Minggu, 31 Oktober 2010

Oh.. IPS ku TEKHNOLOGI ku

Media Pembelajaran IPS di SD
IPS KU TEKHNOLOGI KU
Dewasa ini media pendidikan memiliki peranan penting di dalam proses pembelajaran. Dunia pendidikan menuntut penggunaan media pendidikan dari yang sederhana sampai yang canggih. Dengan kata lain media itu tidak hanya sekedar sebagai alat bantu, melainkan dipandang sebagai komponen penting dalam pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dewasa ini telah banyak menggunakan multimedia dan mulai mengurangi penyampaian bahan pelajaran dengan cara ceramah. Lebih-lebih pada kegiatan pembelajaran yang menekankan keterampilan proses, maka peranan media menjadi sangat penting.
Seiring dengan pesatnya perkembangan media informasi dan komunikasi, baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) akan membawa perubahan yaitu bergesernya peranan guru termasuk guru IPS sebagai penyampai pesan/informai. Guru tidak lagi sebagai satu-satunya sumber informasi dalam pembelajaran karena siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber, misalnya buku literatur, TV, siaran radio, surat kabar, dan majalah, bahkan dari jaringan internet.
Masalahnya sekarang apakah guru-guru IPS, termasuk kita sebagai calon guru SD sudah memanfaatkan media sebagai sumber pembelajaran secara efektif?

Pengertian Media
Secara harafiah kata “media” berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang berarti perantara atau alat (sarana) untuk mencapai sesuatu.
Assosistion for Education and Communication Technology (AECT) mendifinisikan media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi.
Sedangkan Education Assiciation (NEA) mendefinisikan media sebagai benda yang dapat dimanipulaksikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional.
Lebih jelas lagi Koyo K dan Zulkarimen Nst. (1983) mendefinisikan media sebagai berikut:
“Media adalah sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan seseorang sehingga dapat mendorong tercapainya proses belajar pada dirinya”.
Dari tiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa, sehingga dapat terjadi proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara efektif memungkinkan siswa dapat belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Selanjutnya Husein Achmad menyatakan bahwa media pendidikan pengertiannya identik dengan keperagaan. Pengertian keperagaan berasal dari kata “raga” yang berarti sesuatu benda yang dapat diraba, dilihat, didengar, dan yang dapat diamati melalui indera kita. (Husein Achmad. 1981:102).
Oemar Hamalik menyatakan bahwa media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. (Oemar Hamalik. 1977:23).
Sedangkan media pengajaran (Kosasih Djahiri.1978/1979:66) adalah segala alat bantu yang dapat memperlancar keberhasilan mengajar. Alat bantu mengajar ini berfungsi membantu efisiensi pencapaian tujuan. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar, guru harus selalu menghubungkan alat bantu mengajar dengan kegiatan mengajarnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud media adalah alat atau sarana yang digunakan sebagai perantara (medium) untuk menyampaikan pesan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses komunikasi yang didalamnya ada unsur-unsur: sumber pesan (guru), penerima pesan (siswa), dan pesan yaitu materi pelajaran yang diambil dari kurikulum.
Sumber pesan harus melakukan enconding, yaitu menerjemahkan gagasan, pikiran, perasaan atau pesannya ke dalam bentuk lambang tertentu. Lambang tersebut dapat berupa bahasa, tanda-tanda atau gambar. Dalam melakukan enconding, guru harus memperhatikan latar belakang pengalaman penerima pesan, agar pesan tersebut mudah diterima.
Di lain pihak penerima pesan harus melakukan decoding, yaitu menafsirkan lambang-lambang yang mengandung pesan. Apabila pesan/pengertian yang diterima oleh penerima pesan (siswa) sama atau mendekati sama dengan pesan/pengertian yang dimaksud oleh sumber pesan (guru), maka komunikasi dapat dikatakan efektif.
Media dapat membantu guru menyalurkan pesan. Semakin baik medianya, makin
kecil distorsi/gangguannya, makin baik pesan tersebut diterima siswa.
