktif terlibat atau cenderung pasif padahal, dalam proses belajar mengajar keterlibatan siswa harus secara totalitas artinya melibatkan pikiran pengelihatan, pendengaran dan psikomotor. Pendekatan inkuiri (inquiry), sebenarnya sudah dikenal sejak lama, dan sudah digunakan dalam proses pembelajaran. Hanya penggunaannya relatif masih jarang, dan bahkan sering diabaikan. Pada umumnya guru-guru IPS lebih banyak menggunakan metode yang bersifat instructor centered, dimana guru sebagai penentu utama jalannya proses pembelajaran, sedangkan siswa sebagai pihak penerima belaka. Pengajaran IPS yang bermaterikan masalah-masalah sosial, memerlukan penerapan/penggunaan pendekatan/metode yang mampu melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu pendekatan yang memenuhi tuntutan tersebut adalah inkuiri, yaitu suatu pendekatan yang bersifat student centered. Hal yang terpenting dalam inkuiri adalah siswa mencari sesuatu sampai tingkatan “yakin” (belief-percaya). Tingkatan ini dicapai melalui dukungan fakta, analisis, interpretasi, dan pembuktiannya. Bahkan lebih dari itu dalam inkuiri akan dicapai tingkat pencarian alternative pemecacahan masalah tersebut. Dengan inkuiri siswa akan dilibatkan melakukan penyelidikan terhadap faktor-faktor yang belum pernah dilakukan, dan ini akan memberi motivasi yang tinggi. Pada inkuiri, proses adalah merupakan produk dari belajar, dan di dalam proses tersebut kurang diperhatikan terhadap “kebenaran” jawaban, sebab kesimpulan yang mereka buat adalah kesimpulan tentatif dalam arti dengan data yang digunakan pada saat itu. Pendekatan inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mengembangkan potensi intelektualnya dalam jalinan kegiatan yang disusunnya sendiri untuk menemukan sesuatu. Siswa didorong untuk bertindak aktif mencari jawaban atas masalah-masalah yang dihadapinya dan menarik kesimpulan sendiri melalui proses berpikir ilmiah yang kritis, logis, dan sistematis. Siswa tidak lagi bersifat dan bersikap pasif, menerima dan menghafal pelajaran yang diberikan oleh gurunya. 

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan bahasan masalah, dapat dirumuskan masalah yaitu : Apakah dengan penerapan model pendekatan inkuiri dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas pada pembelajaran IPS.

C. KAJIAN TEORI
Pembelajaran IPS Pembelajaran diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengkondisikan seseorang belajar. Dengan demikian pembelajaran lebih memfokuskan diri agar peserta didik dapat belajar secara optimal melalui berbagai kegiatan edukatif yang dilakukan pendidik. Oemar Hamalik menyebutkan pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang sating mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. (dalam Din Wahyudin, 2007: 3.30).
 Istilah Ilmu Pengatahuan (IPS) yang resmi mulai digunakan di Indonesia sejak tahun 1975 adalah istilah Indonesia untuk pengertian social studies tekanan yang dipelajari IPS berkenaan dengan gejala dan masalah kehidupan masyarakat bukan teori keilmuan melainkan pada kenyataan kehidupan kemasyarakatan. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengna meninjau dari berbagai aspek kehidupan dan perpaduan. (Ischak : 2003:1.36) Menurut Bruce (dalam Ischak, 2003 : 4.59), IPS memiliki tiga tujuan yaitu : 
1. Pendidikan kemanusiaan (Humanistic Education) yaitu membantu siswa memahami pengalamannya dan menemukan arti kehidupan. 
2. Pendidikan kewarganegaraan (Citizenship Education) yaitu siswa ikut berpartisipasi secara efektif dalam dinamika kehidupan masyarakat dengan penuh kesadaran sebagai warga Negara. 
3. Pendidikan intelektual (Intelektual Education) siswa mampu menganalisis dan memecahkan masalah dengan menggunakan ilmu sosial sebagai alat. 
Menurut Kurikulum Dasar 1994 esensi tujuan pengajaran IPS di SD adalah pengembangan kemampuan dan sikap rasional yang bermuara pada pembentukan individu sebagai aktor sosial yang cerdas. Aktor sosial yang cerdas tidak lain dari anggota masyarakat yang matang secara rasional dan secara emosional atau cerdas secara rasional dan emosional. 
