Sabtu, 29 Januari 2011

Upaya Peningkatan Hasil belajar IPS di SD melalui pendekatan INKUIRI

Oleh : Husnia Aisyah ABSTRAK Menurut pandangan konstruktivisme, dalam proses pembelajaran guru harus memfasilitasi peserta didik untuk membangun sendiri konsep-konsep baru berdasar konsep lama yang telah dimiliki. Pembangunan konsep baru itu tidak terjadi di ruang hampa, melainkan dalam konteks sosial, di mana mereka dapat berinteraksi dengan orang lain untuk merestrukturisasi ide-idenya. Dengan demikian konsep lama yang sudah sesuai dengan konsep ilmiah sangat penting artinya bagi penanaman konsep-konsep baru yang akan dilakukan dalam pembelaran Inkuiri-dicavery-problem solving adalah istilah-istilah yang sesungguhnya mengandung arti yang sejiwa, yaitu istilah yang menunjukkan kegiatan atau cara belajar yang bersifat mencari secara logis, kritis, analitis menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan. Selanjutnya Sund menyatakan bahwa discovery adalah proses mental di mana siswa mengasimilasikan sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut, misalnya, mengamati, mengklasifikasi, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan. Sedangkan inkuiri dibentuk meliputi discovery, dengan perkataan lain inkuiri adalah perluasan proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Artinya proses inkuiri mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya. Misalnya merumuskan masalah, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan mengalisis data, dan menarik kesimpulan. Pengajaran IPS yang bermaterikan masalah-masalah sosial, memerlukan penerapan atau penggunaan pendekatan/metode yang mampu melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu pendekatan yang memenuhi tuntutan tersebut adalah inkuiri, yaitu suatu pendekatan yang bersifat student centered. Hasil belajar IPS sangat ditentukan oleh metode pembelajaran dan motivasi belajar siswa, metode inkuiri lebih unggul dibandingkan dengan metode ceramah dalam hal meningkatkan hasil belajar siswa, serta motivasi belajar sangat menentukan hasil belajar siswa. Apabila motivasi belajar tinggi maka hasil belajar pun tinggi pula. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kelompok siswa dengan skor Motivasi belajar yang tinggi maka hasil belajar IPS tinggi pula. Sehingga terdapat interaksi pengaruh antara motivasi belajar dan metode inkuiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri tepat sebagai metode pembelajaran siswa dengan motivasi belajar tinggi. Jadi pembelajaran IPS dengan menggunakan metode inkuiri lebih efektif digunakan untuk siswa dengan motivasi belajar tinggi.Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi maka peningkatan mutu pendidikan perlu mendapat perhatian yang lebih serius dan seksama. Oleh karena itu, berbagai usaha telah diupayakan untuk meningkatan kualitas pendidikan. PENDAHULUAN IPS sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya disamping aspek nilai dan moral, banyak memuat materi sosial dan bersifat hapalan sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima siswa sebatas produk hapalan. Sifat materi pelajaran IPS tersebut membawa konsekuensi terhadap proses belajar mengajar yang di dominasi oleh metode ceramah sedangkah siswa kurang aktif terlibat atau cenderung pasif padahal, dalam proses belajar mengajar keterlibatan siswa harus secara totalitas artinya melibatkan pikiran pengelihatan, pendengaran dan psikomotor. Pendekatan inkuiri (inquiry), sebenarnya sudah dikenal sejak lama, dan sudah digunakan dalam proses pembelajaran. Hanya penggunaannya relatif masih jarang, dan bahkan sering diabaikan. Pada umumnya guru-guru IPS lebih banyak menggunakan metode yang bersifat instructor centered, dimana guru sebagai penentu utama jalannya proses pembelajaran, sedangkan siswa sebagai pihak penerima belaka. Pengajaran IPS yang bermaterikan masalah-masalah sosial, memerlukan penerapan/penggunaan pendekatan/metode yang mampu melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu pendekatan yang memenuhi tuntutan tersebut adalah inkuiri, yaitu suatu pendekatan yang bersifat student centered. Hal yang terpenting dalam inkuiri adalah siswa mencari sesuatu sampai tingkatan “yakin” (belief-percaya). Tingkatan ini dicapai