Fungsi Media
Di dalam proses belajar mengajar dewasa ini, masih banyak guru-guru yang enggan memanfaatkan media yang tersedia. Tetapi terjadi kecenderungan para siswa dibiasakan sekedar mendengarkan apa yang diajarkan oleh guru, kemudian mencatat, dan dipaksa menghafalkan di luar kepala, atau sering dikenal dengan istilah duduk, dengar, catat, hafal.
Keadaan seperti ini akan menghasilkan sikap verbalisme yang mengakibatkan siswa hanya pasif di dalam proses belajar mengajar. Dalam rangka menciptakan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) serta mengembangkan keterampilan proses pada siswa, penggunaan berbagai macam media (multimedia) sangat membantu proses pembelajaran.
Pada hakikatnya proses pembelajaran adalah proses komunikasi, kegiatan di kelas merupakan tempat guru dan siswa melakukan tukar pikiran dan mengembangkan ide-idenya. Dalam berkomunikasi sering terjadi penyimpanganpenyimpangan sehingga komunikasi menjadi tidak efektif karena adanya kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan, dan kurangnya minat siswa. Salah satu usaha mengatasinya adalah dengan menggunakan media secara terintegrasi dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan fungsi media dalam kegiatan pembelajaran disamping sebagai penyaji stimulus informasi dan sikap, juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Dalam hal-hal tertentu media juga berfungsi untuk mengatur langkah-langkah kemajuan serta memberikan umpan balik.
Sejalan dengan perubahan pandangan tentang pengertian belajar mengajar, maka berubah pula pandangan terhadap media. Dewasa ini media tidak lagi dipandang hanya sebagai alat bantu yang digunakan jika perlu atau sekedar selingan, melainkan dipandang sebagai komponen dari sistem instruksional. Oleh karena itu penggunaan media harus dirancang, disiapkan, dipilih dan disusun secara cermat sesuai dengan tujuan instruksional yang hendak dicapai. Sebagai salah satu komponen sistem, maka media ikut mempengaruhi bekerjanya komponen lain, dengan demikian ikut menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa media bukan lagi sekedar sebagai alat bantu, tetapi merupakan bagian integral dari sistem instruksional. Maka penggunaan media dalam proses pembelajaran mutlak diperlukan.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran, menurut Basyaruddin Usman dan H. Asnawir (2002; 13-15) mempunyai nilai-nilai praktis sebagai berikut:
1. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa
Pengalaman masing-masing individu sangat beragam, misalnya dua siswa yang berasal dari dua lingkungan keluarga dan masyarakat yang berbeda akan menentukan pengalaman yang berbeda pula. Media dapat mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut.
2. Media dapat mengatasi ruang kelas
Di dalam kelas banyak hal yang sulit untuk dialami langsung oleh siswa. Misalnya obyek yang terlalu besar atau terlalu kecil, gerakan-gerakan yang terlalu cepat atau terlalu lambat, dan hal-hal yang terlalu komplek, semuanya dapat diperjelas dengan menggunakan media.
3. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan
Misalnya mengamati, mengidentifikasi gejala fisik/lingkungan dan masalah-masalah sosial di masyarakat.
4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
Pengamatan yang dilakukan siswa secara bersama-sama dapat diarahkan kepada hal-hal yang penting sesuai tujuan yang ingin dicapai.
5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis
Penggunaan media gambar, film model, grafik, atau bahkan benda-aslinya dapat memberikan konsep yang benar.
6. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru
Dengan menggunakan media, pengalaman anak semakin luas, persepsi semakin tajam, pemahaman konsep-konsep semakin lengkap. Dengan demikian menambah rasa ingin tahu siswa, selanjutnya dapat menimbulkan minat baru untuk belajar.
7. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar
Pemasangan gambar dengan warna yang menarik di papan tulis, mendengarkan siaran radio, pemutaran film, semuanya itu dapat menimbulkan rangsangan untuk belajar lebih lanjut.
8. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari sesuatu yang konkrit sampai kepada sesuatu yang abstrak
Pemutaran film tentang suatu benda atau peristiwa yang tidak dapat dilihat Pengembangan secara langsung oleh siswa akan memberikan gambaran secara konkrit tentang wujud, ukuran, dan lokasi. Selain itu juga dapat pula mengarahkan kepada generalisasi tentang arti kepercayaan dan kebudayaan.
