Sabtu, 29 Januari 2011

SETS dalam IPA

A. Hakekat SETS SETS merupakan singkatan dari Science, Environment, Technology, and Society mengandung makna tertentu. Akronim SETS, bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia akan memiliki kepanjangan Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat. SETS diturunkan dengan landasan filosofis yang mencerminkan kesatuan unsure SETS dengan mengingat urutan unsur-unsur SETS dalam susunan akronim tersebut. Dalam konteks pendidikan SETS atau bervisi SETS, urutan ringkasan SETS membawa pesan bahwa untuk menggunakan sains (S-pertama) ke bentuk teknologi (T) dalam memenuhi kebutuhan masyarakat (S-kedua) diperlukan pemikiran tentang berbagai implikasinya pada lingkungan (E) secara fisik maupun mental. Dari sana, diharapkan akan diperoleh pemikiran penghasilan teknologi dari transformasi sains, tanpa harus merusak atau merugikan lingkungan dan masyarakat. Selanjutnya, kesalingterkaitan antar unsur SETS itu menandai bahwa masing-masing unsur itu saling mempengaruhi dalam proses perkembangannya masing-masing. Selanjutnya landasan filosofis tersebut dipakai sebagai dasar pengembangan model pembelajaran yang bervisi dan berpendekatan SETS.Secara mendasar dengan pengembangan model pembelajaran bervisi dan berpendekatan SETS ini diharapkan peserta didik akan memiliki kemampuan memandang sesuatu secara terintegrasi dengan memperhatikan keempat unsur SETS, sehingga dapat diperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan ini akan mendorong pemanfaatan teknologi dalam upaya memperoleh kehidupan masyarakat dan lingkungan yang lebih baik. Secara tidak langsung, hal ini menggambarkan arah pendidikan SETS yang relatif memiliki kepedulian terhadap lingkungan kehidupan atau sistem kehidupan (manusia) yang memuat juga unsur-unsur SETS selain lingkungan (E). Model pembelajaran yang bervisi dan berpendekatan SETS harus memberikan kepada peserta didik pengetahuan yang sesuai dengan tingkatan pendidikannya. Isi pendidikan SETS perlu dikaitkan dengan target pendidikannya. Hubungan yang tepat antara SETS dalam pembahasannya adalah keterkaitan antara topik bahasan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Ini berarti bahwa bahasan yang berkaitan dengan kehidupan peserta didik harus lebih diutamakan. Visi dan pendekatan SETS sekurang-kurangnya dapat membuka wawasan peserta didik untuk memahami hakikat pendidikan sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat (SETS) secara utuh. Maksudnya ialah bahwa visi dan pendekatan SETS ditujukan untuk membantu peserta didik mengetahui sains dan bagaimana perkembangan sains dapat mempengaruhi lingkungan, teknologi, dan masyarakat secara timbal balik. B. Konsep Pendekatan SETS (Sains Environment Technology and Society) Pendekatan sains-teknologi-masyarakat (SETS = science, environment, technology, society) me¬rupakan salah satu model atau pendekatan untuk menyesuaikan diri terhadap perkembangan sains yang cepat dan menjawab perubahan para¬digma di atas. Pendekatan SETS pada awalnya dikembangkan untuk pembelajaran sains, khususnya sains alam, walaupun dapat dikaji penggunaannya pada pembela¬jaran bidang-bidang lain. Kerangka pembelajaran SETS yang menempatkan tanggung jawab sosial sebagai tujuan utama dalam pembelajaran sains, akhirnya menuntut perubahan tidak hanya pada metode pembelajaran di kelas, tetapi juga perubahan mendasar pada kurikulum. Beberapa negera telah berusaha menempatkan pembelajaran berbasis SETS dalam kurikulum sekolah menengah mereka, seperti Kanada(4) dan Australia, tetapi beberapa laporan menyebutkan bahwa tidaklah mudah untuk akhirnya benar-benar diterapkan di kelas, karena diperlukan pengenal¬an yang intensif kepada guru-guru sekolah menengah. C. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan SETS Tujuan utama pendidikan dengan Pendekatan SETS adalah mempersiapkan peserta didik menjadi wagra negara dan warga masyarakat yang memiliki suatu kemampuan dan kedasaran untuk: 1. menyelidiki, menganalisis, memahami dan menerapkan konsep-konsep/prinsip-prinsip dan proses sain dan teknologi pada situasi nyata. 2. melakukan perubahan. 3. membuat keputusan-keputusan yang tepat dan mendasar tentang isu/masalah-masalah yang sedang dihadapi yang memiliki komponen sain dan teknologi. 4. merencanakan kegiatan-kegiatan baik secara individu maupun kelompok dalam rangka pengambilan tindakan dan pemecahan isu-isu atau masalah-masalah yang sedang dihadapi. 5. bertanggung jawab terhadap pengambilan keputusan dan tindakannya. 6. mempersiapkan peserta didik untuk menggunakan sain bagi pengembangan hidup dan mengikuti perkembangan dunia teknologi. 7. mengajar para peserta didik untuk mengambil tanggung jawab dengan isu-isu lingkungan, teknologi, atau masyarakat. 