melalui dukungan fakta, analisis, interpretasi, dan pembuktiannya. Bahkan lebih dari itu dalam inkuiri akan dicapai tingkat pencarian alternative pemecacahan masalah tersebut. Dengan inkuiri siswa akan dilibatkan melakukan penyelidikan terhadap faktor-faktor yang belum pernah dilakukan, dan ini akan memberi motivasi yang tinggi. Pada inkuiri, proses adalah merupakan produk dari belajar, dan di dalam proses tersebut kurang diperhatikan terhadap “kebenaran” jawaban, sebab kesimpulan yang mereka buat adalah kesimpulan tentatif dalam arti dengan data yang digunakan pada saat itu. Pendekatan inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mengembangkan potensi intelektualnya dalam jalinan kegiatan yang disusunnya sendiri untuk menemukan sesuatu. Siswa didorong untuk bertindak aktif mencari jawaban atas masalah-masalah yang dihadapinya dan menarik kesimpulan sendiri melalui proses berpikir ilmiah yang kritis, logis, dan sistematis. Siswa tidak lagi bersifat dan bersikap pasif, menerima dan menghafal pelajaran yang diberikan oleh gurunya. 

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan bahasan masalah, dapat dirumuskan masalah yaitu : Apakah dengan penerapan model pendekatan inkuiri dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas pada pembelajaran IPS.

C. KAJIAN TEORI
Pembelajaran IPS Pembelajaran diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengkondisikan seseorang belajar. Dengan demikian pembelajaran lebih memfokuskan diri agar peserta didik dapat belajar secara optimal melalui berbagai kegiatan edukatif yang dilakukan pendidik. Oemar Hamalik menyebutkan pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang sating mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. (dalam Din Wahyudin, 2007: 3.30).
 Istilah Ilmu Pengatahuan (IPS) yang resmi mulai digunakan di Indonesia sejak tahun 1975 adalah istilah Indonesia untuk pengertian social studies tekanan yang dipelajari IPS berkenaan dengan gejala dan masalah kehidupan masyarakat bukan teori keilmuan melainkan pada kenyataan kehidupan kemasyarakatan. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengna meninjau dari berbagai aspek kehidupan dan perpaduan. (Ischak : 2003:1.36) Menurut Bruce (dalam Ischak, 2003 : 4.59), IPS memiliki tiga tujuan yaitu : 
1. Pendidikan kemanusiaan (Humanistic Education) yaitu membantu siswa memahami pengalamannya dan menemukan arti kehidupan. 
2. Pendidikan kewarganegaraan (Citizenship Education) yaitu siswa ikut berpartisipasi secara efektif dalam dinamika kehidupan masyarakat dengan penuh kesadaran sebagai warga Negara. 
3. Pendidikan intelektual (Intelektual Education) siswa mampu menganalisis dan memecahkan masalah dengan menggunakan ilmu sosial sebagai alat. 
Menurut Kurikulum Dasar 1994 esensi tujuan pengajaran IPS di SD adalah pengembangan kemampuan dan sikap rasional yang bermuara pada pembentukan individu sebagai aktor sosial yang cerdas. Aktor sosial yang cerdas tidak lain dari anggota masyarakat yang matang secara rasional dan secara emosional atau cerdas secara rasional dan emosional. 
Pengertian Metode Belajar Kata metode berasal dari bahasa Yunani “Methodos” yang berarti cara atau cara yang ditempuh. Menurut Winarno Surakhmad, metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan (1976:74). Sedangkan pengertian pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehann ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan kepada peserta didik.
Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Jadi metode pembelajaran merupakan prosedur, langkah-langkah, dan cara yang digunakan pendidik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Di dalam proses belajar mengajar diperlukan suatu metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Metode pembelajaran seharusnya tepat guna, maksudnya adalah metode itu mampu memfungsikan si anak didik untuk belajar sendiri, sesuai dengan student active learning (SAL).
Metode Inkuiri Metode inkuiri juga disebut sebagai metode penemuan. Merupakan metode yang relatif baru yang diperkenalkan kepada guru-guru bersamaan dengan meluasnya CBSA (cara belajar siswa aktif). Metode inkuiri (penemuan) adalah cara penyajian pelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru.