Dengan konsepsi yang semakin mantap itu fungsi media dalam kegiatan pembelajaran tidak lagi sekedar sebagai alat bantu, melainkan sebagai pembawa informasi/pesan pembelajaran yang dibutuhkan siswa.
Oleh karena itu penggunaan media dalam pembelajaran harus dipersiapkan secara matang. Sebelum menetapkan jenis media apa yang akan digunakan dalam proses pembelajarannya, sebaiknya seorang guru memperhatikan hal-hal penting tentang media pengajaran.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru sebelum menggunakan media pengajaran adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang manunggal (integrated) dengan proses atau sistem mengajar, bukan merupakan tambahan atau ekstra yang digunakan apabila waktu mengijinkan atau kalau waktu senggang saja. Sebab penggunaan media pengajaran diperuntukkan mencapai tujuan tertentu.
2. Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber dari pada data. Hal ini sangat dibutuhkan dalam metode inkuiri, problem solving, dan diskusi.
3. Dalam penggunaan media pengajaran guru hendaknya memahami benar hirarki (sequance) dari pada jenis alat dan kegunaannya. Sebab sebagaimana kita Pahami siswa lebih mudah menghayati hal yang langsung dari pada hal yang tidak langsung, begitu pula lebih mudah memahami hal-hal yang konkrit dari pada halhal yang abstrak.
Berdasarkan konkrit abstraknya gambar yang disajikan, kerucut Edgar Dale menggambarkan tingkat-tingkat pengalaman sebagai berikut:
a. pengalaman langsung bertujuan
b. pengalaman tiruan
c. pengalaman dramatisasi
d. demonstrasi
e. karyawisata
f. pameran
g. televise
h. gambar hidup atau film
i. rekaman, radio, gambar tetap / diam; gambar
j. lambang visual, seperti :bagan, grafik, peta
k. lambang kata¸ seperti : membaca, mendengarkan, bicara
4. Dalam penggunaan media pengajaran hendaknya diuji kegunaannya, sebelum, selama, dan sesudah penggunaannya. Artinya guru benar-benar memperhitungkan untung rugi dan kebaikan dari penggunaan atau memilih media tersebut.
5. Media pengajaran akan sangat efektif dan efisien penggunaannya apabila diorganisir secara sistematis, jadi jangan hanya asal menggunakan.
6. Penggunaan multi media akan sangat menguntungkan dan akan memperlancar proses dan merangsang semangat belajar siswa. Dengan multi media akan mengurangi rasa bosan siswa dan membantu siswa memfungsikan aneka jenis inderanya, sehingga proses belajar siswa akan lebih mudah dan mantap. (Kosasih Djahiri. 1978/1979: 66-68).
Macam-macam Media dalam Pengajaran IPS
Dalam rangka pengajaran IPS banyak sekali media yang dapat dipakai. Karena beranekaragamnya media yang dapat dipakai, maka dapat dilakukan berbagai macam penggolongan atas dasar kategori tertentu.
Menurut Oemar Hamalik (1985:63) ada 4 klasifkasi media pengajaran antara lain:
1. Alat-alat visual yang dapat dilihat, misalnya filmstrip, transparansi, micro projection, gambar, ilustrasi, chart, grafik, poster, peta, dan globe.
2. Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar, misalnya transkripsi electris, radio, rekaman pada tape recorder.
3. Alat-alat yang dapat dilihat dan didengar, misalnya, film, televisi, benda-benda tiga dimensi yang biasanya dipertunjukkan (model, bak pasir, peta elektris, koleksi diorama).
4. Dramatisasi, bermain peran, sosiodrama, sandiwara boneka, dan sebagainya.

Disamping itu media pengajaran juga dapat digolongkan atas kategori-kategori:
1. Berdasarkan atas penggunaannya, media pengajaran terdiri dari:
a. Media yang tidak diproyeksikan (non-projected). Terdiri dari: papan tulis, gambar, peta, globe, foto, model (mock-up), sketsa, diagram, grafik.
b. Media yang diproyeksikan (projected). Terdiri dari: slide, filmstrip, Overhead Proyector (OHP, Micro Projection).
