Jumat, 05 Agustus 2011

Pendidikan Komprehensif Dengan Inovasi Pembelajaran

Pendidikan Komprehensif adalah pembelajaran yang berkelanjutan mulai dari PAUD/SD-SMP-SMA-PT. Pembelajaran yang meliputi banyak hal yaitu Ilmu Pengetahuan, Budi Pekerti, Akhlak, Karakter, Kreativitas, Inovatif. Istilah komprehensif yang digunakan dalam pendidikan karakter mencakup berbagai aspek. Aspek yang pertama isinya harus komprehensif, meliputi suatu permasalahan yang berkaitan dengan pilihan nilai-nilai yang bersifat pribadi sampai kepada pertanyaan-pertanyaan mengenai etika secara umum. Kedua metodenya harus komprehensif yang meliputi penanaman nilai, pemberian teladan kepada peserta didik. Ketiga Pendidikan karakter hendaknya terjadi dalam keseluruhan proses pendidikan di kelas, dalam kegiatan ekstrakulikuler, dalam proses bimbingan dan penyuluhan. Yang terakhir, keempat, pendidikan karakter hendaknya terjadi melalui kehidupan dalam masyarakat, karena peran serta masyarakat atau lingkungan dapat mempengaruhi karakter peserta didik (generasi muda).

Didalam pembelajaran di sekolah harus membuat standarisasi bahwa kelompok bermain adalah saat anak memang bermain, PAUD saat anak bermain, Sekolah Dasar saat anak mulai dibangunkan karakternya supaya fundamen dalam diri anak tersebut benar-benar kuat, karakter SMP dan SMA lebih condong kepada pertengahan antara pendidikan Akademik dan pendidikan Karakter, tingkatan akhir pada pembelajaran di Perguruan Tinggi lebih diajarkan mengenai pendidikan akademik dan mengesampingkan Pendidikan Karakter, karena pada usia mahasiswa sudah mengerti mengenai hakekat yang benar dan salah. Standardisasi ini berfungsi untuk paling tidak menseragamkan output dari yang dihasilkan. Memadukan antara Pendidikan Karakter dan Pendidikan Akademik sangat di perlukan dalam pembelajaran yang berkelanjutan. Keduanya dibutuhkan peserta didik dalam proses pembelajaran supaya diperoleh kesempurnaan dalam pembelajarannya. Kunci utama yang harus dipegang guru adalah bahwa setiap proses atau produk inovatif yang dilakukan dan dihasilkannya harus mengacu pada kepentingan siswa.
Inovasi pembelajaran di PAUD/SD harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik yang masih dalam tahap bermain dan penanaman fundamen, mengenai kebutuhan mereka dalam pendidikan karakter, penanaman Budi Pekerti, Akhlak, serta sopan santun.

Dalam pendidikan karakter pemberian teladan merupakan metode yang bisa digunakan. Pendidik harus berperan sebagai model atau pemberi teladan yang baik bagi peserta didik dan harus bisa menjadi contoh atau panutan. Misalkan cara guru menyelesaikan masalah secara adil, menghargai pendapat anak, dan mengkritik orang lain secara santun merupakan perilaku alami yang dapat dijadikan teladan oleh peserta didik. Demikian juga apabila guru berperilaku sebaliknya, anak-anak secara tidak sadar juga akan menirunya. Oleh karena itu para pendidik atau guru harus berhati-hati dalam bertutur kata dan bertindak, supaya tidak tertanamkan nilai-nilai negatif dalam sanubari peserta didik. Jika pendidikan akademik diutamakan pada pembelajaran di PAUD/SD kurang sesuai, karena pada usia sekolah dasar peserta didik akan lebih membutuhkan pendidikan karakter yang diajarkan gurunya. Pada usia sekolah dasar, peserta didik belum bisa membedakan antara benar dan salah, maka dari itu perlu ada bimbingan dari guru untuk menanamkan nilai fundamen dasar kepada peserta didik supaya lebih terarahkan kepada nilai moral yang baik.

Pada Pembelajaran Tingkat SMP dan SMA siswa lebih kepada semboyan ki Hajar Dewantara tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan). Pendidik hanya mengarahkan peserta didik dalam inovasi pembelajarannya menggabungkan antara ilmu pengetahuan dengan Budi Pekerti atau Akhlak dan Karakter peserta didik. Terjadi keseimbangan dalam pembelajaran tingkat SMP dan SMA. Peserta didik membutuhkan pembelajaran Pendidikan Akademik tetapi tidak meninggalkan pada Pendidikan Karakter itu sendiri. Dalam hal ini guru dapat mengajarkan kepada siswa pembelajaran Komprehensif yaitu mengenai pengembangan Kererampilan hidup. Ada beberapa keterampilan yang diperlukan supaya peserta didik dapat mengamalkan nilai-nilai yang dianut sehingga berperilaku konstruktif dan bermoral dalam masyarakat, keterampilan tersebut antara lain berpikir kritis, berkomunikasi secara jelas, menyimak, bertindak asertif, dan menemukan resolusi konflik dapat disebutkan secara ringkas sebagai keterampilan akademik dan keterampilan sosial.

Pembelajaran terintegrasi dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik, karena mereka memahami konsep-konsep keterampilandan nila-nilaiyang mereka pelajari dengan menghubungkannya dengan konsep dan keterampilan lain yang sudah mereka pahami. Konsep dan keterampilan tersebut dapat berasal dari satu bidang studi (intrabidang studi), dapat pula dari beberapa bidang studi (antarbidang studi). Pengalaman ini sangat diperlukan dalam kehidupan, mengingat masalah yang dihadapi hanya mungkin dapat diatasi secara tuntas dengan memanfaatkan berbagai bidang ilmu secara interdisipliner atau multidisipliner.

Pada pembelajaran yang dilakukan sejak PAUD/SD-SMP-SMA-PT inovasi pembelajaran akan mengalami integrasi peningkatan sesuai dengan perkembangan usia peserta didik. Semakin tinggi pendidikan yang ditempuh maka peserta didik akan mengalami pembiasaan terhadap gaya lingkungan belajarnya. Serta apa yang harus dikuasai dalam pembelajarannya.

Semakin tinggi jenjang pendidikan semakin banyak pengalaman mengenai karakter yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Pada jenjang Perguruan Tinggi mahasiswa sudah bisa mengenali jati diri meraka sendiri. Tidak ada materi yang diajarkan pendidik (dosen) mengenai pendidikan karakter. Inovasi Pembelajaran lebih diutamakan kepada penguasaan materi melalui pendidikan Akademik yang diterima pada perkuliahan. Guna menciptakan kultur yang bermoral perlu diciptakan lingkungan sosial yang dapat mendorong mahasiswa memiliki moralitas yang baik atau karakter yang terpuji. Sebagai contoh, apabila suatu Perguruan Tinggi memiliki iklim demokratis, paka mahasiswa akan terdorong untuk bertindak secara demokratis. Sebaliknya apabila suatu perguruan tinggi terbiasa menggunakan tidakan-tindakan otoriter maka sulit untuk mendidik mahasiswa untuk menjadi pribadi yang demokratis. Demikian juga apabila perguruan tinggi dapat menciptakan lingkungan sosial yang menjunjung tinggi kejujuran dan rasa tanggung jawab maka lebih mudah bagi para mahasiswa untuk berkembang menjadi pribadi-pribadi yang jujur dan bertanggung jawab.