Pengertian Metode Belajar Kata metode berasal dari bahasa Yunani “Methodos” yang berarti cara atau cara yang ditempuh. Menurut Winarno Surakhmad, metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan (1976:74). Sedangkan pengertian pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehann ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan kepada peserta didik.
Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Jadi metode pembelajaran merupakan prosedur, langkah-langkah, dan cara yang digunakan pendidik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Di dalam proses belajar mengajar diperlukan suatu metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Metode pembelajaran seharusnya tepat guna, maksudnya adalah metode itu mampu memfungsikan si anak didik untuk belajar sendiri, sesuai dengan student active learning (SAL).
Metode Inkuiri Metode inkuiri juga disebut sebagai metode penemuan. Merupakan metode yang relatif baru yang diperkenalkan kepada guru-guru bersamaan dengan meluasnya CBSA (cara belajar siswa aktif). Metode inkuiri (penemuan) adalah cara penyajian pelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru.
Metode penemuan memungkinkan para peserta didik menemukan sendiri informasi-informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya. Metode inkuiri ini dapat dirancang penggunaannya oleh guru menurut kemampuan atau menurut tingkat perkembangan intelektual peserta didik. Inkuiri, discovery, dan problem solving,pengertiannya sejiwa, yaitu istilah yang menunjukkan suatu kegiatan atau cara belajar yang bersifat mencari logis-kritis- analisis menuju kesimpulan yang meyakinkan.
Berdasar kadar inkuirinya dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
• free inqury Siswa memiliki kebebasan penuh dalam menetapkan tujuan, isi, dan cara belajar. Fungsi guru hanya mengawasi pelaksanaannya
• modified free inquiry Siswa tidak lagi bebas sepenuhnya, karena dalam beberapa hal siswa mendapatkan pengarahan dan pengawasan guru
• guided inquiry Kebebasan siswa semakin berkurang, dengan kata lain peran guru semakin besar.
a. Peranan Guru dalam Pendekatan Inkuiri
Pada prinsipnya inkuiri adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka peranan guru adalah sebagai pembimbing, stimulator, dan fasilitator. Guru harus membimbing dan membantu siswa untuk mengidentifikasi pertanyaan, dan masalah- masalah, membantu siswa dalam menemukan sumber informasi yang tepat, dan membimbing siswa melakukan penyelidikan. Guru menciptakan suasana yang menjamin kebebasan untuk melakukan eksplorasi, mendorong siswa untuk berani memecahkan buah pikirannya sendiri dengan berbagai cara.
Dalam hal ini guru dapat menempuh cara-cara: bersikap terbuka dalam menerima pendapat, bersedia menerima, memeriksa/menimbang semua usaha yang diajukan siswa, dengan ringan hati memberikan kunci-kunci pemecahan masalah, memberi kesempatan kepada siswa untuk berbuat kreatif dan mandiri, mendorong siswa untuk berani bertukar pendapat, menganalisis pendapat dar tafsiran yang berbeda-beda. Di dalam pembelajaran inkuiri guru berperan sebagai fasilitator: 1. menyiapkan tugas, masalah/problem yang akan dipecahkan oleh siswa 2. memberikan klarifikasi-klarifikasi 3. menyiapkan setting kelas 4. menyiapkan alat-alat dan fasilitas belajar yang diperlukan 5. memberikan kesempatan pelaksanaan 6. sebagai sumber informasi, jika diperlukan oleh siswa 7. membantu siswa agar dapat secara mandiri merumuskan kesimpulan dan implikasi-implikasinya.
Guru sebagai stimulator, berusaha menstimulir siswanya untuk berpikir aktif, dengan cara mengajukan pertanyaan, meminta siswa untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip ke dalam berbagai situasi, mendorong siswa untuk mengolah data dan informasi. Selain itu guru juga harus menghadapkan siswa pada masalah, kontradiksi, implikasi, asumsi tentang nilai dan pertentangan nilai. Kemudian guru mengklarifikasi respon siswa dan menyarankan alternatif penafsiran terhadap data.