2. Berdasarkan atas gerakannya, media pengajaran terdiri dari:
a. Media yang tidak bergerak (still). Terdiri dari: filmstrip, OHP, micro projector.
b. Media yang bergerak (motion). Terdiri dari: film loop, TV, Vidio tape, dan sebagainya.
3. Berdasarkan fungsinya:
a. Visual media, media untuk dilihat seperti, gambar, foto, bagan, skema, grafik, film, slide.
b. Audio media, yaitu media untuk didengarkan seperti: radio, piringan hitam, tape recorder.
c. Gabungan a dan b: misalnya film bicara, TV, videotape.
d. Print media: misalnya barang-barang cetak, buku, surat kabar, majalah, buletin.
e. Dispay media, seperti: papan tulis, papan buletin, papan flannel.
f. Pengalaman sebenarnya dan tiruan, misalnya praktikum, permainan, karyawisata, dramatisasi, simulasi.

Jenis-jenis Media dalam Pengajaran IPS
Jenis-jenis media pengajaran yang dapat di siapkan dan dikembangkan dalam pengajaran IPS antara lain:
• media yang tidak diproyeksikan
• media yang diproyeksikan
• media audio
• sistem multimedia
Untuk lebih jelasnya, berikut akan dijelaskan dalam urain berikut.
1. Media yang tidak diproyeksikan
Jenis media ini tidak memerlukan proyektor (alat proyeksi) untuk melihatnya. Media yang tidak diproyeksikan ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: gambar diam, bahan-bahan grafis, serta model dan realita (Mukminan. 2000 :91).
a. Gambar diam (still- picture)
Gambar diam adalah gambar fotografik atau menyerupai foto-grafik yang menggambarkan lokasi atau tempat, benda-benda serta obyek-obyek tertentu. Gambar diam yang paling banyak digunakan dalam pengajaran IPS adalah peta, gambar obyek-obyek tertentu, misalnya: gunung, pegunungan, lereng, lembah serta benda-benda bersejarah.
b. Bahan-bahan grafis (graphic-materials)
Bahan-bahan grafis adalah bahan-bahan non fotografik dan bersifat dua dimensi yang dirancang terutama untuk mengkomunikasikan suatu pesan kepada siswa (audience). Bahan grafis ini umumnya memuat lambanglambang verbal dan tanda- tanda visual secara simbolis. Bahan-bahan grafis ini terdiri dari: grafik, diagram, chart, sketsa, poster, kartun, dan komik.
c. Model dan realita
Model adalah media yang menyerupai benda yang sebenarnya dan bersifat tiga dimensi. Jadi benda ini merupakan tiruan dari benda atau obyek sebenarnya yang sudah disederhanakan. Dengan model ini siswa mendapatkan pengertian yang konkrit tentang benda atau obyek yang sebenarnya dalam bentuk yang disederhanakan (diperbesar atau diperkecil). Model seperti ini banyak dipakai di sekolah-sekolah dewasa ini, misalnya: model gunung berapi yang dibuat dari ( tanah liat, kertas atau semen ), tiruan tentang rumah, model candi, pabrik, model tiruan bumi (globe) dan sebagainya.
Realita adalah model dan benda yang sesungguhnya seperti: uang logam, tumbuh-tumbuhan, alat-alat, binatang yang pada umumnya tidak dianggap sebagai visual, karena istilah visual mengandung makna representatif (mewakili suatu benda/obyek dan bukan benda itu sendiri). Media semacam ini banyak digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah.
2. Media visual yang diproyeksikan
Media visual yang diproyeksikan adalah jenis media yang terdiri dari dua macam yaitu: media proyeksi yang tidak bergerak dan media proyeksi yang bergerak.
a. Media proyeksi yang tidak bergerak:
(1) Slide
Slide adalah gambar atau “image” transparant yang diberi bingkai yang diproyeksikan dengan cahaya melalui sebuah proyektor. Slide dapat ditampilkan satu persatu, sesuai dengan keinginan. Ada pula yang urutan penampilannya sudah diatur sedemikian rupa dan diberi suara, sehingga disebut slide suara (sound slide). Presentasi slide berada di bawah kontrol guru, sehingga kecepatan serta frekwensi putarnya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
(2) Film strip (film rangkai)
Pada dasarnya film stip ini sama dengan slide. Perbedaan yang prinsip: kalau slide menyajikan gambarnya secara terpisah atau satu persatu, sedang film strip gambar-gambar itu tidak terpisah tetapi sudah tersusun secara teratur berdasarkan sequencenya. Seperti slide, film strip dapat disajikan dalam bentuk bisu (tanpa suara) atau dengan suara (sound-film).