Strategi yang dapat digunakan untuk mengembangkan karakter mahasiswa melewati kultur perguruan tinggi ialah dengan melibatkan para mahasiswa dalam membangun kehidupan di kampus. Misalnya dalam membangun kehidupan yang demokratis yang menghargai pluralistik, dan yang mematuh peaturan. Di dalam hal ini mahasiswa juga dilibatkan dalam pembuatan peraturan, evaluasi peraturan, penegakan peraturan dan juga dalam hal penggantian peraturan.

Pembelajaran Seni Rupa di Sekolah Dasar

A. Kreativitas Dalam Seni

Kreativitas merupakan ungkapan unik dari keseluruhan kepribadian sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya, dan yang tercermin dalam pikiran, perasaan, sikap atau perilakunya. Kreativitas dimulai dengan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru. Biasanya seorang individu yang kreatif memiliki sifat yang mandiri. Ia tidak merasa terikat pada nilai-nilai dan norma-norma umum yang berlaku dalam bidang keahliannya. Ia memiliki sistem nilai dan sistem apresiasi hidup sendiri yang mungkin tidak sama dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat ramai.
Dengan kata lain, kreativitas merupakan sifat pribadi seorang individu (dan bukan merupakan sifat sosial yang dihayati oleh masyarakat) yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan sesuatui yang baru. Pemikiran kreatif sering disebut dengan berfikir divergen. Pemikiran kreatif perlu dilatih karena membuat anak lancar, luwes dalam berfikir, mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan mampu melahirkan banyak gagasan.

Di masa perkembangan dan era yang semakin mengglobal serta penuh persaingan ini, setiap individu dituntut untuk mempersiapkan mentalnya agar mampu menghadapi tantangan-tantangan masa depan. Untuk itu kreativitas perlu ditumbuh kembangkan sejak dini, khususnya pada usia sekolah dasar, karena pada usia-usia tersebut berlangsung “periode kritis” di samping “periode puncak” perkembangan kreativitas. Bahwa masa anak usia sekolah adalah tahun-tahun efektif dalam kehidupan manusia untuk mengembangkan kreativitas. Potensi anak seusia itu berada pada masa yang amat penting untuk dirangsang perkembangannya untuk menjamin terpeliharanya kebebasan psikologis. Oleh karena itu, upaya perangsang kreativitas pada usia sekolah sangat penting artinya. Setelah melewati masa kritis, perangsang berbagai aspek perkembangan dan kreativitas akan lebih sulit meski dirangsang dengan rangsang yang sama. Akibatnya anak akan mengalami kerugian.

Gagasan-gagasan baru sebagai buah pemikiran kreatif akan sangat diperlukan untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Bakat kreatif sesungguhnya dimiliki setiap anak, tapi perkembangan kreativitas tergantung pada lingkungan dimana anak berada. Lingkungan yang kondusif yang dapat mengembangkan keativitas anak adalah lingkungan yang memberi keamanan, dan kebebasan psikologis anak, baik kemampuan kognisi, kemampuan afeksi dan kemampuan psikomotoriknya secara bersama-sama. Lingkungan harus memberi kesempatan anak untuk mendapatkan latihan, pengetahuan, pengalaman dan dorongan atau motivasi agar kretaivitas itu dapat terwujud, peranan sektor pendidikan penting dalam menunjang pembangunan. Sektor pendidikan menjadi sumber potensial dalam menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang kreatif. Tapi pada kenyataannya pendidikan di Indonesia lebih banyak menekankan pada cara berfikir konvergen daripada cara berfikir divergen yang potensial kreatif. Selain itu, penyediaan lingkungan yang merangsang berkembangnya kreativitas belum optimal sehingga peserta didik belum sepenuhnya mengaktualisasikan diri lewat kreativitas.

Lingkungan yang diharapkan mampu mewujudkan kreativitas anak adalah keluarga dan sekolah. Sekolah yang diharapkan mampu memberi suasana pendidikan untuk mengembangkan bakat kreatif anak, pada kenyataannya terjebak pada pengoptimalan salah satu aspek saja yaitu dilatih pengetahuan, kemampuan berfikir logis/penalaran dan hafalan, sehingga kreativitas pada masa anak sekolah kurang dikembangkan dalam dunia pendidikan. Bahkan yang sekarang terjadi adalah kondisi orang tua modern dimana mereka menghadapi situasi yang kompetitif dan mereka berupaya agar anak-anak mereka bisa unggul dengan persiapan sejak dini.

Akibatnya para orang tua lebih memperhatikan pekembangan otak. Begitu anak-anak mulai bisa bicara dan berinteraksi dengan lingkungan, banyak orang tua yang berlomba-lomba memasukkan anaknya untuk ikut program dwi bahasa, aritmatika, sempoa dan berbagai aktivitas lain yang berkaitan dengan akademik. Hal ini disebabkan oleh konsep orang tua tentang anak yang pandai, dimana orang tua menganggap anak yang pandai adalah anak yang dapat menguasai akademis dan akhirnya mendapat nilai akademis yang bagus. Terkadang tak segan-segan pula orang tua mengeluarkan biaya lebih untuk dapat mengikutkan anaknya dalam pelajaran tambahan dengan harapan dapat menunjang nilai akademisnya. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Kathy Hirsh-Pasek tentang anak yang di didik dengan lebih mengedepankan akademis daripada menekankan bermain dan eksplorasi, anak tersebut tidak memiliki kelebihan akademik jangka pendek apalagi jangka panjang. Yang terjadi adalah anak terlihat lebih gelisah dan kurang kreatif. Hal ini disebabkan karena mereka ditekan untuk mengingat berbagai hal. Sehingga anakanak malah menjadi korban dan menjadi pihak yang kalah karena belajar secara akademik dipaksakan sebelum mereka siap.

Anak-anak dimasa sekolahnya dulu sudah dikondisikan untuk mengeluarkan daya kreativitasnya seperti melalui mata pelajaran kesenian atau prakarya dengan membuat beberapa perhiasan, barang cendera mata, atau peralatan rumah tangga dari barang-barang yang ada di lingkungan rumah dan sekolah. Tapi sekarang situasi di sekolah tidak memunginkan anak untuk kreatif. Suatu penelitian di Jakarta menunjukkan kondisi bahwa sekolah sekarang kurang menghargai perkembangan inisiatif, kemandirian dan kebebasan yang erat hubungannya dengan pengembangan kreativitas dan lebih mementingakan disiplin dan kepatuhan.