Guru tidak menekankan kebenaran jawaban, tetapi membantu siswa menemukan dan mengklasifikasi jawaban yang tepat. Oleh karena itu guru dituntut memiliki keterampilan bertanya sehingga dapat meningkatkan berpikir kritis dan memecahkan masalah. Menurut Kosasi (1978:46), untuk melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri, guru dituntut memiliki ciri-ciri guru inkuiri antara lain:
a. memiliki kemampuan sebagai perencana (planer), baik rencana program pengajaran, pelaksanaan, maupun evaluasi.
b. memiliki kemampuan untuk melaksanakan rencana tersebut dengan sebaik-baiknya menurut keputusan proses pembelajaran serta tujuan instruksionalnya.
c. memiliki kemampuan sebagai penanya yang baik
d. guru mempunyai kemampuan sebagai manajer
e. memiliki kemampuan sebagai pemberi hadiah, dapat berupa pujian sebagai cara untuk memotivasi belajar
f. memiliki kemampuan sebagai penguji kebenaran dari pada suatu sistem nilai.
b. Peranan Siswa dalam Pembelajaran Inkuiri
Di SD Dalam inkuiri siswa sebagai pengambil inisiatif atau prakarsa dalam menentukan sesuatu. Siswa aktif menggunakan cara belajar mereka sendiri, dengan demikian mereka diharapkan mempunyai keberanian untuk mengajukan pertanyaan, merespon masalah, dan berpikir untuk memecahkan masalah atau menemukan jawabannya melalui penyelidikan. Siswa bebas melakukan eksplorasi dan diberi kesempatan untuk melakukan pemilihan alternatif pemecahannya. Oleh karena proses penemuan itu dialami oleh siswa sendiri maka diharapkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat cepat dewasa ini, siswa dalam mendekati masalah atau situasi baru dengan berpikir secara ilmiah pula.
Dengan melalui inkuiri, siswa akan belajar bagaimana belajar. Melalui pembelajaran inkuiri, siswa dapat dikondisikan aktif belajar, ikut menentukan tujuan, isi, dan cara belajar, misalnya siswa aktif mencari dan menemukan informasi, berdiskusi, dan memecahkan masalah. Bahan pelajaran lebih banyak bersifat pemikiran dan penerapan prinsip dan generalisasi agar dapat mengembangkan dinamika dan kreativitas siswa.
Dalam hal ini guru hanya sebagai fasilitator dan motivator. Ditinjau dari segi siswa, dengan inkuiri terjadi proses mental yang tinggi, sebab dengan aktivitas ini siswa mengasimilasi konsep dan prinsip, melakukan self learning activities, dan melatih tanggung jawab sendiri (B. Suryobroto. 1986 :44). Dengan demikian pendekatan inkuiri sebenarnya sangat bermanfaat bagi siswa.
Manfaat tersebut (Mukminan. 2000 :68), antara lain: 1. mengembangkan keterampilan siswa untuk mampu memecahkan permasalahan serta mengambil keputusan secara obyektif dan mandiri, 2. mengembangkan kemampuan berpikir siswa atau meningkatkan potensi intelektualnya, 3. membina pengembangan sikap penasaran (rasa ingin tahu) dan cara berpikir obyektif, mandiri, kritis, logis, dan analitis baik secara individu maupun kelompok, dan 4. meningkatkan kemampuan untuk melacak kembali (heuristik) dari discovery, di mana discovery akan merupakan cara berpikir dan cara hidup dalam menghadapi segala permasalahan kehidupan sehari-hari.
c. Pemanfaatan Sumber Belajar
Seperti halnya metode yang lain, inkuiri juga membutuhkan sumber belajar. Masalahnya bukan sumber belajarnya apa, melainkan bagaimana sumber belajar tersebut dapat dimanfaatkan/digunakan dalam proses pembelajaran. Inkuiri memerlukan data untuk membuat penafsiran, sumber pengajaran tersebut digunakan untuk membuka tabir pertanyaan yang berupa hipotesis. Sebenarnya banyak sekali sumber belajar yang luput dari pengamatan kita atau kita mengetahui sumber-sumber belajar tersebut akan tetapi tidak termanfatkan.
Hal ini disebabkan karena sumber-sumber belajar tersebut tidak terjangkau oleh kemampuan guru, sebagian lagi disebabkan karena guru tidak mempunyai pengetahuan atau keterampilan teknis untuk memanfaatkansumber belajar tersebut. Sumber-sumber belajar yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran inkuiri adalah :
1.Gambar. Sangat bermanfaat untuk membantu siswa untuk memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau informasi, misalnya gambar binatang, alat transportasi, peristiwa-peristiwa penting, dan bermacammacam bentuk pakaian.