(3) Overhead Projector (OHP)
OHP adalah alat yang dirancang untuk menayangkan bahan yang berbentuk lembaran trasparansi berisi tulisan, diagram, atau gambar dan diproyeksikan ke layar yang terletak di belakang operatornya.
(4)Opaque Projector
Media ini disebut demikian karena yang diproyeksikan bukan transparansi, tetapi bahan-bahan sebenarnya, baik benda-benda datar atau tiga dimensi, seperti mata uang dan model-model.
(5) Micro Projection
Berguna untuk memproyeksikan benda-benda yang terlalu kecil (yang biasanya diamati dengan microscope), sehingga dapat diamati secara jelas oleh seluruh siswa.
b. Media Proyeksi yang Bergerak
(1) Film
Sebagai media pengajaran film sangat bagus untuk menerangkan suatu proses, gerakan, perubahan, atau pengulangan berbagai peristiwa masa lampau. Film dapat berupa visual saja, apabila film itu tanpa suara, dan dapat bersifat audio-visual, apabila film itu dengan suara.
(2) Film Loop (Loop-film)
Media ini berbentuk serangkaian film ukuran 8 mm atau 16 mm yang ujung-ujungnya saling bersambungan, sehingga dapat berputar terus berulang-ulang selama tidak dimatikan. Karena tanpa suara (silent) maka guru harus memberi narasi (komentar) sendiri, sementara film terus berputar.
(3) Televisi
Sebagai suatu media pendidikan, TV mempunyai beberapa kelebihan antara lain: menarik, up to date, dan selalu siap diterima oleh anak-anak karena dapat merupakan bagian dari kehidupan luar sekolah mereka. Sifatnya langsung dan nyata. Melalui TV siswa akan mengetahui kejadian-kejadin mutakhir, mereka dapat mengadakan kontak dengan tokoh-tokoh penting, serta melihat dan mendengarkan pendapat mereka.
(4) Video Tape Recorder (VTR)
Walaupun sebagian fungsi film dapat digantikan oleh video, namun tidak berarti bahwa video tape akan menggantikan film, karena masing-masing mempunyai karakteristik tersendiri.
3. Media Audio
Media audio adalah berbagai bentuk atau cara perekaman dan transmisi suara (manusia dan suara lainnya) untuk kepentingan tujuan pembelajaran. Yang termasuk media audio adalah:
a. Radio Pendidikan
Media ini dianggap penting dalam dunia pendidikan, sebab dapat berguna bagi semua tingkat pendidikan. Melalui radio, orang dapat menyampaikan ide-ide baru, kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dalam dunia pendidikan.
Dibanding media yang lain, radio mempunyai kelebihan-kelebihan, diantaranya: daya jangkauannya cukup luas, dalam waktu singkat, radio dapat menjangkau audience yang sangat besar jumlahnya, dan berjauhan lokasinya. Tetapi karena sifat komunikasinya hanya satu arah menyebabkan hasilnya sulit untuk dikontrol.
b. Rekaman Pendidikan.
Melalui rekaman (recording), dapat direkam kejadian-kejadian penting, seperti: pidato, ceramah, hasil wawancara, diskusi, dan sebagainya. Selain itu juga dapat digunakan untuk merekam suara-suara tertentu, seperti: nyanyian, musik, suara orang atau suara binatang tertentu yang tidak mungkin didengar langsung di ruangan kelas. Kelebihan rekaman ini adalah “play-back” dapat dilakukan sewaktu-waktu dan berulang-ulang, sehingga bagi guru mudah melakukan kontrol.