Banyak siswa cenderung kurang bisa mengembangkan kreativitasnya dalam kelas. Siswa kurang mampu untuk menciptakan ide-ide baru dan mereka cenderung meniru hasil karya dari temannya. Hal ini dikarenakan sistem pendidikan yang senantiasa bergantung pada pendidik. Pendidikan kitalah yang telah membunuh kapasitas kreatif anak-anak kita. Padahal tidak dapat dipungkiri bahwa kreativitas itu penting untuk pemenuhan kebutuhan dari aspek manapun. Jaman sekarang ada bermacam-macam tantangan baik di bidang ekonomi, politik, lingkungan, kesehatan maupun dalam bidang budaya dan sosial yang harus dihadapi. Semakin tinggi persaingan dengan segala problem yang ada, maka semakin diperlukan tenaga ahli pilihan yang cakap, terampil dan cekatan. Salah satu cara untuk menghadapi berbagai macam tantangan dan persaingan tersebut, individu diharapkan memiliki suatu yang dapat dikembangkan, dikenali, dan dipupuk yaitu kreativitas. Orang yang tidak kreatif, kehidupannya statis dan sulit meraih keberhasilan. Di zaman yang sudah mengglobal dan penuh persaingan keras seperti sekarang ini, dibutuhkan kreativitas yang sangat tinggi.

B. Konsep Seni
1. Pengetian Seni
Kata seni adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata "sani" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Mungkin saya memaknainya dengan keberangkatan orang/ seniaman saat akan membuat karya seni, namun menurut kajian ilimu di eropa mengatakan "ART" (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan. Namun kita tidaka usah mempersoalkan makna ini, karena kenyataannya kalu kita memperdebatkan makna yang seperti ini akan semakain memperkeruh suasana kesenian, biarlah orang memilih yang mana terserah mereka.
Seni adalah proses yang sengaja mengatur unsur-unsur dalam suatu cara yang menarik indra atau emosi. Ini mencakup berbagai macam kegiatan manusia, ciptaan, dan cara berekspresi, termasuk musik, sastra, film, patung, dan lukisan. Makna seni ini dibahas dalam cabang filsafat yang dikenal sebagai estetika.

2. Sifat Seni Secara Umum
Seni memiliki sifat dasar kreatif, individual, perasaan, abadi, dan universal. Pengertian kreatif adalah kemampuan seseorang untuk mengubah sesuatu yang ada menjadi baru dan orisinil. Contoh: Batu yang diubah menjadi patung, tanah liat dapat menjadi keramik, suara diubah menjadi musik, gerakan menjadi sebuah tarian, dll. Sifat individual adalah bahwa suatu karya seni memiliki ciri perseorangan dari penciptanya. Lagu-lagu yang diciptakan Ebit G. Ade, sangat berbeda dengan lagu-lagu Rhoma Irama, Titik Puspa, atau pun yang lainnya. Atau lukisan Afandi sangat berbeda dengan lukisan-lukisan Basuki Abdullah, Raden Saleh, Popo Iskandar, Piccaso, Van Googh, maupum pelukis lainnya. Ciri khas pribadi inilah yang merupakan identitas dari karya mereka.Seni memiliki sifat perasaan, pengertiannya dalam membuat karya seni selalu melibatkan emosi dan jiwa.

Oleh sebab itu, untuk dapat menikmati sebuah karya harus menggunakan kepekaan perasaan yang paling dalam. Sebuah lagu yang diciptakan melalui perasaan seorang seniman, kemudian dibawakan seorang penyanyi yang menjiwai isi lagu itu. Tampil dalam suara dan penampilan yang seirama, maka para pendengar lagu itu akan tergugah hatinya. Semua itu jika ada kesungguhan dalam menggunakan indera rasa seperti yang dilakukan pencipta dan penyanyinya. Seni memiliki sifat abadi atau keabadian. Sesungguhnya semua pembuatan manusia memiliki sifat demikian, yaitu perbuatan baik atau tercela yang sudah dilakukan tidak dapat dibatalkan. Seseorang yang telah berjasa kepada kita, sosoknya akan selalu melekat sampai akhir hayat, walau pun mungkin bendanya sudah hilang ditelan masa. Jika membuat karya seni memiliki tujuan estetik atau keindahan, hendaknya orang yang menikmatinya turut berlatih juga untuk berbuat sesuatu yang indah dan terpuji.

Maka layaklah seorang seniman mendapat penghargaan ketika ada anak yang berbuat sesuatu kebaikan jika terpengaruh (menangkap amanat) cerita film, novel, syair lagu, dll. Tetapi sebaliknya, siapa yang bersalah jika kelakuan tidak baik diakibatkan oleh pengaruh cerita film atau buku-buku yang tidak mendidik? Seni bersifat universal, artinya seni tidak mengenal batasan waktu, bangsa, bahasa, dll. Sebagai contoh, semua orang yang berlainan bahasa akan tertawa terbahak-bahak ketika melihat tingkah laku badut sirkus yang sangat lucu. Atau seorang yang melihat gambar karikatur akan tersenyum tanpa mengetahui siapa pembuatnya.

C. Konsep Seni Rupa
1. Pengetian Seni Rupa
Seni rupa adalah salah satu cabang kesenian,seni rupa merupakan ungkapan gagasan dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan median dan penataan elemen serta prinsip-prinsip desain.
2. Seni rupa dapat berfungsi sebagai :
a. media ekspresi
b. media ekspresi
c. media komunikasi
d. media pengembangan bakat
e. media pendidikan
3. Aspek seni rupa :
a. Aspek grahita
b. Aspek Garapan
c. Aspek Tata
4. Jenis Karya Seni Rupa
a. Karya rupa murni yakni karya seni rupa yang sengaja diciptakan sebagai sarana ekspresi komunikasi,rekreasi dan terapi.Karya seni rupa murni ini dapat berupa dwimarta ataupun trimatra.
b. Karya seni rupa terapan yang sengaja dicipta untuk tujuan fungsional.Karya seni rupa ini pun mencakup 2 macam yakni dwimarta dan trimarta

D. Konsep Pendidikan Seni
Pendidikan seni merupakan saran untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktivitas permainan. Melalui permainan, kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Melalui permainan dalam pendidikan seni anak memiliki keleluasaan untuk mengembangkan kreativitasnya. Beberapa aspek penting yang perlu mendapat perhatian dalam pendidikan seni antara lain kesungguhan, kepekaan, daya produksi, kesadaran berkelompok, dan daya cipta.
Pendidikan seni adalah segala usaha untuk meningkatkan kemampuan kreatif ekspresif anak didik dalam mewujudkan kegiatan artistiknya berdasrkan aturan-aturan estetika tertentu. selain itu, pendidikan seni di SD bertujuan menciptakan cipta rasa keindahan dan kemampuan mengolah menghargai seni. Jadi melalui seni, kemampuan cipta, rasa dan karsa anak di olah dan dikembangkan.
Selain mengolah cipta, rasa dan karsa seperti yang diterapkan di atas, pendidikan seni merupakan mengolah berbagai ketrampilan berpikir. Hal tersebut meliputi ketrampilan kreatif, inovatif, dan kritis. Ketrampilan ini di olah melalui cara belajar induktif dan deduktif secara seimbang. Dunia anak adalah dunia bermain. Salah satu fungsi seni adalah sebagai media bermain. Oleh sebab itu, aktivitas berolah seni dapat dikembangkan melalui bermain. Melalui bermain kemampuan mencipta atau berkarya, bercita rasa estetis dan berapresiasi seni diperoleh secara menyenangkan. Melalui kondisi yang menyenangkan seperti ini, anak akan mengulang setiap aktivitas belajarnya secara mandiri dan akan menjadi kebiasaan dan keinginan terhadap seni.