2. Model. Anda dapat memanfaatkan boneka dari berbagai suku bangsa dengan pakaian adatnya masing-masing. Boneka yang berpasangan tersebut sangat efektif untuk menjelaskan betapa kayanya ragam budaya kita. Selain itu dapat juga digunakan model alat transportasi tradisional, misalnya delman, sepeda, gerobag.
3. Peta dinding. Dapat digunakan untuk menggali informasi tentang konsep ruang, konsep jarak, perbedaan ketinggian, pola hidup masyarakat dari berbagai daerah yang berbeda.
4. Barang-barang bekas. Dapat digunakan untuk menggali informasi tentang pencemaran, pemanfaatan bahan bekas untuk mencukupi kebutuhan hidup.
5. Slide dan film. Dapat dimanfaatkan untuk menggali informasi tentang suatu peristiwa, permukaan bumi, masalah-masalah sosial, peninggalan kuno, perkembangan suatu wilayah/kota.
6. Bahan cetak (buku-buku teks, dukumen, arsip). Buku teks masih tetap digunakan, mengingat luasnya persoalan yang berkembang selama kegiatan inkuiri
Untuk memanfaatkan sumber belajar ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Guru harus menyadari akan pentingnya sumber belajar. Guru harus mengupayakan agar para siswa dapat belajar efektif dan menyenangkan. Siswa dalam kegiatan belajar tidak hanya mendengarkan tetapi terlibat secara fisik, mental maupun emosionalnya. Oleh karena itu diharapkan hasil belajarnya akan bermanfaat dan bermakna untuk diterapkan/digunakan dalam situasi yang berbeda. Sebagai guru harus kreatif dan selalu mengikuti perkembangan. Guru harus secara terus menerus memberi rangsangan kepada siswa untuk selalu mencari informasi, memecahkan masalah-masalah yang cukup menantang, akan tetapi yang oleh mereka dapat dicapai.
2. Guru harus mengetahui tempat-tempat dan letak sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dan bagaimana prosedur memperolehnya. Untuk sumber belajar yang ada di dalam sekolah, prosedur pemakaian dan pemanfaatannya sesuai dengan peraturan yang berlaku di sekolah. Sumber belajar di luar sekolah diperlukan cara-cara dan prosedur sesuai dengan lembaga atau instansi tempat sumber belajar berada. Sumber belajar yang bersifat alamiah tidak memerlukan persyaratan khusus. Meskipun demikian unsur-unsur keselamatan dan efisiensi penggunaan sumber belajar patut diperhitungkan.
3. Guru harus memiliki keterampilan untuk mengoperasikan sumber belajar. Guru sebaiknya berlatih membaca informasi atau petunjuk-petunjuk pengoperasian sehingga tidak tergantung pada orang lain. Sumber belajar sangat bermanfaat dalam pembelajaran, jika si pemakai dapatmenggunakannya secara tepat.
Adapun manfaat sumber belajar antara lain:
1. Dapat membantu siswa dalam memahami suatu konsep.
2. Dapat mengakrabkan siswa maupun guru dengan lingkungan sekitar.
3. Memungkinkan guru merancang dan melaksanakan program pembelajaran dengan lebih baik.
4. Mendorong penerapan pendekatan pembelajaran secara aktif.
5. Memungkinkan partisipasi masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan.
6. Adanya kerja sama antar guru dapat menumbuhkan kebersamaan, selanjutnya dapat meningkatkan semangat kerja guru.
7. Memungkinkan anak yang cepat belajar untuk melakukan pengayaan, sebaliknya bagi anak yang lambat dimungkinkan menggunakan sumber belajar untuk memperbaiki hasil belajarnya.

D. PEMBAHASAN
Meskipun inkuiri dipandang sebagai pendekatan pembelajaran yang efektif dalam pengajaran IPS, tetapi penggunaannya hendaknya disesuaikan dengan sifat dan tujuan yang hendak dicapai. Artinya tidak semua pengajaran IPS harus di “inkuirikan”. 