Metode penemuan memungkinkan para peserta didik menemukan sendiri informasi-informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya. Metode inkuiri ini dapat dirancang penggunaannya oleh guru menurut kemampuan atau menurut tingkat perkembangan intelektual peserta didik. Inkuiri, discovery, dan problem solving,pengertiannya sejiwa, yaitu istilah yang menunjukkan suatu kegiatan atau cara belajar yang bersifat mencari logis-kritis- analisis menuju kesimpulan yang meyakinkan.
Berdasar kadar inkuirinya dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
• free inqury Siswa memiliki kebebasan penuh dalam menetapkan tujuan, isi, dan cara belajar. Fungsi guru hanya mengawasi pelaksanaannya
• modified free inquiry Siswa tidak lagi bebas sepenuhnya, karena dalam beberapa hal siswa mendapatkan pengarahan dan pengawasan guru
• guided inquiry Kebebasan siswa semakin berkurang, dengan kata lain peran guru semakin besar.
a. Peranan Guru dalam Pendekatan Inkuiri
Pada prinsipnya inkuiri adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka peranan guru adalah sebagai pembimbing, stimulator, dan fasilitator. Guru harus membimbing dan membantu siswa untuk mengidentifikasi pertanyaan, dan masalah- masalah, membantu siswa dalam menemukan sumber informasi yang tepat, dan membimbing siswa melakukan penyelidikan. Guru menciptakan suasana yang menjamin kebebasan untuk melakukan eksplorasi, mendorong siswa untuk berani memecahkan buah pikirannya sendiri dengan berbagai cara.
Dalam hal ini guru dapat menempuh cara-cara: bersikap terbuka dalam menerima pendapat, bersedia menerima, memeriksa/menimbang semua usaha yang diajukan siswa, dengan ringan hati memberikan kunci-kunci pemecahan masalah, memberi kesempatan kepada siswa untuk berbuat kreatif dan mandiri, mendorong siswa untuk berani bertukar pendapat, menganalisis pendapat dar tafsiran yang berbeda-beda. Di dalam pembelajaran inkuiri guru berperan sebagai fasilitator: 1. menyiapkan tugas, masalah/problem yang akan dipecahkan oleh siswa 2. memberikan klarifikasi-klarifikasi 3. menyiapkan setting kelas 4. menyiapkan alat-alat dan fasilitas belajar yang diperlukan 5. memberikan kesempatan pelaksanaan 6. sebagai sumber informasi, jika diperlukan oleh siswa 7. membantu siswa agar dapat secara mandiri merumuskan kesimpulan dan implikasi-implikasinya.
Guru sebagai stimulator, berusaha menstimulir siswanya untuk berpikir aktif, dengan cara mengajukan pertanyaan, meminta siswa untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip ke dalam berbagai situasi, mendorong siswa untuk mengolah data dan informasi. Selain itu guru juga harus menghadapkan siswa pada masalah, kontradiksi, implikasi, asumsi tentang nilai dan pertentangan nilai. Kemudian guru mengklarifikasi respon siswa dan menyarankan alternatif penafsiran terhadap data.
Guru tidak menekankan kebenaran jawaban, tetapi membantu siswa menemukan dan mengklasifikasi jawaban yang tepat. Oleh karena itu guru dituntut memiliki keterampilan bertanya sehingga dapat meningkatkan berpikir kritis dan memecahkan masalah. Menurut Kosasi (1978:46), untuk melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri, guru dituntut memiliki ciri-ciri guru inkuiri antara lain:
a. memiliki kemampuan sebagai perencana (planer), baik rencana program pengajaran, pelaksanaan, maupun evaluasi.
b. memiliki kemampuan untuk melaksanakan rencana tersebut dengan sebaik-baiknya menurut keputusan proses pembelajaran serta tujuan instruksionalnya.
c. memiliki kemampuan sebagai penanya yang baik
d. guru mempunyai kemampuan sebagai manajer
e. memiliki kemampuan sebagai pemberi hadiah, dapat berupa pujian sebagai cara untuk memotivasi belajar
f. memiliki kemampuan sebagai penguji kebenaran dari pada suatu sistem nilai.