E. Konsep Pendidikan Seni Rupa SD
Pendidikan Seni Rupa sesungguhnya merupakan istilah yang relatif baru digunakan dalam dunia persekolahan. Pada mulanya digunakan istilah menggambar. Penggunaan istilah pengajaran menggambar ini berlangsung cukup lama hingga kemudian diganti dengan istilah Pendidikan Seni rupa.Materi pelajaran yang diberikan tidak hanya menggambar tetapi juga beragam bidang seni rupa yang lain seperti mematung, mencetak, menempel dan juga apresiasi seni. Tujuan pengajaran menggambar di sekolah adalah untuk menjadikan anak pintar menggambar melalui latihan koordinasi mata dan tangan.

Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan, melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Pendidikan Seni Rupa adalah mengembangkan keterampilan menggambar, menanamkan kesadaran budaya lokal, mengembangkan kemampuan apreasiasi seni rupa, menyediakan kesempatan mengaktualisasikan diri, mengembangkan penguasaan disiplin ilmu

Seni Rupa, dan mempromosikan gagasan multikultural. Jenis karya rupa antara lain :
1. Menggambar/Melukis
Kegiatan menggambar/melukis di SD dapat diterapkan dalam berbagai cara dari mulai pembuatan shet,pengembangan shet,menjadikan karya karya lukis atau gambar ,menggambar dengan skema,memindahkan gambar denagan bantuan kisi-kisi,dan menggambar ekspresi dengan cara memberikan gambaran kepada siswa bagaimana seorang maestro menggarap karya mereka dari awal sampai akhir.

Membentuk Teknik membentuk sangat beraneka ragam,diantaranya :
a. Disambungkan Membutsir
Membutsir adalah membuat karya tiga dimensi dari bahan yang lunak dengan cara diremas-remas dengan tangan pada saat tanah masih dalam keadaan lembek. Bahan yang biasa digunakan adalah tanah dan plastisin.Selain membutsir dengan tangan yang diremas-remaskan tetapi sering juga menggunakan alat yang disebut sudip.

b. Memahat
Membentuk dengan jalan membuang bahan yang tidak dipergunakan dengan cara memahat.Setiap bahan ada peringkat pahat yang khusus .Media yang dapat dipakai antara lain kayu,batu es,dsb.Karya yang dibuat dari bahan yang disambung-sambung.

c. Cor (Menuang)
Proses menuang menggunakan bahan cair yang dituangkan pada alat acuan yang berbentuk cetakan.Setelah menjadi keras dikeluarkan dari acuan/cetakan.Bahan cair ini dibuat dari semen,plastic ,karet dan gips.

d. Merakit
Membuat karya dengan cara menyambung-nyambung beberapa bagian atau potongan bahan.Caranya disebut merakit,hasilnya disebut rakitan.Potongan bahan disambungkan dengan cara dilas,dipatri,disekrup atau dengan cara yang lain.

2. Mencetak
Mencetak adalah proses memperbanyak suatu gambar atau naskah dengan menggunakan teknik tertentu diantaranya cetak datar,cetak tinggi,cetak dalam,cetak saring,cetak copy,dan cetak dengan pintu out.

3. 3M (Menggunting,Menempel,Melipat)
Karya rupa 3M ini merupakan proses manipulasi lembaran kertas menjadi suatu bentuk tiga dimensi. Di Jepang teknik seperti ini disebut teknik origami.

F. Metode Pembelajaran Seni Rupa di SD
1. Strategi Penataan
Strategi penataan berkaitan dengan rancangan menata urutan materi pembelajaran dari yang mudah ke yang sulit, dari konkrit ke abstrak.
2. Strategi penyampaian
Strategi penyampaian berkaitan dengan media pembelajaran atau alat bantu pembelajaran untuk menyampaikan materi yang telah dikemas.
3. Stategi pengelolaan
Strategi pengelolaan berkaitan dengan kegiatan pengelolaan kelas selama pembelajaran dilaksanakan.

G. Model Pembelajaran Seni Rupa
1.Model Terkait
Model terkait adalah model pembelajaran terpadu yang paling sederhana karena menekankan pada hubungan secara eksplisit tentang konsep atau prinsip,atau pokok bahasan atau ketrampilan atau tugas,atau sikap dalam suatu bidang studi.Pada pembelajaran SR-KT terpadu keterkaitan dalam substansial material seni.Model terkait dalam SR-KT terpadu dapat dimodifikasikan berdasarkan jenis matra substansial seni.Urutan keterkaitan dan besr bobot materi masing-masing substansial materi yang terkait.
Keunggulan Model Terkait :
a. Paling sederhana sehingga paling mudah di rancang dan dilaksanakan
b. Terjadi interalisasi karena adanya pengembangan konsep-konsep inti secara terus-menerus
c. Memudahkan proses transfer gagasan-gagasan dalam pemecahan masalah.
d. Siswa lebih mudah dalam mendapatkan gambaran-gambaran mengenai suatu ketrampilan tertentu.

Kelemahan Model Terkait :
Pada intinya adalah mengaitkan antara prinsip,konsep ketrampilan dan tugas atau sikap pada suatu bidang kajian tertentu.Hal ini menyebabkan SR-KT tetap terpisah dan keterpaduan tidak Nampak walaupun hubungan telah dirancang secara eksplisit dalam suatu disiplin mata kajian. Fokus pembelajaran masih bersifat sempit karena usaha-usaha untuk memadukan gagasan-gagasan dalam suatu bidang studi dapat membatasi usaha mengembangkan hubungan yang lebih menyeluruh dengan bidang studi lain.

2. Model Terjala
Merupakan pembelajaran terpadu yang meggunakan pendekatan tematik. Model ini menekankan hubungan antara dua atau lebih mata pelajaran melalui tema. Pada pembelajaran senirupa terpadu, model terjala ini dapat memadukan secara intra bidang studi (seni music, tari) dan inter bidang studi (senirupa, music, tari, matematika, ips, ipa dll).
Keunggulan:
a. Melalui pendekatan tematik, pembelajaran terpadu model ini memiliki kekuaatn komprehensif yang tinggi.
b. Membangun motivasi siswa melalui kegiatan pemilihan dan pengembangan tema
c. Meningkatkan kemampuan wawasan guru tentang suatu konsep secara komprehensif
Kelemahan :
a. Membutuhkan waktu yang lama dalam merancang pembelajaran
b. Ketrampilan seni rupa yang diperoleh siswa kurang optimal
c. Guru memerlukan kemampuan mengevaluasi proses dan produk pembelajaran agar perencanaan dan pelaksanaan pembalajaran dapat tercapai secara optimal

3. Model Terpadu
Model terpadu merupakan pembelahjaran terpadu yang menggunakan tema yang diangkat dari adanya tumpang tindih tentang konsep ketrampilan dan sikap dalam kurikulum yang berlaku dari berbagai mata pelajaran atau mata kajian.
Keunggulan :
a. Mampu membangun motivasi siswa
b. Mampu mengembangkan aspek sikap pada dampak pengiring dalam pembelajaran
c. Menghemat waktu
d. Memiliki kekuatan komprehensif yang tinggi
Kelemahan :
a. Membutuhkan kurikulum yang mengacu pada keterpaduan serta kebijakan-kebijakan pendukung dalam system evaluasi pembelajaran
b. Membutuhkan waktu, tenaga dan pikiran dalam merancang model pembelajaran terpadu
c. Model terpadu merupakan pembelajaran terpadu yang paling rumit.