Pendekatan inkuiri akan efektif jika pengajaran itu bertujuan mengembangkan kognitif, sebaliknya pendekatan ini kurang cocok jika pengajaran itu bermaksud menyampaikan informasi. Pengertian kognitif yang dibangun melalui pendekatan inkuiri akan tertanam secara mantap dalam pikiran dan proses pencapaiannya itu sendiri akan meninggalkan kesan yang amat berharga bagi pelakunya.
Dengan latihan yang secara teratur, diharapkan pengalaman itu akan menjadi keterampilan yang selanjutnya akan menimbulkan sikap percaya pada diri sendiri setiap kali menghadapi kenyataan atau masalah yang sulit. Nilai instrinsik penggunaaan pendekatan inkuiri adalah orang menjadi tabah, dalam menghadapi suatu masalah, karena ia tahu mencari jalan keluar dengan cara yang sudah biasa ia lakukan. Setiap kali ia menghadapi situasi yang sulit ia akan segera berusaha meneliti, menganalisis data yang bersangkutan dan kemudian menyusun cara mengatasi /memecahkan masalah. Namun demikian jangan menganggap bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri pasti bermakna bagi siswa. 
Sebaliknya pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah hasilnya tidak maksimal dan tidak bermakna bagi siswa. Harus diingat bahwa masing-masing materi mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Agar pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri dapat bermakna, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain.
1. Memerlukan kondisi kelas yang khusus, misalnya guru percaya bahwa siswa-siswanya dapat belajar dan bertindak berdasar kepercayaan pada diri sendiri, suasana bebas artinya siswa dapat berkiprah dengan masalah yang dihadapi, serta dapat menentukan sikap dan pendapatnya sendiri walaupun mungkin salah menurut gurunya.
2. Memerlukan motivasi tinggi. Siswa memerlukan tantangan yang memerlukan pemikiran, menimbulkan keinginan untuk tahu, perlu diadakan “study trip” untuk memperoleh informasi dan pengalaman. Selain itu harus disediakan bacaan yang menarik, serta sumber yang cukup luas yang mewakili berbagai pandangan dan pendapat.
3. Pendekatan inkuiri tidak berdiri sendiri, tetapi keberhasilan pelaksanaannya dibantu oleh metode lain, misalnya role playing, simulasi, dan studi kasus.
Ada 5 tahap dalam pelaksanaan inkuiri yang berangkat dari fakta sampai terjadinya suatu teori.
Tahap pertama, guru memberi permasalahan dan menjelaskan prosedur pelaksanaan inkuiri kepada siswa. Guru harus menjelaskan tentang tujuan dan proses pelaksanaan inkuiri dengan “yes and no questions” Artinya pertanyaan hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga jawabannya hanya “ya” dan “tidak”. Maksudnya adalah agar siswa berpikir lebih teliti, dengan demikian menghindarkan siswa dari beban pemikiran, karena adanya pertanyaanpertanyaan yang terbuka (open-ended) dari guru. Pelaksanaan inkuiri dapat dimulai dengan masalah, ide, atau pikiran yang sederhana, utamanya adalah siswa mendapat pengalaman proses berpikir secara inkuiri.
Tahap kedua, adalah verifikasi, yaitu siswa mengumpulkan data atau informasi tentang peristiwa/masalah yang telah mereka lihat atau alami, dengan mengajukan pertanyaan sedemikian rupa sehingga guru hanya menjawab “ya” atau “tidak”.
Tahap ketiga, adalah melakukan eksperimentasi, siswa mengajukan faktor atau unsur baru ke dalam permasalahan agar dapat melihat apakah peristiwa itu dapat terjadi secara berbeda. Eksperimen mempunyai dua fungsi yaitu eksplorasi dan menguji langsung. Eksplorasi adalah merubah sesuatu untuk melihatapa yang akan terjadi dan tidak perlu bimbingan teori atau hipotesis. Sedangkan menguji langsung, terjadi bila siswa melakukan uji coba teori atau hipotesis. Proses merubah hipotesis kedalam eksperimentasi itu tidak mudah dan perlu latihan atau praktik. Selanjutnya guru harus memperdalam proses inkuiri siswa dengan memperluas jenis-jenis informasi yang diperoleh. Dalam proses verifikasi siswa dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang: benda (objects), sifat (properties), kondisi (conditions), dan peristiwa (events).