8. mengidentifikasi pengetahuan fundamental sehingga peserta didik secara tuntas memperoleh kepandaian dengan isu-isu SETS. D. SETS dan Kurikulum Kurikulum Berbasis Kompetensi yang mulai diujicobakan tahun 2004 di jenjang pendidikan dasar dan menengah mengharapkan lulusan pada setiap jenjang pendidikan memiliki kompetensi sesuai dengan standar isi dan kompetensi yang kemudian akan ditetapkan BSNP. Sebagai wahana untuk mewujudkan ESD, model pembelajaran yang bervisi dan pendekatan SETS, perlu menitikberatkan pada : 1. Kajian secara transdisiplin dan holistik berbasis Isu dan kasus domestik atau global tentang keterkaitan sains, teknologi, masyarakat, dan lingkungan dalam konteks pembangunan berkelanjutan. 2. Penumbuhan nilai, sikap, dan perilaku yang berpihak pada pembangunan berkelanjutan. 3. Belajar aktif, kooperatif, dan praktikal (hands-on) sehingga pembelajaran menyenangkan dan mengembangkan multi-kecerdasan peserta didik secara keseluruhan. 4. Kesesuaian kedalaman dan keluasan materi pelajaran dengan tingkat perkembangan kognitf, sosial dan fisik peserta didik. 5. Penilaian performasi peserta didik secara menyeluruh alih-alih hanya dimensi kognitif saja. Kelebihan model pembelajaran yang bervisi dan pendekatan SETS : 1. memberi peluang pada peserta didik untuk memperoleh pengetahuan sekaligus kemampuan berpikir dan bertindak berdasarkan hasil analisis dan sintesis yang bersifat komprehensif dengan memperhitungkan aspek sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat sebagai satu kesatuan tak terpisah. 2. memberi wadah secara mencukupi kepada para pendidik dan peserta didik untuk menuangkan kemampuan berkreasi dan berinovasi di bidang minatnya dengan landasan SETS secara kuat. 3. memberi kesempatan pendidik dan peserta didik untuk mengaktualisasikan diri dengan keistimewaan atau kelebihan SETS. Implikasi terkait dengan penerapan model pembelajaran bervisi dan berpendekatan SETS adalah: 1. Diperlukan penurunan silabus mata pelajaran berdasarkan standar isi dan kompetensi yang bervisi dan berpendekatan SETS. 2. Diperlukan pengembangan perencanaan pembelajaran subjeknya yang bervisi dan berpendekatan SETS. 3. Diperlukan pengembangan atau penyediaan bahan pembelajaran yang bervisi dan berpendekatan SETS. 4. Diperlukan pengembangan instrumen evaluasi bervisi dan berpendekatan SETS untuk pembelajaran topik pada subyek yang diperkenalkan. E. SETS dan Pembelajaran Dalam proses pembelajaran bervisi dan berpendekatan SETS, terdapat sejumlah cirri atau karakteristik yang perlu dipahami di dalam penerapan pembelajaran, sesuai dengan fokus pembelajarannya pada saat itu. Dalam hal penerapan pada pembelajaran sains ciri-ciri tersebut di antaranya adalah: 1. Tetap memberi pengajaran dan pembelajaran sains 2. Peserta didik dibawa kedalam situasi yang memanfaatkan konsep sains kedalam bentuk teknologi untuk kepentingan masyarakat. 3. Peserta didik diminta untuk berpikir tentang berbagai kemungkinan akibat yang terjadi dalam proses pentransferan sains tersebut ke bentuk teknologi. 4. Peserta didik diminta untuk menjelaskan keterkaitan antara unsur sains dengan unsur-unsur lain dalam SETS yang mempengaruhi berbagai keterkaitan antar unsure tersebut. 5. Peserta didik dibawa untuk mempertimbangkan manfaat atau kerugian penggunaan konsep sains tersebut bila diubah dalam bentuk teknologi yang bersesuaian. 6. Peserta didik dapat diajak berpikir, misalnya tentang pengaruh lingkungan atau masyarakat terhadap pengembangan sains maupun teknologi tertentu, yang masih berkaitan dengan konsep sains yang dibelajarkan. 7. Dalam konteks konstruktivisme, peserta didik dapat diajak mendiskusikan SETS dari berbagai macam arah dandari berbagai macam titik awal tergantung pengetahuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik bersangkutan. F. Keterkaitan Antar Unsur SETS Implementasi model pembelajaran dengan menggunakan visi dan pendekatan SETS, menuntun peserta didik untuk mengaitkan konsep sains dengan unsur lain dalam SETS. Cara ini memungkinkan peserta didik memperoleh gambaran lebih jelas tentang keterkaitan konsep tersebut dengan unsur lain dalam SETS, baik dalam bentuk kelebihan ataupun kekurangannya. G. Landasan Empiris Pedoman penyusunan model pembelajaran bervisi dan berpendekatan SETS diharapkan dapat menjawab kebutuhan satuan pendidikan untuk mengembangkan pribadi dan tingkat kecerdasan peserta didik sesuai dengan minat dan bakatnya hingga tumbuh menjadi pribadi mandiri. Selain kebutuhan satuan pendidikan, pedoman ini juga diharapkan dapat menjawab kebutuhan peserta didik untuk memenuhi standar kualifikasi yang diharapkan sesuai dengan standar pendidikan nasional dengan cara yang menyenangkan. Keduanya bermuara pada ketersediaan bantuan teknis yang mencukupi serta keberadaan dokumen-dokumen model pembelajaran bervisi dan berpendekatan SETS yang dapat digunakan oleh satuan pendidikan sesuai kebutuhan peserta didik.

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Blogger Template by Blogcrowds