H. Pendekatan Pembelajaran Seni Rupa
Pembelajaran Pendidikan Seni dilaksanakan baik dengan pendekatan terpisah dan terpadu. Pendekatan terpisah ialah melaksanakan pembelajaran setiap bidang seni, sesuai dengan ciri-ciri khusus dan kesatuan substansi masing-masing. Pendekatan terpadu ialah melaksanakan pembelajaran yang memadukan bidang-bidang seni dalam bentuk seni pertunjukan, seni multimedia, atau kolaborasi seni. Pembelajaran Pendidikan Seni secara terpadu meliputi pembelajaran apresiatif dan produktif.

Pembelajaran apresiatif secara terpadu dilaksanakan dengan kegiatan apresiasi terhadap karya seni yang merupakan perpaduan antara dua atau lebih bidang seni, baik secara langsung maupun melalui media audio-visual, misalnya pertunjukan musik, tari, teater, atau film. Pembelajaran produktif secara terpadu dilaksanakan dengan kegiatan berkarya dan penyajian seni yang melibatkan dua atau lebih bidang seni, misalnya dalam bentuk seni pertunjukan atau kolaborasi antar bidang seni.

Alternatif pelaksanaan mata pelajaran Pendidikan Seni sebagai berikut. Sekolah yang memiliki lebih dari satu guru bidang seni, masing-masing guru memberikan pembelajaran seni sesuai dengan bidangnya secara terpisah. Siswa memilih salah satu bidang seni sesuai dengan minatnya. Pembelajaan secara terpadu dilaksanakan dengan kerja sama antara guru-guru bidang seni yang bersangkutan. Sekolah yang hanya memiliki guru salah satu bidang seni, guru tersebut melaksanakan pembelajaran seni sesuai dengan bidangnya, tetapi sedapat mungkin juga melaksanakan pembelajaran seni secara terpadu, sesuai dengan kemampuannya.
Materi pokok yang bersifat teoritik tidak diberikan secara terpisah, tetapi secara integratif dengan materi kegiatan apresiasi seni, berkarya seni, kritik seni, dan penyajian seni. Pembelajaran yang bersifat praktek (berkarya) lebih berorientasi pada proses dari pada hasil, sehingga lebih menekankan usaha membentuk dan mengungkapkan gagasan kreatif dari pada kualitas komposisi yang dihasilkan.

Dalam pembelajaran Pendidikan Seni, pengembangan sikap memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan, dan pengetahuan. Untuk menunjang pembelajaran materi yang mengarah pada penguasaan keahlian profesional, termasuk menggambar dengan mistar (menggambar konstruksi), perlu ditunjang dengan program ekstrakurikuler, sesuai dengan bakat dan minat siswa.

1. Kesimpulan
Kata seni adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata "sani" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa".

Sifat Seni Secara Umum, Seni memiliki sifat dasar kreatif, individual, perasaan, abadi, dan universal. Pengertian kreatif adalah kemampuan seseorang untuk mengubah sesuatu yang ada menjadi baru dan orisinil. Contoh: Batu yang diubah menjadi patung, tanah liat dapat menjadi keramik, suara diubah menjadi musik, gerakan menjadi sebuah tarian, dll. Sifat individual adalah bahwa suatu karya seni memiliki ciri perseorangan dari penciptanya. Seni rupa adalah salah satu cabang kesenian,seni rupa merupakan ungkapan gagasan dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan median dan penataan elemen serta prinsip-prinsip desain.

2. Saran
Pendidikan seni rupa amatlah penting dalam suatu pembelajaran untuk mengembangkan bakat dan kreativitas anak. Oleh karena itu pendidikan seni rupa perlu ditananmkan pada anak sejak usia dini, agar bakat yang dimiliki anak dapat dikembangkan sesuai dengan minat dan kreativitas yang dimiliki anak.

Minggu, 31 Juli 2011

Pembelajaran Seni Rupa di Sekolah Dasar

A. Kreativitas dalam Seni

Kreativitas merupakan ungkapan unik dari keseluruhan kepribadian sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya, dan yang tercermin dalam pikiran, perasaan, sikap atau perilakunya. Kreativitas dimulai dengan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru. Biasanya seorang individu yang kreatif memiliki sifat yang mandiri. Ia tidak merasa terikat pada nilai-nilai dan norma-norma umum yang berlaku dalam bidang keahliannya. Ia memiliki sistem nilai dan sistem apresiasi hidup sendiri yang mungkin tidak sama dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat ramai.
Dengan kata lain, kreativitas merupakansifat pribadi seorang individu (dan bukan merupakan sifat sosial yang dihayati oleh masyarakat) yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan sesuatui yang baru. Pemikiran kreatif sering disebut dengan berfikir divergen. Pemikiran kreatif perlu dilatih karena membuat anak lancar, luwes dalam berfikir, mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan mampu melahirkan banyak gagasan.

Di masa perkembangan dan era yang semakin mengglobal serta penuh persaingan ini, setiap individu dituntut untuk mempersiapkan mentalnya agar mampu menghadapi tantangan-tantangan masa depan. Untuk itu kreativitas perlu ditumbuh kembangkan sejak dini, khususnya pada usia sekolah dasar, karena pada usia-usia tersebut berlangsung “periode kritis” di samping “periode puncak” perkembangan kreativitas. Bahwa masa anak usia sekolah adalah tahun-tahun efektif dalam kehidupan manusia untuk mengembangkan kreativitas. Potensi anak seusia itu berada pada masa yang amat penting untuk dirangsang perkembangannya untuk menjamin terpeliharanya kebebasan psikologis. Oleh karena itu, upaya perangsang kreativitas pada usia sekolah sangat penting artinya. Setelah melewati masa kritis, perangsang berbagai aspek perkembangan dan kreativitas akan lebih sulit meski dirangsang dengan rangsang yang sama. Akibatnya anak akan mengalami kerugian.

Gagasan-gagasan baru sebagai buah pemikiran kreatif akan sangat diperlukan untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Bakat kreatif sesungguhnya dimiliki setiap anak, tapi perkembangan kreativitas tergantung pada lingkungan dimana anak berada. Lingkungan yang kondusif yang dapat mengembangkan keativitas anak adalah lingkungan yang memberi keamanan, dan kebebasan psikologis anak, baik kemampuan kognisi, kemampuan afeksi dan kemampuan psikomotoriknya secara bersama-sama. Lingkungan harus memberi kesempatan anak untuk mendapatkan latihan, pengetahuan, pengalaman dan dorongan atau motivasi agar kretaivitas itu dapat terwujud, peranan sektor pendidikan penting dalam menunjang pembangunan. Sektor pendidikan menjadi sumber potensial dalam menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang kreatif. Tapi pada kenyataannya pendidikan di Indonesia lebih banyak menekankan pada cara berfikir konvergen daripada cara berfikir divergen yang potensial kreatif. Selain itu, penyediaan lingkungan yang merangsang berkembangnya kreativitas belum optimal sehingga peserta didik belum sepenuhnya mengaktualisasikan diri lewat kreativitas.