Pertanyaan tentang benda, dimaksudkan untuk menentukan sifat alami atau identitas benda. Contoh: Apakah kepadatan penduduk di kota itu karena urbanisasi? Pertanyaan tentang sifat berusaha untuk memverifikasi perilaku sesuatu benda di bawah suatu kondisi tertentu sebagai suatu cara menambah informasi baru untuk membantu menyusun teori. Contoh: Apakah banyak sedikitnya barang akan menentukan harga? Pertanyaan tentang kondisi berhubungan dengan keadaan benda atau sistem yang ada pada saat itu. Contoh: Apakah pembuangan limbah industri dapat menyebabkan pencemaran air di lingkungan sekitar? Pertanyaan tentang peristiwa dimaksudkan untuk memverifikasi kejadian atau keadaan dari suatu peristiwa. Contoh: Apakah kemajuan teknologi mengakibatkan peningkatan kesejahteraan bagi manusia?
Tahap keempat, guru meminta siswa untuk mengorganisir data dan menyusun suatu penjelasan. Artinya data tersebut setelah diorganisir kemudian dideskripsikan sehingga menjadi suatu paparan hasil temuannya.
Tahap kelima, siswa diminta untuk menganalisis proses inkuiri. Dalam hal ini siswa boleh mengevaluasi tentang pertanyaan yang diajukan guru apakah efektif atau tidak, mungkin ada informasi penting tetapi siswa tidak tahu cara memperolehnya sehingga data/ informasi tersebut tidak ditemukan. Analisis dari siswa ini penting karena menjadi dasar pelakasanaan inkuiri berikutnya, artinya guru harus memperbaiki kekurangan-kekurangan atau kesalahan yang telah dilakukan.
Berikut ini secara garis besar dapat dilihat sistematika model inkuiri
1. Tahap satu : - menghadapkan pada permasalahan - menjelaskan prosedur inkuiri - menyampaikan permasalahan yang kontradiksi
2. Tahap kedua : - pengumpulan data dan verifikasi - memverifikasi benda, keadaan, sifat, dan peristiwa
3. Tahap ketiga : - pengumpulan data eksperimentasi - mengisolasi variable yang relevan - menyusun dan menguji hipotesis - hubungan sebab akibat
4. Tahap keempat : - mengorganisir, formulasi, dan penjelasan - menyusun deskripsi atau penjelasan
5. Tahap kelima : - Analisis proses inkuiri - Analisis strategi inkuiri dan mengembangkan proses inkuiri agar lebih efektif


 E. SIMPULAN
Pelaksanaan Pembelajaran IPS di kelas Sekolah Dasar dengan judul Upaya Peningkatan Hasil belajar IPS di SD melalui pendekatan INKUIRI, pada intinya akan membangkitkan motivasi belajar pada siswa di kelas. Teknik pemilihan metode dapat diibaratkan perangkat peralatan bagi seorang guru. Alat mana atau kombinasi alat-alat apa yang akan dipilih hendaknya dipertimbangkan lebih dahulu. 
Metode inkuiri hendaknya dipakai bukan saja sebagai alat bagi pengajar untuk menyajikan bahan pengajaran, tetapi harus berfungsi sebagai alat bantu siswa. Pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Inkuiri akan lebih efektif jika dalam pembelajarannya menitik beratkan pada efektivitas siswa, bukan hanya guru saja. 

 DAFTAR PUSTAKA
Din Wahyudin, Dkk, 2007. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Jakarta
Ischak, 2003. Pendidikan IPS SD. 2003. Jakarta: Universitas Jakarta 
Kosasih Djahiri, Fatimah Ma’mun. ( 1978 / 1979 ). Pengajaran Studi Sosial / IPS (Dasar-Dasar Pengertian, Metodologi, model Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial). Bandung; LPPP – IPS, FKIS –IKIP. 
Mukminan, dkk. 2000. Pendidikan Ilmu Sosial. Yogyakarta : Unversitas Negeri Yogyakarta.
Suryobroto,B. 1986. Mengenal Metode Pengajaran di Sekolah dan pendekatan Baru dalam Proses Belajar mengajar. Yogyakarta : Amarta.
http://www.scribd.com/doc/8772794/METODE-pembelajaran-IPS. tanggal: 2 Januari 2010 http://id.wikipedia.org/wiki/pembelajaran. tanggal: 2 Januari 2010.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Blogger Template by Blogcrowds