b. Peranan Siswa dalam Pembelajaran Inkuiri
Di SD Dalam inkuiri siswa sebagai pengambil inisiatif atau prakarsa dalam menentukan sesuatu. Siswa aktif menggunakan cara belajar mereka sendiri, dengan demikian mereka diharapkan mempunyai keberanian untuk mengajukan pertanyaan, merespon masalah, dan berpikir untuk memecahkan masalah atau menemukan jawabannya melalui penyelidikan. Siswa bebas melakukan eksplorasi dan diberi kesempatan untuk melakukan pemilihan alternatif pemecahannya. Oleh karena proses penemuan itu dialami oleh siswa sendiri maka diharapkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat cepat dewasa ini, siswa dalam mendekati masalah atau situasi baru dengan berpikir secara ilmiah pula.
Dengan melalui inkuiri, siswa akan belajar bagaimana belajar. Melalui pembelajaran inkuiri, siswa dapat dikondisikan aktif belajar, ikut menentukan tujuan, isi, dan cara belajar, misalnya siswa aktif mencari dan menemukan informasi, berdiskusi, dan memecahkan masalah. Bahan pelajaran lebih banyak bersifat pemikiran dan penerapan prinsip dan generalisasi agar dapat mengembangkan dinamika dan kreativitas siswa.
Dalam hal ini guru hanya sebagai fasilitator dan motivator. Ditinjau dari segi siswa, dengan inkuiri terjadi proses mental yang tinggi, sebab dengan aktivitas ini siswa mengasimilasi konsep dan prinsip, melakukan self learning activities, dan melatih tanggung jawab sendiri (B. Suryobroto. 1986 :44). Dengan demikian pendekatan inkuiri sebenarnya sangat bermanfaat bagi siswa.
Manfaat tersebut (Mukminan. 2000 :68), antara lain: 1. mengembangkan keterampilan siswa untuk mampu memecahkan permasalahan serta mengambil keputusan secara obyektif dan mandiri, 2. mengembangkan kemampuan berpikir siswa atau meningkatkan potensi intelektualnya, 3. membina pengembangan sikap penasaran (rasa ingin tahu) dan cara berpikir obyektif, mandiri, kritis, logis, dan analitis baik secara individu maupun kelompok, dan 4. meningkatkan kemampuan untuk melacak kembali (heuristik) dari discovery, di mana discovery akan merupakan cara berpikir dan cara hidup dalam menghadapi segala permasalahan kehidupan sehari-hari.
c. Pemanfaatan Sumber Belajar
Seperti halnya metode yang lain, inkuiri juga membutuhkan sumber belajar. Masalahnya bukan sumber belajarnya apa, melainkan bagaimana sumber belajar tersebut dapat dimanfaatkan/digunakan dalam proses pembelajaran. Inkuiri memerlukan data untuk membuat penafsiran, sumber pengajaran tersebut digunakan untuk membuka tabir pertanyaan yang berupa hipotesis. Sebenarnya banyak sekali sumber belajar yang luput dari pengamatan kita atau kita mengetahui sumber-sumber belajar tersebut akan tetapi tidak termanfatkan.
Hal ini disebabkan karena sumber-sumber belajar tersebut tidak terjangkau oleh kemampuan guru, sebagian lagi disebabkan karena guru tidak mempunyai pengetahuan atau keterampilan teknis untuk memanfaatkansumber belajar tersebut. Sumber-sumber belajar yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran inkuiri adalah :
1.Gambar. Sangat bermanfaat untuk membantu siswa untuk memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau informasi, misalnya gambar binatang, alat transportasi, peristiwa-peristiwa penting, dan bermacammacam bentuk pakaian.
2. Model. Anda dapat memanfaatkan boneka dari berbagai suku bangsa dengan pakaian adatnya masing-masing. Boneka yang berpasangan tersebut sangat efektif untuk menjelaskan betapa kayanya ragam budaya kita. Selain itu dapat juga digunakan model alat transportasi tradisional, misalnya delman, sepeda, gerobag.