Lingkungan yang diharapkan mampu mewujudkan kreativitas anak adalah keluarga dan sekolah. Sekolah yang diharapkan mampu memberi suasana pendidikan untuk mengembangkan bakat kreatif anak, pada kenyataannya terjebak pada pengoptimalan salah satu aspek saja yaitu dilatih pengetahuan, kemampuan berfikir logis/penalaran dan hafalan, sehingga kreativitas pada masa anak sekolah kurang dikembangkan dalam dunia pendidikan. Bahkan yang sekarang terjadi adalah kondisi orang tua modern dimana mereka menghadapi situasi yang kompetitif dan mereka berupaya agar anak-anak mereka bisa unggul dengan persiapan sejak dini.

Akibatnya para orang tua lebih memperhatikan pekembangan otak. Begitu anak-anak mulai bisa bicara dan berinteraksi dengan lingkungan, banyak orang tua yang berlomba-lomba memasukkan anaknya untuk ikut program dwi bahasa, aritmatika, sempoa dan berbagai aktivitas lain yang berkaitan dengan akademik. Hal ini disebabkan oleh konsep orang tua tentang anak yang pandai, dimana orang tua menganggap anak yang pandai adalah anak yang dapat menguasai akademis dan akhirnya mendapat nilai akademis yang bagus. Terkadang tak segan-segan pula orang tua mengeluarkan biaya lebih untuk dapat mengikutkan anaknya dalam pelajaran tambahan dengan harapan dapat menunjang nilai akademisnya. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Kathy Hirsh-Pasek tentang anak yang di didik dengan lebih mengedepankan akademis daripada menekankan bermain dan eksplorasi, anak tersebut tidak memiliki kelebihan akademik jangka pendek apalagi jangka panjang. Yang terjadi adalah anak terlihat lebih gelisah dan kurang kreatif. Hal ini disebabkan karena mereka ditekan untuk mengingat berbagai hal. Sehingga anakanak malah menjadi korban dan menjadi pihak yang kalah karena belajar secara akademik dipaksakan sebelum mereka siap.

Anak-anak dimasa sekolahnya dulu sudah dikondisikan untuk mengeluarkan daya kreativitasnya seperti melalui mata pelajaran kesenian atau prakarya dengan membuat beberapa perhiasan, barang cendera mata, atau peralatan rumah tangga dari barang-barang yang ada di lingkungan rumah dan sekolah. Tapi sekarang situasi di sekolah tidak memunginkan anak untuk kreatif. Suatu penelitian di Jakarta menunjukkan kondisi bahwa sekolah sekarang kurang menghargai perkembangan inisiatif, kemandirian dan kebebasan yang erat hubungannya dengan pengembangan kreativitas dan lebih mementingakan disiplin dan kepatuhan.

Banyak siswa cenderung kurang bisa mengembangkan kreativitasnya dalam kelas. Siswa kurang mampu untuk menciptakan ide-ide baru dan mereka cenderung meniru hasil karya dari temannya. Hal ini dikarenakan sistem pendidikan yang senantiasa bergantung pada pendidik. Pendidikan kitalah yang telah membunuh kapasitas kreatif anak-anak kita. Padahal tidak dapat dipungkiri bahwa kreativitas itu penting untuk pemenuhan kebutuhan dari aspek manapun. Jaman sekarang ada bermacam-macam tantangan baik di bidang ekonomi, politik, lingkungan, kesehatan maupun dalam bidang budaya dan sosial yang harus dihadapi. Semakin tinggi persaingan dengan segala problem yang ada, maka semakin diperlukan tenaga ahli pilihan yang cakap, terampil dan cekatan. Salah satu cara untuk menghadapi berbagai macam tantangan dan persaingan tersebut, individu diharapkan memiliki suatu yang dapat dikembangkan, dikenali, dan dipupuk yaitu kreativitas. Orang yang tidak kreatif, kehidupannya statis dan sulit meraih keberhasilan. Di zaman yang sudah mengglobal dan penuh persaingan keras seperti sekarang ini, dibutuhkan kreativitas yang sangat tinggi.

B. Konsep Seni
1. Pengetian Seni
Kata seni adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata "sani" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Mungkin saya memaknainya dengan keberangkatan orang/ seniaman saat akan membuat karya seni, namun menurut kajian ilimu di eropa mengatakan "ART" (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan. Namun kita tidaka usah mempersoalkan makna ini, karena kenyataannya kalu kita memperdebatkan makna yang seperti ini akan semakain memperkeruh suasana kesenian, biarlah orang memilih yang mana terserah mereka.
Seni adalah proses yang sengaja mengatur unsur-unsur dalam suatu cara yang menarik indra atau emosi. Ini mencakup berbagai macam kegiatan manusia, ciptaan, dan cara berekspresi, termasuk musik, sastra, film, patung, dan lukisan. Makna seni ini dibahas dalam cabang filsafat yang dikenal sebagai estetika.

2. Sifat Seni Secara Umum
Seni memiliki sifat dasar kreatif, individual, perasaan, abadi, dan universal. Pengertian kreatif adalah kemampuan seseorang untuk mengubah sesuatu yang ada menjadi baru dan orisinil. Contoh: Batu yang diubah menjadi patung, tanah liat dapat menjadi keramik, suara diubah menjadi musik, gerakan menjadi sebuah tarian, dll. Sifat individual adalah bahwa suatu karya seni memiliki ciri perseorangan dari penciptanya. Lagu-lagu yang diciptakan Ebit G. Ade, sangat berbeda dengan lagu-lagu Rhoma Irama, Titik Puspa, atau pun yang lainnya. Atau lukisan Afandi sangat berbeda dengan lukisan-lukisan Basuki Abdullah, Raden Saleh, Popo Iskandar, Piccaso, Van Googh, maupum pelukis lainnya. Ciri khas pribadi inilah yang merupakan identitas dari karya mereka.Seni memiliki sifat perasaan, pengertiannya dalam membuat karya seni selalu melibatkan emosi dan jiwa.

Oleh sebab itu, untuk dapat menikmati sebuah karya harus menggunakan kepekaan perasaan yang paling dalam. Sebuah lagu yang diciptakan melalui perasaan seorang seniman, kemudian dibawakan seorang penyanyi yang menjiwai isi lagu itu. Tampil dalam suara dan penampilan yang seirama, maka para pendengar lagu itu akan tergugah hatinya. Semua itu jika ada kesungguhan dalam menggunakan indera rasa seperti yang dilakukan pencipta dan penyanyinya. Seni memiliki sifat abadi atau keabadian. Sesungguhnya semua pembuatan manusia memiliki sifat demikian, yaitu perbuatan baik atau tercela yang sudah dilakukan tidak dapat dibatalkan. Seseorang yang telah berjasa kepada kita, sosoknya akan selalu melekat sampai akhir hayat, walau pun mungkin bendanya sudah hilang ditelan masa. Jika membuat karya seni memiliki tujuan estetik atau keindahan, hendaknya orang yang menikmatinya turut berlatih juga untuk berbuat sesuatu yang indah dan terpuji.