4. Sistem Multi Media
Sistem multi media adalah kombinasi dari media dasar audio visual dan visual yang dipergunakan untuk tujuan pembelajaran. Jadi penggunaan secara kombinasi dua atau lebih media pengajaran, dikenal dengan sistem multi media. Perlu dimengerti bahwa konsep multi media ini, bukan sekedar penggunaan media secara majemuk untuk suatu tujuan pembelajaran, namun mencakup pengertian perlunya integrasi masing-masing media yang digunakan dalam suatu penyajian yang tersusun secara baik (sistematik). Masing-masing media dalam sistem media ini dirancang untuk saling melengkapi, sehingga secara keseluruhan, media yang dipergunakan akan lebih besar peranannya dari pada sekedar penjumlahan dari masing-masing media.
Bentuk-bentuk sistem multi media yang banyak digunakan di sekolah adalah kombinasi slide suara, kombinasi sistem audio kaset, dan kit (peralatan) multi media. Satu perangkat (kit) multi media adalah suatu gabungan bahan-bahan pembelajaran yang meliputi dari satu jenis media dan disusun atau digabungkan berdasarkan atas satu topik tertentu. Perangkat (kit) itu dapat mencakup slide, film rangkai, pita suara, piringan hitam, gambar diam, grafik, transparansi, peta, buku kerja, chart, model dan benda sebenarnya.

Teknik Pemilihan Media Dalam Pengajaran IPS
Media sebagai salah satu sarana dalam rangka membantu meningkatkan proses pembelajaran, mempunyai aneka ragam jenis dan karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu seorang guru professional seharusnya memiliki kemampuan memilih secara cermat dan dapat menggunakan media pengajaran secara tepat.
John Jarolimek mengemukakan hal-hal yang hendaknya diperhatikan oleh guru dalam menentukan pemilihan media, yaitu:
1. tujuan instruksional yang akan dicapai,
2. tingkat usia dan kematangan anak,
3. kemampuan baca anak,
4. tingkat kesulitan dan jenis konsep pelajaran, dan
5. keadaan/latar belakang pengetahuan atau pengalaman anak
John U. Michaels menambahkan, jenis ragam media, jangan sampai membingungkan atau berlebihan bagi anak. Sedangkan A. Kosasih Djahiri dalam bukunya “Studi Sosial/IPS”
menambahkan lagi beberapa kriteria lain, yaitu:
1. Keadaan dan kemampuan ekonomi guru, sekolah, siswa, serta masyarakat.
2. Keadaan dan kemampuan guru dalam menggunakan media.
3. Tingkat kemanfaatannya dari pada alat tersebut dengan membandingkan satu dengan lainnya). (A. Kosasih Djahiri. 1978/1979:68).
Menurut M Basyiruddin Usman dan H. Asnawir (2002), ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain: tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa, ketersediaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), mutu teknis, dan biaya.
Oleh karena itu beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memilih media, antara lain:
1. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran merupakan komponen utama yang harus diperhatikan dalam memilih media. Dalam penerapan media harus jelas dan operasional, spesifik, dan benar-benar tergambar dalam bentuk perilaku.
2. Aspek materi, merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media. Sesuai tidaknya antara materi dengan media yang digunakan akan berdampak pada hasil pembelajaran.
3. Kondisi siswa, dari segi subyek belajar, guru harus memperhatikan betul-betul tentang kondisi siswa dalam memilih media. Misalnya faktor umur, intelegensi, latar belakang pendidikan, budaya, dan lingkungan anak menjadi titik perhtian dan pertimbangan dalam memilih media.
4. Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru untuk mendesain sendiri media yang akan dipergunakan, merupaka hal yang perlu dipertimbangkan oleh guru. Seringkali guru menganggap bahwa suatu media sangat tepat digunakan untuk suatu pokok bahasan/tema tertentu, tetapi di sekolah tersebut tidak tersedia media yang diperlukan. Sedangkan untuk mendesain atau merancang suatu media yang dikehendaki tidak mungkin dilakukan oleh guru.
5. Media yang dipilih hendaknya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada siswa secara tepat, dalam arti tujuan yang ditetapkan dapat tercapai secara optimal.
6. Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil yang akan dicapai. Media sederhana mungkin akan lebih menguntungkan dari pada menggunakan media canggih tetapi hasil yang dicapai tidak sebanding dengan dana yang dikeluarkan.

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Blogger Template by Blogcrowds