3. Peta dinding. Dapat digunakan untuk menggali informasi tentang konsep ruang, konsep jarak, perbedaan ketinggian, pola hidup masyarakat dari berbagai daerah yang berbeda.
4. Barang-barang bekas. Dapat digunakan untuk menggali informasi tentang pencemaran, pemanfaatan bahan bekas untuk mencukupi kebutuhan hidup.
5. Slide dan film. Dapat dimanfaatkan untuk menggali informasi tentang suatu peristiwa, permukaan bumi, masalah-masalah sosial, peninggalan kuno, perkembangan suatu wilayah/kota.
6. Bahan cetak (buku-buku teks, dukumen, arsip). Buku teks masih tetap digunakan, mengingat luasnya persoalan yang berkembang selama kegiatan inkuiri
Untuk memanfaatkan sumber belajar ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Guru harus menyadari akan pentingnya sumber belajar. Guru harus mengupayakan agar para siswa dapat belajar efektif dan menyenangkan. Siswa dalam kegiatan belajar tidak hanya mendengarkan tetapi terlibat secara fisik, mental maupun emosionalnya. Oleh karena itu diharapkan hasil belajarnya akan bermanfaat dan bermakna untuk diterapkan/digunakan dalam situasi yang berbeda. Sebagai guru harus kreatif dan selalu mengikuti perkembangan. Guru harus secara terus menerus memberi rangsangan kepada siswa untuk selalu mencari informasi, memecahkan masalah-masalah yang cukup menantang, akan tetapi yang oleh mereka dapat dicapai.
2. Guru harus mengetahui tempat-tempat dan letak sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dan bagaimana prosedur memperolehnya. Untuk sumber belajar yang ada di dalam sekolah, prosedur pemakaian dan pemanfaatannya sesuai dengan peraturan yang berlaku di sekolah. Sumber belajar di luar sekolah diperlukan cara-cara dan prosedur sesuai dengan lembaga atau instansi tempat sumber belajar berada. Sumber belajar yang bersifat alamiah tidak memerlukan persyaratan khusus. Meskipun demikian unsur-unsur keselamatan dan efisiensi penggunaan sumber belajar patut diperhitungkan.
3. Guru harus memiliki keterampilan untuk mengoperasikan sumber belajar. Guru sebaiknya berlatih membaca informasi atau petunjuk-petunjuk pengoperasian sehingga tidak tergantung pada orang lain. Sumber belajar sangat bermanfaat dalam pembelajaran, jika si pemakai dapatmenggunakannya secara tepat.
Adapun manfaat sumber belajar antara lain:
1. Dapat membantu siswa dalam memahami suatu konsep.
2. Dapat mengakrabkan siswa maupun guru dengan lingkungan sekitar.
3. Memungkinkan guru merancang dan melaksanakan program pembelajaran dengan lebih baik.
4. Mendorong penerapan pendekatan pembelajaran secara aktif.
5. Memungkinkan partisipasi masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan.
6. Adanya kerja sama antar guru dapat menumbuhkan kebersamaan, selanjutnya dapat meningkatkan semangat kerja guru.
7. Memungkinkan anak yang cepat belajar untuk melakukan pengayaan, sebaliknya bagi anak yang lambat dimungkinkan menggunakan sumber belajar untuk memperbaiki hasil belajarnya.

D. PEMBAHASAN
Meskipun inkuiri dipandang sebagai pendekatan pembelajaran yang efektif dalam pengajaran IPS, tetapi penggunaannya hendaknya disesuaikan dengan sifat dan tujuan yang hendak dicapai. Artinya tidak semua pengajaran IPS harus di “inkuirikan”. 
Pendekatan inkuiri akan efektif jika pengajaran itu bertujuan mengembangkan kognitif, sebaliknya pendekatan ini kurang cocok jika pengajaran itu bermaksud menyampaikan informasi. Pengertian kognitif yang dibangun melalui pendekatan inkuiri akan tertanam secara mantap dalam pikiran dan proses pencapaiannya itu sendiri akan meninggalkan kesan yang amat berharga bagi pelakunya.