Maka layaklah seorang seniman mendapat penghargaan ketika ada anak yang berbuat sesuatu kebaikan jika terpengaruh (menangkap amanat) cerita film, novel, syair lagu, dll. Tetapi sebaliknya, siapa yang bersalah jika kelakuan tidak baik diakibatkan oleh pengaruh cerita film atau buku-buku yang tidak mendidik? Seni bersifat universal, artinya seni tidak mengenal batasan waktu, bangsa, bahasa, dll. Sebagai contoh, semua orang yang berlainan bahasa akan tertawa terbahak-bahak ketika melihat tingkah laku badut sirkus yang sangat lucu. Atau seorang yang melihat gambar karikatur akan tersenyum tanpa mengetahui siapa pembuatnya.

C. Konsep Seni Rupa
1. Pengetian Seni Rupa
Seni rupa adalah salah satu cabang kesenian,seni rupa merupakan ungkapan gagasan dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan median dan penataan elemen serta prinsip-prinsip desain.
2. Seni rupa dapat berfungsi sebagai :
a. media ekspresi
b. media ekspresi
c. media komunikasi
d. media pengembangan bakat
e. media pendidikan
3. Aspek seni rupa :
a. Aspek grahita
b. Aspek Garapan
c. Aspek Tata
4. Jenis Karya Seni Rupa
a. Karya rupa murni yakni karya seni rupa yang sengaja diciptakan sebagai sarana ekspresi komunikasi,rekreasi dan terapi.Karya seni rupa murni ini dapat berupa dwimarta ataupun trimatra.
b. Karya seni rupa terapan yang sengaja dicipta untuk tujuan fungsional.Karya seni rupa ini pun mencakup 2 macam yakni dwimarta dan trimarta

D. Konsep Pendidikan Seni
Pendidikan seni merupakan saran untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktivitas permainan. Melalui permainan, kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Melalui permainan dalam pendidikan seni anak memiliki keleluasaan untuk mengembangkan kreativitasnya. Beberapa aspek penting yang perlu mendapat perhatian dalam pendidikan seni antara lain kesungguhan, kepekaan, daya produksi, kesadaran berkelompok, dan daya cipta.
Pendidikan seni adalah segala usaha untuk meningkatkan kemampuan kreatif ekspresif anak didik dalam mewujudkan kegiatan artistiknya berdasrkan aturan-aturan estetika tertentu. selain itu, pendidikan seni di SD bertujuan menciptakan cipta rasa keindahan dan kemampuan mengolah menghargai seni. Jadi melalui seni, kemampuan cipta, rasa dan karsa anak di olah dan dikembangkan.
Selain mengolah cipta, rasa dan karsa seperti yang diterapkan di atas, pendidikan seni merupakan mengolah berbagai ketrampilan berpikir. Hal tersebut meliputi ketrampilan kreatif, inovatif, dan kritis. Ketrampilan ini di olah melalui cara belajar induktif dan deduktif secara seimbang. Dunia anak adalah dunia bermain. Salah satu fungsi seni adalah sebagai media bermain. Oleh sebab itu, aktivitas berolah seni dapat dikembangkan melalui bermain. Melalui bermain kemampuan mencipta atau berkarya, bercita rasa estetis dan berapresiasi seni diperoleh secara menyenangkan. Melalui kondisi yang menyenangkan seperti ini, anak akan mengulang setiap aktivitas belajarnya secara mandiri dan akan menjadi kebiasaan dan keinginan terhadap seni.

E. Konsep Pendidikan Seni Rupa SD
Pendidikan Seni Rupa sesungguhnya merupakan istilah yang relatif baru digunakan dalam dunia persekolahan. Pada mulanya digunakan istilah menggambar. Penggunaan istilah pengajaran menggambar ini berlangsung cukup lama hingga kemudian diganti dengan istilah Pendidikan Seni rupa.Materi pelajaran yang diberikan tidak hanya menggambar tetapi juga beragam bidang seni rupa yang lain seperti mematung, mencetak, menempel dan juga apresiasi seni. Tujuan pengajaran menggambar di sekolah adalah untuk menjadikan anak pintar menggambar melalui latihan koordinasi mata dan tangan.

Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan, melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Pendidikan Seni Rupa adalah mengembangkan keterampilan menggambar, menanamkan kesadaran budaya lokal, mengembangkan kemampuan apreasiasi seni rupa, menyediakan kesempatan mengaktualisasikan diri, mengembangkan penguasaan disiplin ilmu

Seni Rupa, dan mempromosikan gagasan multikultural. Jenis karya rupa antara lain :
1. Menggambar/Melukis
Kegiatan menggambar/melukis di SD dapat diterapkan dalam berbagai cara dari mulai pembuatan shet,pengembangan shet,menjadikan karya karya lukis atau gambar ,menggambar dengan skema,memindahkan gambar denagan bantuan kisi-kisi,dan menggambar ekspresi dengan cara memberikan gambaran kepada siswa bagaimana seorang maestro menggarap karya mereka dari awal sampai akhir.

Membentuk Teknik membentuk sangat beraneka ragam,diantaranya :
a. Disambungkan Membutsir
Membutsir adalah membuat karya tiga dimensi dari bahan yang lunak dengan cara diremas-remas dengan tangan pada saat tanah masih dalam keadaan lembek. Bahan yang biasa digunakan adalah tanah dan plastisin.Selain membutsir dengan tangan yang diremas-remaskan tetapi sering juga menggunakan alat yang disebut sudip.

b. Memahat
Membentuk dengan jalan membuang bahan yang tidak dipergunakan dengan cara memahat.Setiap bahan ada peringkat pahat yang khusus .Media yang dapat dipakai antara lain kayu,batu es,dsb.Karya yang dibuat dari bahan yang disambung-sambung.

c. Cor (Menuang)
Proses menuang menggunakan bahan cair yang dituangkan pada alat acuan yang berbentuk cetakan.Setelah menjadi keras dikeluarkan dari acuan/cetakan.Bahan cair ini dibuat dari semen,plastic ,karet dan gips.

d. Merakit
Membuat karya dengan cara menyambung-nyambung beberapa bagian atau potongan bahan.Caranya disebut merakit,hasilnya disebut rakitan.Potongan bahan disambungkan dengan cara dilas,dipatri,disekrup atau dengan cara yang lain.

2. Mencetak
Mencetak adalah proses memperbanyak suatu gambar atau naskah dengan menggunakan teknik tertentu diantaranya cetak datar,cetak tinggi,cetak dalam,cetak saring,cetak copy,dan cetak dengan pintu out.

3. 3M (Menggunting,Menempel,Melipat)
Karya rupa 3M ini merupakan proses manipulasi lembaran kertas menjadi suatu bentuk tiga dimensi. Di Jepang teknik seperti ini disebut teknik origami.

F. Metode Pembelajaran Seni Rupa di SD
1. Strategi Penataan
Strategi penataan berkaitan dengan rancangan menata urutan materi pembelajaran dari yang mudah ke yang sulit, dari konkrit ke abstrak.
2. Strategi penyampaian
Strategi penyampaian berkaitan dengan media pembelajaran atau alat bantu pembelajaran untuk menyampaikan materi yang telah dikemas.
3. Stategi pengelolaan
Strategi pengelolaan berkaitan dengan kegiatan pengelolaan kelas selama pembelajaran dilaksanakan.

G. Model Pembelajaran Seni Rupa
1.Model Terkait
Model terkait adalah model pembelajaran terpadu yang paling sederhana karena menekankan pada hubungan secara eksplisit tentang konsep atau prinsip,atau pokok bahasan atau ketrampilan atau tugas,atau sikap dalam suatu bidang studi.Pada pembelajaran SR-KT terpadu keterkaitan dalam substansial material seni.Model terkait dalam SR-KT terpadu dapat dimodifikasikan berdasarkan jenis matra substansial seni.Urutan keterkaitan dan besr bobot materi masing-masing substansial materi yang terkait.
Keunggulan Model Terkait :
a. Paling sederhana sehingga paling mudah di rancang dan dilaksanakan
b. Terjadi interalisasi karena adanya pengembangan konsep-konsep inti secara terus-menerus
c. Memudahkan proses transfer gagasan-gagasan dalam pemecahan masalah.
d. Siswa lebih mudah dalam mendapatkan gambaran-gambaran mengenai suatu ketrampilan tertentu.

Kelemahan Model Terkait :
Pada intinya adalah mengaitkan antara prinsip,konsep ketrampilan dan tugas atau sikap pada suatu bidang kajian tertentu.Hal ini menyebabkan SR-KT tetap terpisah dan keterpaduan tidak Nampak walaupun hubungan telah dirancang secara eksplisit dalam suatu disiplin mata kajian. Fokus pembelajaran masih bersifat sempit karena usaha-usaha untuk memadukan gagasan-gagasan dalam suatu bidang studi dapat membatasi usaha mengembangkan hubungan yang lebih menyeluruh dengan bidang studi lain.

2. Model Terjala
Merupakan pembelajaran terpadu yang meggunakan pendekatan tematik. Model ini menekankan hubungan antara dua atau lebih mata pelajaran melalui tema. Pada pembelajaran senirupa terpadu, model terjala ini dapat memadukan secara intra bidang studi (seni music, tari) dan inter bidang studi (senirupa, music, tari, matematika, ips, ipa dll).
Keunggulan:
a. Melalui pendekatan tematik, pembelajaran terpadu model ini memiliki kekuaatn komprehensif yang tinggi.
b. Membangun motivasi siswa melalui kegiatan pemilihan dan pengembangan tema
c. Meningkatkan kemampuan wawasan guru tentang suatu konsep secara komprehensif
Kelemahan :
a. Membutuhkan waktu yang lama dalam merancang pembelajaran
b. Ketrampilan seni rupa yang diperoleh siswa kurang optimal
c. Guru memerlukan kemampuan mengevaluasi proses dan produk pembelajaran agar perencanaan dan pelaksanaan pembalajaran dapat tercapai secara optimal

3. Model Terpadu
Model terpadu merupakan pembelahjaran terpadu yang menggunakan tema yang diangkat dari adanya tumpang tindih tentang konsep ketrampilan dan sikap dalam kurikulum yang berlaku dari berbagai mata pelajaran atau mata kajian.
Keunggulan :
a. Mampu membangun motivasi siswa
b. Mampu mengembangkan aspek sikap pada dampak pengiring dalam pembelajaran
c. Menghemat waktu
d. Memiliki kekuatan komprehensif yang tinggi
Kelemahan :
a. Membutuhkan kurikulum yang mengacu pada keterpaduan serta kebijakan-kebijakan pendukung dalam system evaluasi pembelajaran
b. Membutuhkan waktu, tenaga dan pikiran dalam merancang model pembelajaran terpadu
c. Model terpadu merupakan pembelajaran terpadu yang paling rumit.

H. Pendekatan Pembelajaran Seni Rupa
Pembelajaran Pendidikan Seni dilaksanakan baik dengan pendekatan terpisah dan terpadu. Pendekatan terpisah ialah melaksanakan pembelajaran setiap bidang seni, sesuai dengan ciri-ciri khusus dan kesatuan substansi masing-masing. Pendekatan terpadu ialah melaksanakan pembelajaran yang memadukan bidang-bidang seni dalam bentuk seni pertunjukan, seni multimedia, atau kolaborasi seni. Pembelajaran Pendidikan Seni secara terpadu meliputi pembelajaran apresiatif dan produktif.

Pembelajaran apresiatif secara terpadu dilaksanakan dengan kegiatan apresiasi terhadap karya seni yang merupakan perpaduan antara dua atau lebih bidang seni, baik secara langsung maupun melalui media audio-visual, misalnya pertunjukan musik, tari, teater, atau film. Pembelajaran produktif secara terpadu dilaksanakan dengan kegiatan berkarya dan penyajian seni yang melibatkan dua atau lebih bidang seni, misalnya dalam bentuk seni pertunjukan atau kolaborasi antar bidang seni.

Alternatif pelaksanaan mata pelajaran Pendidikan Seni sebagai berikut. Sekolah yang memiliki lebih dari satu guru bidang seni, masing-masing guru memberikan pembelajaran seni sesuai dengan bidangnya secara terpisah. Siswa memilih salah satu bidang seni sesuai dengan minatnya. Pembelajaan secara terpadu dilaksanakan dengan kerja sama antara guru-guru bidang seni yang bersangkutan. Sekolah yang hanya memiliki guru salah satu bidang seni, guru tersebut melaksanakan pembelajaran seni sesuai dengan bidangnya, tetapi sedapat mungkin juga melaksanakan pembelajaran seni secara terpadu, sesuai dengan kemampuannya.
Materi pokok yang bersifat teoritik tidak diberikan secara terpisah, tetapi secara integratif dengan materi kegiatan apresiasi seni, berkarya seni, kritik seni, dan penyajian seni. Pembelajaran yang bersifat praktek (berkarya) lebih berorientasi pada proses dari pada hasil, sehingga lebih menekankan usaha membentuk dan mengungkapkan gagasan kreatif dari pada kualitas komposisi yang dihasilkan.

Dalam pembelajaran Pendidikan Seni, pengembangan sikap memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan, dan pengetahuan. Untuk menunjang pembelajaran materi yang mengarah pada penguasaan keahlian profesional, termasuk menggambar dengan mistar (menggambar konstruksi), perlu ditunjang dengan program ekstrakurikuler, sesuai dengan bakat dan minat siswa.

1. Kesimpulan
Kata seni adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata "sani" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa".

Sifat Seni Secara Umum, Seni memiliki sifat dasar kreatif, individual, perasaan, abadi, dan universal. Pengertian kreatif adalah kemampuan seseorang untuk mengubah sesuatu yang ada menjadi baru dan orisinil. Contoh: Batu yang diubah menjadi patung, tanah liat dapat menjadi keramik, suara diubah menjadi musik, gerakan menjadi sebuah tarian, dll. Sifat individual adalah bahwa suatu karya seni memiliki ciri perseorangan dari penciptanya. Seni rupa adalah salah satu cabang kesenian,seni rupa merupakan ungkapan gagasan dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan median dan penataan elemen serta prinsip-prinsip desain.

2. Saran
Pendidikan seni rupa amatlah penting dalam suatu pembelajaran untuk mengembangkan bakat dan kreativitas anak. Oleh karena itu pendidikan seni rupa perlu ditananmkan pada anak sejak usia dini, agar bakat yang dimiliki anak dapat dikembangkan sesuai dengan minat dan kreativitas yang dimiliki anak.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Blogger Template by Blogcrowds