Dengan latihan yang secara teratur, diharapkan pengalaman itu akan menjadi keterampilan yang selanjutnya akan menimbulkan sikap percaya pada diri sendiri setiap kali menghadapi kenyataan atau masalah yang sulit. Nilai instrinsik penggunaaan pendekatan inkuiri adalah orang menjadi tabah, dalam menghadapi suatu masalah, karena ia tahu mencari jalan keluar dengan cara yang sudah biasa ia lakukan. Setiap kali ia menghadapi situasi yang sulit ia akan segera berusaha meneliti, menganalisis data yang bersangkutan dan kemudian menyusun cara mengatasi /memecahkan masalah. Namun demikian jangan menganggap bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri pasti bermakna bagi siswa. 
Sebaliknya pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah hasilnya tidak maksimal dan tidak bermakna bagi siswa. Harus diingat bahwa masing-masing materi mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Agar pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri dapat bermakna, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain.
1. Memerlukan kondisi kelas yang khusus, misalnya guru percaya bahwa siswa-siswanya dapat belajar dan bertindak berdasar kepercayaan pada diri sendiri, suasana bebas artinya siswa dapat berkiprah dengan masalah yang dihadapi, serta dapat menentukan sikap dan pendapatnya sendiri walaupun mungkin salah menurut gurunya.
2. Memerlukan motivasi tinggi. Siswa memerlukan tantangan yang memerlukan pemikiran, menimbulkan keinginan untuk tahu, perlu diadakan “study trip” untuk memperoleh informasi dan pengalaman. Selain itu harus disediakan bacaan yang menarik, serta sumber yang cukup luas yang mewakili berbagai pandangan dan pendapat.
3. Pendekatan inkuiri tidak berdiri sendiri, tetapi keberhasilan pelaksanaannya dibantu oleh metode lain, misalnya role playing, simulasi, dan studi kasus.
Ada 5 tahap dalam pelaksanaan inkuiri yang berangkat dari fakta sampai terjadinya suatu teori.
Tahap pertama, guru memberi permasalahan dan menjelaskan prosedur pelaksanaan inkuiri kepada siswa. Guru harus menjelaskan tentang tujuan dan proses pelaksanaan inkuiri dengan “yes and no questions” Artinya pertanyaan hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga jawabannya hanya “ya” dan “tidak”. Maksudnya adalah agar siswa berpikir lebih teliti, dengan demikian menghindarkan siswa dari beban pemikiran, karena adanya pertanyaanpertanyaan yang terbuka (open-ended) dari guru. Pelaksanaan inkuiri dapat dimulai dengan masalah, ide, atau pikiran yang sederhana, utamanya adalah siswa mendapat pengalaman proses berpikir secara inkuiri.
Tahap kedua, adalah verifikasi, yaitu siswa mengumpulkan data atau informasi tentang peristiwa/masalah yang telah mereka lihat atau alami, dengan mengajukan pertanyaan sedemikian rupa sehingga guru hanya menjawab “ya” atau “tidak”.
Tahap ketiga, adalah melakukan eksperimentasi, siswa mengajukan faktor atau unsur baru ke dalam permasalahan agar dapat melihat apakah peristiwa itu dapat terjadi secara berbeda. Eksperimen mempunyai dua fungsi yaitu eksplorasi dan menguji langsung. Eksplorasi adalah merubah sesuatu untuk melihatapa yang akan terjadi dan tidak perlu bimbingan teori atau hipotesis. Sedangkan menguji langsung, terjadi bila siswa melakukan uji coba teori atau hipotesis. Proses merubah hipotesis kedalam eksperimentasi itu tidak mudah dan perlu latihan atau praktik. Selanjutnya guru harus memperdalam proses inkuiri siswa dengan memperluas jenis-jenis informasi yang diperoleh. Dalam proses verifikasi siswa dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang: benda (objects), sifat (properties), kondisi (conditions), dan peristiwa (events).
Pertanyaan tentang benda, dimaksudkan untuk menentukan sifat alami atau identitas benda. Contoh: Apakah kepadatan penduduk di kota itu karena urbanisasi? Pertanyaan tentang sifat berusaha untuk memverifikasi perilaku sesuatu benda di bawah suatu kondisi tertentu sebagai suatu cara menambah informasi baru untuk membantu menyusun teori. Contoh: Apakah banyak sedikitnya barang akan menentukan harga? Pertanyaan tentang kondisi berhubungan dengan keadaan benda atau sistem yang ada pada saat itu. Contoh: Apakah pembuangan limbah industri dapat menyebabkan pencemaran air di lingkungan sekitar? Pertanyaan tentang peristiwa dimaksudkan untuk memverifikasi kejadian atau keadaan dari suatu peristiwa. Contoh: Apakah kemajuan teknologi mengakibatkan peningkatan kesejahteraan bagi manusia?
Tahap keempat, guru meminta siswa untuk mengorganisir data dan menyusun suatu penjelasan. Artinya data tersebut setelah diorganisir kemudian dideskripsikan sehingga menjadi suatu paparan hasil temuannya.
Tahap kelima, siswa diminta untuk menganalisis proses inkuiri. Dalam hal ini siswa boleh mengevaluasi tentang pertanyaan yang diajukan guru apakah efektif atau tidak, mungkin ada informasi penting tetapi siswa tidak tahu cara memperolehnya sehingga data/ informasi tersebut tidak ditemukan. Analisis dari siswa ini penting karena menjadi dasar pelakasanaan inkuiri berikutnya, artinya guru harus memperbaiki kekurangan-kekurangan atau kesalahan yang telah dilakukan.
Berikut ini secara garis besar dapat dilihat sistematika model inkuiri
1. Tahap satu : - menghadapkan pada permasalahan - menjelaskan prosedur inkuiri - menyampaikan permasalahan yang kontradiksi
2. Tahap kedua : - pengumpulan data dan verifikasi - memverifikasi benda, keadaan, sifat, dan peristiwa
3. Tahap ketiga : - pengumpulan data eksperimentasi - mengisolasi variable yang relevan - menyusun dan menguji hipotesis - hubungan sebab akibat
4. Tahap keempat : - mengorganisir, formulasi, dan penjelasan - menyusun deskripsi atau penjelasan
5. Tahap kelima : - Analisis proses inkuiri - Analisis strategi inkuiri dan mengembangkan proses inkuiri agar lebih efektif


 E. SIMPULAN
Pelaksanaan Pembelajaran IPS di kelas Sekolah Dasar dengan judul Upaya Peningkatan Hasil belajar IPS di SD melalui pendekatan INKUIRI, pada intinya akan membangkitkan motivasi belajar pada siswa di kelas. Teknik pemilihan metode dapat diibaratkan perangkat peralatan bagi seorang guru. Alat mana atau kombinasi alat-alat apa yang akan dipilih hendaknya dipertimbangkan lebih dahulu. 
Metode inkuiri hendaknya dipakai bukan saja sebagai alat bagi pengajar untuk menyajikan bahan pengajaran, tetapi harus berfungsi sebagai alat bantu siswa. Pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Inkuiri akan lebih efektif jika dalam pembelajarannya menitik beratkan pada efektivitas siswa, bukan hanya guru saja. 

 DAFTAR PUSTAKA
Din Wahyudin, Dkk, 2007. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Jakarta
Ischak, 2003. Pendidikan IPS SD. 2003. Jakarta: Universitas Jakarta 
Kosasih Djahiri, Fatimah Ma’mun. ( 1978 / 1979 ). Pengajaran Studi Sosial / IPS (Dasar-Dasar Pengertian, Metodologi, model Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial). Bandung; LPPP – IPS, FKIS –IKIP. 
Mukminan, dkk. 2000. Pendidikan Ilmu Sosial. Yogyakarta : Unversitas Negeri Yogyakarta.
Suryobroto,B. 1986. Mengenal Metode Pengajaran di Sekolah dan pendekatan Baru dalam Proses Belajar mengajar. Yogyakarta : Amarta.
http://www.scribd.com/doc/8772794/METODE-pembelajaran-IPS. tanggal: 2 Januari 2010 http://id.wikipedia.org/wiki/pembelajaran. tanggal: 2 Januari 2010.

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Blogger Template by Blogcrowds